KBM Sekolah Penggerak

Rekan-rekan sejawat, kegiatan belajar mengajar saya bersama siswa seperti biasa saya dokumentasikan di dalam blog saya satunya, bisa dilihat di sini. Di sana berisi tulisan kegiatan dan pendekatan yang saya gunakan ketika berinteraksi bersama peserta didik. Namun saya tidak rutin mengisinya dikarenakan kesibukan yang juga cukup padat ya :). Tetapi sebisa mungkin saya usahakan untuk selalu menulis, entah di blog itu atau di sini atau blog lainnya atau juga dimana-mana… hehe.

Jika ada yang bermanfaat silakan diambil, gratis kok ;-). Saran dan kritik pun dipersilakan.

Perlukah Kita Sekolah?

“Success requires life long learning”

Siapa yang tak mengenal Larry Page, Steve Jobs, Bill Gates? Apa kesamaan diantara mereka? Sukses, terkenal, dan sama-sama DO dari sebuah universitas. Murid-murid saya seringkali menjadikan mereka sebagai alasan untuk tidak perlu belajar. Saya seringkali mendapat pertanyaan anak-anak, seperti untuk apa sih kita sekolah? Banyak kok orang terkenal dan sukses yang DO dari sekolahnya dstnya. Sekolah nggak penting dan lain-lain. Baik, saya mengangguk-angguk mendengarkan 🙂

Sebagai informasi saya tambahkan, Larry Page DO dari S3 Stanford University, Steve Jobs DO dari Reed College, Mark Zuckerberg DO dari Harvard University, Bill Gates DO dari Harvard University. Bill Gates DO dari Harvard karena ia memiliki 2 ambisi. Pertama, ia harus menjadi nomor satu di bidang akademis. Kalau tidak berhasil, maka ia harus menjadi nomor satu di bisnis. Dan ketika nilainya berbeda tipis dengan kawannya, ia banting setir dan memutuskan menekuni dunia bisnis. Saya lampirkan juga ya video Ellon Musk yang ini :). Apakah saya ingin memprovokasi bahwa sekolah tidak perlu? Nah, mari menyimak tulisan ini lebih lanjut. Inilah jawaban saya untuk murid-murid saya.

Coba dicatat, mereka DO dari kampus-kampus ternama. Mereka adalah pembelajar mandiri, yang tanpa sekolah pun mereka haus untuk selalu belajar. Dan coba catat interview dengan Elon Musk, dia bilang, i read a lot. I always talk to smart people. Saya kembalikan lagi pertanyaan ini ke anak-anak, apakah dua hal ini, (membaca dan berdiskusi dengan orang-orang pintar. Berdiskusi ilmu pengetahuan tentu saja ya) sudah menjadi kebiasaan dan hal yang kalian sukai? Coba baca biografi tokoh-tokoh sukses ini agar kita tahu latar belakang mereka DO dari kampus. Karena, kalau hanya sepotong informasi yang kita peroleh maka kita bisa salah menafsirkan dan itu bisa berbahaya dan merugikan diri sendiri. Selalu lah mencerna informasi yang kamu peroleh, ini termasuk melatih keterampilan berpikir kritis loh.

Mari kita perhatikan grafik Distribusi Normal.

sumber: https://towardsdatascience.com/understanding-the-68-95-99-7-rule-for-a-normal-distribution-b7b7cbf760c2

Elon Musk, Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan tokoh sukses lainnya adalah mereka yang berada di area hijau (sisi kanan). Orang-orang di area warna hijau ini kalau harus duduk di sekolah barangkali malah membuat masalah karena energi dan antusiasme mereka untuk belajar tak terpuaskan. Mereka akan lebih sukses jika berada di luar sekolah. Tetapi, sebagain besar dari kita berada di area warna merah. Kita perlu dilatih dan perlu dibimbing.

Jadi, nak, boleh nggak kalau aku nggak sekolah? Ya, boleh-boleh aja, kamu boleh tidak ke sekolah, tetapi kamu harus belajar. Kamu harus selalu memiliki antuasiasme tinggi untuk belajar. Dan, sekarang ini, kamu bisa belajar dari manapun. Sumber belajar berserakan di internet. Sekali lagi, untuk menjadi seorang yang sukses, kamu harus READ A LOT, TALK TO SMART PEOPLE, DISCIPLINE, and had perseverance. Jangan lupa berdoa juga tentunya.

Semoga kalian bisa menangkap pesan Ibu ya. Selamat tahun ajaran baru. Mari memasuki cakrawala ilmu pengetahuan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan penuh antusiasme belajar. Siap, nak? Siap donk yaa 🙂

Build a Website

Browsing cari free CPanel hosting untuk alamat situs contoh materi pembelajaran pembuatan web. Alamat yang lama di 000webhost hilang :). Nggak pp sih, karena itu pakai gratisan, jadi memang lewat 6 bulan kalau nggak di-update biasanya tiba-tiba hilang aja.

Nemu dari sini, beberapa hosting CPanel yang gratis dan sederhana juga prosesnya. Salah satunya InfinityFree, contoh hasil situs yang saya buat bisa dilihat di sini.

Satu lagi di sini, hasilnya bisa lihat di sini. Mirip-mirip lah untuk hasil… hehe. Cuma ubah konten.. hehe. Baru coba dua itu, Sebelumnya lebih sering pakai 000webhost. Entah mengapa hari ini gagal login berkali-kali. Tapi nggak pp, jadi bisa dapat alternatif hosting gratis lainnya, kan? 🙂

Belajar Bersama RadioDisdik

Jadi, ceritanya saya bersama dua rekan mengisi acara Belajar Bersama RadioDisdik. Ini seperti kita mengajar biasa saja sih, bedanya ini langsung live dan ditonton banyak orang. Materi yang diajarkan sesuai dengan matpel dan kelas yang kita ampu pada saat itu. Mengapa online? Karena memang saat itu Jakarta, khususnya dilakukan PSBB kembali karena meningkatnya kasus covid.
Berikut adalah video Belajar Bersama RadioDisdik. Mohon maaf kalau di tengah-tengah sinyal drop (begitulah suka duka mengajar online :), sinyal tidak selalu stabil, kendala software dan hardware pun mungkin terjadi. Tetapi di saat seperti inilah kita jadi belajar banyak hal 🙂 ). Seperti halnya kehidupan, tidak ada yang sempurna. Namun dari ketidaksempurnaan lah kita terus belajar. Nah, jangan lelah untuk belajar ya 🙂

Hope you enjoy it all.

Ezgif

Jadi, ceritanya beberapa kawan sering bertanya kepada saya perihal bagaimana menggunakan classroom atau pun aplikasi lainnya. Melihat hal tersebut saya kemudian memutuskan untuk membuat video tutorial di youtube, awalnya. Namun, sepertinya cara itu kurang efektif. Barangkali, kuota internet atau jaringan yang kurang bagus. Atau mungkin durasi video terlalu panjang. Sementara itu kebutuhan untuk bisa memanfaatkan teknologi sangat mendesak terutama ketika semua orang harus bekerja dan belajar dari rumah di masa pandemi covid. Lalu, saya memutuskan untuk membuat video yang sangat sederhana. Singkat dan tidak perlu mengakses ke halaman lain untuk melihatnya (seperti ke youtube). Video itu harus bisa diunggah ke whatsapp dan bisa diunduh melalui aplikasi pesan singkat seperti whatsapp. Dengan demikian teman-teman Guru dapat menonton secara offline.

Seringnya, video yang sudah dibuat sederhana itu ternyata tetap besar ukurannya. Whatsapp sendiri membatasi file yang boleh diunggah tidak lebih dari 64 M (kalau tidak salah 🙂 ). Akhirnya, googling ke paman Google dan ketemulah ini 🙂

Ezgif adalah layanan online tidak berbayar yang menyediakan berbagai tool seperti membuat dan mengedit animasi GIF, editing dan konversi untuk berbagai format gambar termasuk animasi web, png, mng, dan flif serta editing video dasar lainnya. Tools yang paling populer adalah pembuat gif, konverter video ke GIF dan resizer gambar.

Untuk menggunakan Ezgif sangat mudah. Anda dapat langsung mengaksesnya di sini. Selamat mencoba.

Pilihan lainnya adalah Freeconvert. Freeconvert dapat diakses di sini.

Aplikasi Perekam Video

Pandemi covid membuat semua hal berubah, demikian juga dengan kegiatan belajar mengajar yang beralih menjadi daring. Guru kemudian ‘dipaksa’belajar menggunakan teknologi untuk mempersiapkan bahan ajar yang menarik dan menyenangkan untuk siswa-siswanya. Berbagai software dan aplikasi yang bertebaran di internet menawarkan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Salah satu software yang banyak digunakan oleh Bapak Ibu Guru adalah Kinemaster. Konon, video yang dihasilkan serupa dengan video pembelajaran Ruang Guru. Saya sendiri belum pernah menggunakan Kinemaster. Saya lebih suka menggunakan aplikasi screen recording tanpa wajah… hehe. Tetapi, berhubung banyak yang bertanya maka saya mulai mencoba beberapa, salah satunya Powerpoint. Software ini saya pilih dengan pertimbangan teman-teman Guru sudah familiar menggunakan Microsoft Powerpoint. Namun, ternyata fitur merekam diri sendiri ini hanya ada di Powerpoint versi 2019 ke atas.

Ada banyak software presentasi dengan video sebenarnya, salah satunya adalah Loom Google Chrome Extension. Loom adalah salah satu fitur video conferencing pada browser Chrome. Loom dapat digunakan secara gratis maupun berbayar. Menariknya, jika Anda adalah guru atau siswa, maka Anda bisa mendapatkan versi profesional secara gratis. Di lamannya, Loom memberikan berbagai contoh penggunaan Loom di berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, dan lain-lain. Anda bisa dapat banyak ide dari sini. Kekurangan Loom adalah Anda harus terkoneksi ke internet untuk melakukan perekaman.

Berikut contoh penggunaan Loom untuk pendidikan

Oya, antarmuka Loom sederhana dan sangat mudah dipelajari. Penasaran ingin mencoba? Pertama, masuk ke sini. Pilih Download for PC, jika Anda ingin menggunakan Loom di PC desktop. Sebaliknya, Anda bisa Sign In di laman tersebut untuk menggunakan Loom sebagai aplikasi browser.

Berikut adalah cara menggunakan Loom sebagai aplikasi PC desktop.

  1. Jalankan Loom.
  2. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
  1. Ada 3 pilihan: Screen_Cam, jika ingin merekam layar dan yang tampak di kamera (wajah), Screen Only untuk yang tampak di layar dan Cam Only untuk yang tampak di kamera.
  2. Pastikan Microphone berfungsi.
  3. Selanjutnya, Start Recording. Oya, jalankan dahulu file yang akan dipresentasikan. Misalnya Powerpoint.
  4. Tekan tombol Ctrl+Shift+L, Atau klik ikon kotak merah untuk berhenti. Selain ikon Stop, ada juga ikon untuk membatalkan rekaman dan lain sebagainya.
  5. File rekaman ada di laman loom milik Anda. Anda bisa menghapus, mengedit video ataupun membaginya ke orang lain.

Nah, cukup mudah, bukan? Selamat mencoba 🙂

RPP PKWU

Pandemi covid menyebabkan disrupsi di berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Sistem pembelajaran yang mulanya tatap muka berubah drastis menjadi pembelajaran daring. Gagap? Kaget? Bingung? adalah respon yang sangat wajar ketika pertama kali kita harus beradaptasi pada sebuah perubahan. Namun perubahan adalah keniscayaan. Jadi, kita tidak boleh mundur pun takut menghadapi perubahan. Sebaliknya, belajar dan terus belajar. Saya memilih menyimak berbagai informasi yang ada. Menyaring dan mempelajarinya secara seksama. Seperti di masa ini, begitu banyak webinar yang ditawarkan dan hampir semuanya gratis. Wadah kita untuk belajar dan mengembangkan diri terbuka lebar-lebar. Tetapi, bukan berarti semua webinar kita ikuti semata hanya untuk mengumpulkan sertifikat. Saya, cenderung malah melupakan urusan sertifikat . Saya akan selektif memilih berbagai webinar yang saya ikuti. Saya akan bergabung jika itu sesuai dengan bidang dan minat yang ingin saya tekuni. Dan, tentu saja juga mempunyai hubungan yang relevan dengan profesi saya saat ini.

Bicara profesi, walaupun saat ini libur, sebagai pendidik saya harus menyiapkan RPP untuk kelas yang akan saya ajar pada tahun ajaran baru 2020-2021. Mengutip kata kawan-kawan, PJJ itu lebih capek dibandingkan belajar tatap muka di sekolah. Hm, memang benar ;-). Namun, sisi menariknya adalah, kita boleh menyusun RPP kita sendiri tanpa harus kaku terpaku pada silabus.

Jadi, saya berusaha memodifikasi materi pembelajaran PKWU dengan menyelaraskan sesuai tema pandemi covid.

Begini, di setiap kelas untuk mata pelajaran PKWU ada 5 tahapan kewirausahaan yang harus dilakukan: Perencanaan Usaha, Sistim Produksi, Keuangan, Strategi Pemasaran, dan Evaluasi Kegiatan. Setiap semester ada 4 aspek yang ditawarkan yaitu Kerajinan, Budidaya (tanaman dan hewan), Pengolahan Makanan serta Rekayasa. Dan, guru boleh memilih 1 aspek untuk setiap satu semester.

Yang saya lakukan saat ini bisa dilihat di RPP yang saya publish di laman GuruBerbagi di sini. Saya tidak memilih salah satu aspek. Namun saya membebaskan siswa saya untuk memilih satu dari 4 aspek yang ingin mereka gali dari situasi pandemi covid.

Sebagai contoh: seorang anak yang minatnya pada boga, boleh memilih untuk menciptakan produk makanan yang contactless. Mengapa contactless? Seperti kita ketahui, covid adalah penyakit menular. Di masa seperti ini, tentu banyak orang yang khawatir membeli atau jajan makanan di luar. Maka, solusinya adalah memastikan bahwa produk yang dibuat pelaku bisnis aman dan higenis, sehingga konsumen tidak khawatir dan mau membeli produk tersebut.

Anak yang tertarik pada teknologi mungkin akan berpikir untuk membuat aplikasi yang dapat mengenali dan memberitahu user area-area yang termasuk ke dalam zona merah. Atau membuat game yang memberikan nuansa damai atau ketenangan kepada user yang merasa takut dengan situasi pandemi. Dan banyak lainnya.

Anak-anak boleh membuat produk atau karya apapun yang dapat menjadi solusi bagi kondisi di masa pandemi covid. Dan, saya percaya, karya dan produk mereka dapat menjadi solusi tidak hanya bagi negeri ini namun juga dunia. Semoga. Bersama kita bisa melawan covid-19.

Jangan lupa, baca RPP nya di sini ya.

Hehe, mau kasi tahu RPP aja panjang bener ceritanya ya? 😀

Zoom

Aplikasi satu ini sedang marak diperbincangkan banyak orang, terutama di saat kebijakan work from home untuk mencegah penularan virus corona digaungkan oleh pemerintah. Zoom merupakan aplikasi video conferencing yang digunakan sebagai sarana tatap muka secara online. Biasanya zoom banyak digunakan oleh pekerja kantoran untuk keperluan meeting atau rapat, pembelajaran kuliah online, dan saat ini juga banyak digunakan oleh guru-guru untuk pembelajaran siswanya.

Saya pun telah beberapa kali mencoba aplikasi ini kepada siswa-siswa saya. Tanggapan yang diberikan sangat bagus. Ketika pertama kali saya menerapkan ini kepada siswa kelas X, komentar mereka adalah, “Seru, Bu.” :). Saya cukup maklum ketika pertemuan pertama ini kegiatan mengajar belum kondusif karena perhatian mereka sedang terfokus pada cara pemakaian aplikasi ini. Menariknya, mereka akan saling membantu jika ada kawan atau bahkan ibu gurunya kesulitan :). Saya bisa menayangkan slide presentasi, bahkan memandu mereka belajar layaknya di ruang kelas konvensional. Kemudahan ini ada di dalam fitur share screen. Selain itu, saya juga bisa menggunakan whiteboard seperti menggunakan papan tulis di kelas. Wah, pokoknya keren lah dan anak-anak pun bisa belajar sambil diskusi dan bertanya jika mereka tidak paham. Bagaimana jika koneksi internet kita tidak stabil? Jangan kuatir, saya pun mengalaminya. Alhamdulillah kualitas video dan audio tetap aman dan jeda pembicaraan relatif tidak terganggu.

Nah, bagaimana? Berminat menggunakan Zoom Bapak/Ibu Guru? Silakan mengunduh filenya di sini.

Oya, Zoom bisa digunakan secara gratis tetapi dengan durasi waktu terbatas. Untuk versi tidak berbayar waktu yang diberikan adalah 40 menit dengan jumlah partisipan sebanyak 100 orang. Fitur yang disediakan diantaranya adalah schedule, dimana kita bisa membuat jadwal tanggal dan waktu untuk melakukan video conference. Kita juga bisa mengunggah gambar atau video untuk dijadikan latar belakang ketika melakukan percakapan. Cara penggunaan Zoom cukup mudah kok. Kalau nggak percaya coba aja sendiri :).

Berikut ini adalah potongan rekaman video KBM saya bersama siswa kelas X 🙂