Belajar Tiada Henti

RPP PKWU

Pandemi covid menyebabkan disrupsi di berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Sistem pembelajaran yang mulanya tatap muka berubah drastis menjadi pembelajaran daring. Gagap? Kaget? Bingung? adalah respon yang sangat wajar ketika pertama kali kita harus beradaptasi pada sebuah perubahan. Namun perubahan adalah keniscayaan. Jadi, kita tidak boleh mundur pun takut menghadapi perubahan. Sebaliknya, belajar dan terus belajar. Saya memilih menyimak berbagai informasi yang ada. Menyaring dan mempelajarinya secara seksama. Seperti di masa ini, begitu banyak webinar yang ditawarkan dan hampir semuanya gratis. Wadah kita untuk belajar dan mengembangkan diri terbuka lebar-lebar. Tetapi, bukan berarti semua webinar kita ikuti semata hanya untuk mengumpulkan sertifikat. Saya, cenderung malah melupakan urusan sertifikat . Saya akan selektif memilih berbagai webinar yang saya ikuti. Saya akan bergabung jika itu sesuai dengan bidang dan minat yang ingin saya tekuni. Dan, tentu saja juga mempunyai hubungan yang relevan dengan profesi saya saat ini.

Bicara profesi, walaupun saat ini libur, sebagai pendidik saya harus menyiapkan RPP untuk kelas yang akan saya ajar pada tahun ajaran baru 2020-2021. Mengutip kata kawan-kawan, PJJ itu lebih capek dibandingkan belajar tatap muka di sekolah. Hm, memang benar ;-). Namun, sisi menariknya adalah, kita boleh menyusun RPP kita sendiri tanpa harus kaku terpaku pada silabus.

Jadi, saya berusaha memodifikasi materi pembelajaran PKWU dengan menyelaraskan sesuai tema pandemi covid.

Begini, di setiap kelas untuk mata pelajaran PKWU ada 5 tahapan kewirausahaan yang harus dilakukan: Perencanaan Usaha, Sistim Produksi, Keuangan, Strategi Pemasaran, dan Evaluasi Kegiatan. Setiap semester ada 4 aspek yang ditawarkan yaitu Kerajinan, Budidaya (tanaman dan hewan), Pengolahan Makanan serta Rekayasa. Dan, guru boleh memilih 1 aspek untuk setiap satu semester.

Yang saya lakukan saat ini bisa dilihat di RPP yang saya publish di laman GuruBerbagi di sini. Saya tidak memilih salah satu aspek. Namun saya membebaskan siswa saya untuk memilih satu dari 4 aspek yang ingin mereka gali dari situasi pandemi covid.

Sebagai contoh: seorang anak yang minatnya pada boga, boleh memilih untuk menciptakan produk makanan yang contactless. Mengapa contactless? Seperti kita ketahui, covid adalah penyakit menular. Di masa seperti ini, tentu banyak orang yang khawatir membeli atau jajan makanan di luar. Maka, solusinya adalah memastikan bahwa produk yang dibuat pelaku bisnis aman dan higenis, sehingga konsumen tidak khawatir dan mau membeli produk tersebut.

Anak yang tertarik pada teknologi mungkin akan berpikir untuk membuat aplikasi yang dapat mengenali dan memberitahu user area-area yang termasuk ke dalam zona merah. Atau membuat game yang memberikan nuansa damai atau ketenangan kepada user yang merasa takut dengan situasi pandemi. Dan banyak lainnya.

Anak-anak boleh membuat produk atau karya apapun yang dapat menjadi solusi bagi kondisi di masa pandemi covid. Dan, saya percaya, karya dan produk mereka dapat menjadi solusi tidak hanya bagi negeri ini namun juga dunia. Semoga. Bersama kita bisa melawan covid-19.

Jangan lupa, baca RPP nya di sini ya.

Hehe, mau kasi tahu RPP aja panjang bener ceritanya ya? 😀

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.