Pembekalan Implementasi Kurikulum Merdeka

Setelah mengikuti pembekalan secara daring selama 4 hari, selain tugas presentasi, dan lain-lain maka tugas akhirnya adalah pembuatan video. Video ini berisi implementasi praktik baik yang telah dilaksanakan oleh Guru.

Mengajar informatika merupakan tantangan tersendiri buat saya. Pertama, informatika adalah mata pelajaran baru. Informatika bukan TIK. TIK adalah salah satu bagian dari Informatika. Di dalam informatika masih ada materi lainnya seperti Sistem Komputer, Dampak Sosial Informatika, Algoritma Pemrograman, Analisis Data, dan JKI.

Kedua, sarana dan prasarana juga merupakan satu hal yang harus bisa disiasati. Selain, bagaimana meramu 8 dimensi yang ada di dalam mata pelajaran informatika ini agar menjadi mudah dipahami oleh siswa. Mirip pertama kali saya mengajar PKWU, saya perlu banyak mengumpulkan bahan referensi dan membaca. Jadi, setelah beberapa kali pertemuan (dan nyaris di pertemuan akhir) saya memutuskan untuk mengikuti saran bu Rosa dan bu Inge (saran yang saya peroleh pada saat mengikuti Kurasi Perangkat Ajar) untuk mengemas materi dalam bentuk mini proyek. Memang belum sempurna dan barangkali juga belum patut dikatakan mini projek (saya masih trial and error) saya berusaha menerapkan mini proyek ini sebagai penguatan pemahaman konsep dari 4 dimensi yang telah saya ajarkan. Saya tidak tahu apakah langkah ini cukup efektif, tetapi saya berharap cara ini sedikitnya dapat membantu mereka.

Jadi, inilah yang saya lakukan. Semoga bermanfaat untuk Bapak Ibu Guru Informatika.

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/24072?from=share

Tidak ada yang tidak bisa selama kita terus belajar, ya kan? 😀

Review Buku Teks Kurikulum Merdeka

Alkisah :), tanggal 19 s.d 22 mei lalu saya mengikuti kegiatan review buku teks kurikulum merdeka dari badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan pusat perbukuan, kemendikbudristek. Saya mendapat tugas untuk mereview buku teks untuk panduan guru mata pelajaran PKWU aspek rekayasa untuk kelas X.

Tugas saya di sini adalah memberi masukan untuk buku teks mata pelajaran PKWU yang akan diterbitkan oleh kementerian, dari sudut pandang seorang Guru. Tidak hanya Guru, tetapi ada profesi lain yang terlibat di dalam kegiatan ini, antara lain editor, ilustrator, dan lain-lain.

Saya tidak tau apakah kegiatan seperti ini sebelumnya telah ada. Atau barangkali baru kali ini KemendikbudRistek melibatkan banyak komponen, termasuk Guru (yang paling berperan menggunakan buku tersebut kelak) untuk menilai buku teks yang akan mereka luncurkan. Tentu kami harus membaca buku tersebut sebelum bisa memberikan penilaian, itulah sebabnya kegiatan ini berlangsung cukup lama, 4 hari.

Komponen apa saja yang dimasukkan ke dalam penilaian? Banyak sih. Mereka sudah menyediakan format instumen yang harus kami isi, dari norma, materi, sampai apakah buku tersebut bisa membantu Guru mengimplementasikan pembelajaran disertai alasan, saran serta halaman yang dikritisi. Hal ini akan membantu dan mempermudah penulis untuk memperbaiki buku tersebut.

Tentunya bukan tugas yang mudah ya. Saya harus bolak-balik membaca, dan yang paling utama menurut saya adalah pemahaman pada penggunaan CP dan TP. Kenapa CP dan TP? Ya, karena buku yang kami review adalah buku teks Kurikulum Merdeka. Dengan demikian pemahaman tentang CP dan TP itu merupakan sebuah keharusan. TP bisa jadi berbeda untuk setiap orang, dan itu adalah hak seorang Guru atau dalam konteks ini adalah penulis. Namun demikian, penting untuk dipahami juga adalah bagaimana menuliskan TP secara runtut dan sistematis agar mudah dipahami dan pada akhirnya menuju kepada kompetensi akhir yang akan dicapai siswa.

Kesan saya terhadap kegiatan review buku teks:

Barangkali beberapa masukan atau kritik yang diterima penulis bisa jadi tidak mengenakkan. Tetapi, itu lah tantangan seorang penulis. Seorang penulis harus memiliki hati yang lapang dan luas untuk menerima segala kritik dan masukan untuk karya-karyanya. Gampang sih ngomong… hehehe. Tetapi saya merasakan hal itu juga kok :). Terkadang, kritikan yang pahit itu bisa jadi pendorong bagi kita untuk lebih banyak dan semangat belajar lagi. Btw, review buku ini membantu penulis juga loh, karena pengecekan link atau alamat situs yang broken dapat terdeteksi, demikian juga dengan kesesuaian bahasa dan kesalahn penulisan serta lain-lainnya.

Above all, saya mengapresiasi sangat kegiatan ini. Nggak terbayangkan PuskurBuk terbuka untuk kegiatan serupa ini. Semoga dengan kolaborasi dari semua komponen masyarakat akan lahir buku-buku teks yang berkualitas dan bisa membantu Guru serta siswa mengimplementasikan pembelajaran dengan lebih baik.

Memahami Kurikulum Merdeka

dari Penguatan Proyek dan Profil Pelajar Pancasila.

Apa yang membedakan kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya? Dari persepsi saya, kurikulum Merdeka memberikan penguatan pada proyek dan Profil Pelajar Pancasila. Mengapa? Karena pada pengerjaan proyek maka siswa belajar memahami kualitas ataupun karakter dan kompetensi yang harus mereka bangun, seperti Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Mandiri yang kesemuanya terangkum dalam 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dari sini jelas, bahwa tujuan pendidikan yang ingin diraih adalah membentuk generasi yang tidak hanya unggul dalam prestasi, namun memiliki sikap dan karakter mulia.

Bicara tentang proyek, saya yakin guru tidak asing dengan strategi pembelajaran berbasis proyek. Saya juga meyakini sebelum adanya kurikulum Merdeka, ada banyak guru yang mengajarkan Pembelajaran Berbasis Proyek. Guru-guru ini paham bahwa mengajar memerlukan strategi. Strategi pembelajaran untuk materi satu dengan materi lainnya tidaklah sama. Ada kalanya materi A bisa dijalankan dengan ceramah, namun mungkin diskusi lebih cocok untuk materi B, dan seterusnya. Itu sebabnya ada banyak strategi pembelajaran yang bisa digunakan guru. Ada Project Based Learning, ada Problem Based Learning. Selain itu, guru juga bisa menggunakan berbagai teknik mengajar, seperti design thinking, gamifikasi, flipped classroom, self learning, free online learning tools, social media, dan lain-lain. Guru bahkan bisa mengembangkan atau mengadopsi teknik-teknik dari berbagai bidang untuk diujicobakan pada cara mereka mengajar. Salah satu contoh adalah design thinking. Design thinking awalnya adalah pemikiran yang digunakan oleh para seniman untuk menghasilkan sebuah karya. Kemudian design thinking diterapkan di dunia bisnis dan kemudian berkembang di dunia pendidikan. Berbagai strategi dan teknik mengajar ini sayangnya tidak banyak dilakukan oleh guru. Mengapa? Untuk mencoba berbagai hal ini tentu saja guru harus memiliki sumber referensi bacaan yang banyak. Kalau tidak sempat membaca bagaimana? Sekarang ini ada banyak cara kita untuk belajar, bisa tengok youtube, membaca blog para guru dari seluruh belahan dunia, belajar dari rekan sejawat melalui berbagai komunitas.

Nah, kurikulum Merdeka ini menurut saya adalah cara mas menteri memberikan contoh strategi pembelajaran berbasis proyek melalui 7 tema proyek. Harapannya (mungkin), jika guru sudah terbiasa menerapkan pembelajaran berbasis proyek ini maka guru akan terinspirasi menerapkan PBL ini pada mata pelajaran yang mereka ampu.

Saat ini, belum banyak penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran. Ketika membahas proyek maka sebagian besar kita merujuk kepada 7 tema besar proyek di dalam kurikulum Merdeka. Padahal barangkali kita lebih membutuhkan bagaimana menerapkan mata pelajaran kita ke dalam pembelajaran proyek, atau malah problem based learning? Strategi atau teknik pembelajaran efektif apa yang bisa kita berikan kepada siswa untuk mereka memahami materi yang kita ajar? Yuk, kita belajar sama-sama 🙂

Kurasi Perangkat Ajar

Jadi, ceritanya saya mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi Teknis Kurasi Perangkat Ajar yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek pada tanggal 20 Oktober 2021. Ikut ini nggak sengaja aja, dikirimi link tentang seleksi calon mitra kurasi perangkat ajar dari kawan di komunitas penulisan. Deadlinenya mepet banget, tapi coba aja lah. Alhamdulillah terpilih. Nah, selama kurang lebih 3 hari kami memperoleh pemahaman mengenai kurikulum Sekolah Penggerak dan juga bimbingan seputar pembuatan perangkat ajar kurikulum sekolah penggerak sesuai mata pelajaran yang dipilih. Output yang ingin diperoleh dari hasil pelatihan adalah modul ajar (harapannya sih modul ajar dengan konten yang berbeda dari buku teks yang telah tersedia). Namun, namanya juga rata-rata kami baru adaptasi dengan kurikulum ini dan sebelumnya pun masih banyak informasi yang missed, maka panduan yang kami gunakan tentu saja buku teks dari kementerian.

Apapun itu, saya merasa beruntung sebenarnya karena banyak pelajaran yang saya peroleh. Seperti yang sempat saya tanyakan bagaimana mengantisipasi siswa yang belum pernah memperoleh pengetahuan tik atau informatika sama sekali (Oya, karena saya mengampu mata pelajaran informatika, jadi tentu saja yang saya tanyakan berkaitan dengan mapel saya ya.. hehehe). Bu Inge bilang, kita boleh membuat modul ajar transisi. Modul ajar transisi ini bisa diambil dari materi yang ada di jenjang SMP. Solusi lainnya adalah mengintegrasikan materi dalam sebuah projek. Bentuknya sendiri boleh mini projek. Atau projek besar, yang di dalam mapel informatika sendiri untuk projek ini ada di dalam elemen yang terakhir yaitu Praktik Lintas Bidang (PLB). Kalau Bapak Ibu ingat, ada 7 elemen dalam mapel informatika, yaitu Berpikir Komputasional (BK), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Sistem Komputer (SK), Jaringan Komputer dan Internet (JKI), Analisis Data (AD), Algoritma dan Pemrograman (AP), Praktik Lintas Bidang (PLB). Nanti akan saya share template untuk projek (ini sifatnya nggak baku ya, hanya sebagai gambaran saja).

Nah, saya jadi terpikir menugaskan siswa membuat mini projek. Beberapa pilihan mini projek antara lain adalah membuat sistimatika penulisan pada makalah (membuat daftar isi, daftar tabel, menyisipkan grafik, dll), membuat video presentasi (konten bisa dipilih berdasar materi yang sulit mereka pahami), atau membuat rekaman suara menggunakan platform audio.

Oya, untuk tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah silakan mengembangkan sendiri menyesuaikan dengan CP yang diberikan dari pusat. Mau mengikuti TP seperti yang telah disediakan oleh pusat juga ya monggo-monggo aja. Walalupun sebenarnya yang mengetahui kemampuan peserta didik di sekolah adalah Bapak/Ibu sendiri. Sebagai tahap awal dan belajar, nggak ada salahnya menggunakan tujuan pembelajaran yang disediakan dari kementerian. Sambil berjalan bisa dilakukan evaluasi dan siapa tau nanti jadi modul ajar versi kita sendiri, iya kan? 🙂

Untuk semester genap bagaimana? Mari kita pikirkan nanti ya 🙂

  1. Struktur Kurikulum
  2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen
  3. Format Projek Mapel Infomatika (Bukan format projek tema ya)

KBM Sekolah Penggerak

Rekan-rekan sejawat, kegiatan belajar mengajar saya bersama siswa seperti biasa saya dokumentasikan di dalam blog saya satunya, bisa dilihat di sini. Di sana berisi tulisan kegiatan dan pendekatan yang saya gunakan ketika berinteraksi bersama peserta didik. Namun saya tidak rutin mengisinya dikarenakan kesibukan yang juga cukup padat ya :). Tetapi sebisa mungkin saya usahakan untuk selalu menulis, entah di blog itu atau di sini atau blog lainnya atau juga dimana-mana… hehe.

Jika ada yang bermanfaat silakan diambil, gratis kok ;-). Saran dan kritik pun dipersilakan.

Perlukah Kita Sekolah?

“Success requires life long learning”

Siapa yang tak mengenal Larry Page, Steve Jobs, Bill Gates? Apa kesamaan diantara mereka? Sukses, terkenal, dan sama-sama DO dari sebuah universitas. Murid-murid saya seringkali menjadikan mereka sebagai alasan untuk tidak perlu belajar. Saya seringkali mendapat pertanyaan anak-anak, seperti untuk apa sih kita sekolah? Banyak kok orang terkenal dan sukses yang DO dari sekolahnya dstnya. Sekolah nggak penting dan lain-lain. Baik, saya mengangguk-angguk mendengarkan 🙂

Sebagai informasi saya tambahkan, Larry Page DO dari S3 Stanford University, Steve Jobs DO dari Reed College, Mark Zuckerberg DO dari Harvard University, Bill Gates DO dari Harvard University. Bill Gates DO dari Harvard karena ia memiliki 2 ambisi. Pertama, ia harus menjadi nomor satu di bidang akademis. Kalau tidak berhasil, maka ia harus menjadi nomor satu di bisnis. Dan ketika nilainya berbeda tipis dengan kawannya, ia banting setir dan memutuskan menekuni dunia bisnis. Saya lampirkan juga ya video Ellon Musk yang ini :). Apakah saya ingin memprovokasi bahwa sekolah tidak perlu? Nah, mari menyimak tulisan ini lebih lanjut. Inilah jawaban saya untuk murid-murid saya.

Coba dicatat, mereka DO dari kampus-kampus ternama. Mereka adalah pembelajar mandiri, yang tanpa sekolah pun mereka haus untuk selalu belajar. Dan coba catat interview dengan Elon Musk, dia bilang, i read a lot. I always talk to smart people. Saya kembalikan lagi pertanyaan ini ke anak-anak, apakah dua hal ini, (membaca dan berdiskusi dengan orang-orang pintar. Berdiskusi ilmu pengetahuan tentu saja ya) sudah menjadi kebiasaan dan hal yang kalian sukai? Coba baca biografi tokoh-tokoh sukses ini agar kita tahu latar belakang mereka DO dari kampus. Karena, kalau hanya sepotong informasi yang kita peroleh maka kita bisa salah menafsirkan dan itu bisa berbahaya dan merugikan diri sendiri. Selalu lah mencerna informasi yang kamu peroleh, ini termasuk melatih keterampilan berpikir kritis loh.

Mari kita perhatikan grafik Distribusi Normal.

sumber: https://towardsdatascience.com/understanding-the-68-95-99-7-rule-for-a-normal-distribution-b7b7cbf760c2

Elon Musk, Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan tokoh sukses lainnya adalah mereka yang berada di area hijau (sisi kanan). Orang-orang di area warna hijau ini kalau harus duduk di sekolah barangkali malah membuat masalah karena energi dan antusiasme mereka untuk belajar tak terpuaskan. Mereka akan lebih sukses jika berada di luar sekolah. Tetapi, sebagain besar dari kita berada di area warna merah. Kita perlu dilatih dan perlu dibimbing.

Jadi, nak, boleh nggak kalau aku nggak sekolah? Ya, boleh-boleh aja, kamu boleh tidak ke sekolah, tetapi kamu harus belajar. Kamu harus selalu memiliki antuasiasme tinggi untuk belajar. Dan, sekarang ini, kamu bisa belajar dari manapun. Sumber belajar berserakan di internet. Sekali lagi, untuk menjadi seorang yang sukses, kamu harus READ A LOT, TALK TO SMART PEOPLE, DISCIPLINE, and had perseverance. Jangan lupa berdoa juga tentunya.

Semoga kalian bisa menangkap pesan Ibu ya. Selamat tahun ajaran baru. Mari memasuki cakrawala ilmu pengetahuan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan penuh antusiasme belajar. Siap, nak? Siap donk yaa 🙂

Design Thinking di Buku PKWU

Kalau di posting sebelumnya saya menerapkan pendekatan design thinking di dalam buku Informatika untuk jenjang SD, kali ini saya akan berbagi teknik belajar design thinking untuk siswa SMA.

Saya bersama beberapa kawan menyusun buku Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) untuk SMA dari Penerbit Srikandi Empat (Sewu), yang merupakan imprint dari Penerbit Yrama Widya. Buku ini terbit tahun 2017-2018. Di dalam buku ini saya memasukkan pendekatan design thinking untuk pencarian ide produk di dalam sebuah kegiatan usaha.

Design thinking sendiri sebenarnya adalah tool yang dikembangkan oleh Universitas Stanford agar penemuan sebuah ide bisa dibuat secara scientific dan ilmiah. Dengan menggunakan alat ini maka kita tidak bingung lagi mencari ide. Nah, bagaimana cara dan tahapan-tahapannya bisa dibaca di buku ini ya.

Yang saya rasakan ketika menerapkan teknik mengajar design thinking adalah kreativitas dan solusi yang diberikan oleh siswa sangat beragam. Siswa juga belajar mengasah kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar dan belajar menuangkan pikiran melalui tulisan. Saya juga mengkaitkan pembelajaran PKWU ini dengan teknologi. Jadi, buat teman-teman Guru TIK (yang barangkali dahulu pernah merasa ‘terpaksa’ mengajar PKWU, percaya lah selalu ada celah untuk mengajarkan materi teknologi di pelajaran apapun :), karena di masa depan semua bidang terintegrasi dengan teknologi, baik itu kesehatan, bisnis, sampai politik. Tugas kita mengarahkan peserta didik agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.

Berikut adalah tampilan sampul buku dan beberapa tangkapan layar halaman buku.

Build a Website

Browsing cari free CPanel hosting untuk alamat situs contoh materi pembelajaran pembuatan web. Alamat yang lama di 000webhost hilang :). Nggak pp sih, karena itu pakai gratisan, jadi memang lewat 6 bulan kalau nggak di-update biasanya tiba-tiba hilang aja.

Nemu dari sini, beberapa hosting CPanel yang gratis dan sederhana juga prosesnya. Salah satunya InfinityFree, contoh hasil situs yang saya buat bisa dilihat di sini.

Satu lagi di sini, hasilnya bisa lihat di sini. Mirip-mirip lah untuk hasil… hehe. Cuma ubah konten.. hehe. Baru coba dua itu, Sebelumnya lebih sering pakai 000webhost. Entah mengapa hari ini gagal login berkali-kali. Tapi nggak pp, jadi bisa dapat alternatif hosting gratis lainnya, kan? 🙂

Belajar Bersama RadioDisdik

Jadi, ceritanya saya bersama dua rekan mengisi acara Belajar Bersama RadioDisdik. Ini seperti kita mengajar biasa saja sih, bedanya ini langsung live dan ditonton banyak orang. Materi yang diajarkan sesuai dengan matpel dan kelas yang kita ampu pada saat itu. Mengapa online? Karena memang saat itu Jakarta, khususnya dilakukan PSBB kembali karena meningkatnya kasus covid.
Berikut adalah video Belajar Bersama RadioDisdik. Mohon maaf kalau di tengah-tengah sinyal drop (begitulah suka duka mengajar online :), sinyal tidak selalu stabil, kendala software dan hardware pun mungkin terjadi. Tetapi di saat seperti inilah kita jadi belajar banyak hal 🙂 ). Seperti halnya kehidupan, tidak ada yang sempurna. Namun dari ketidaksempurnaan lah kita terus belajar. Nah, jangan lelah untuk belajar ya 🙂

Hope you enjoy it all.

https://youtube.com/watch?v=qOeD9ChkA4g