Prestasi Junior Indonesia dan Citibank

Saya mengenal Prestasi Junior Indonesia pada tahun 2018. Pada saat itu saya bersama siswa sedang mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diadakan oleh British selama sebulan setiap hari sabtu. Di sana saya berkenalan dengan seorang kawan Guru yang kemudian mengajak saya untuk melihat pameran dan kompetisi kewirausahaan tingkat Asia yang diadakan di Lotte, Kuningan. Acaranya sangat keren loh. Saya jadi bermimpi suatu hari murid-murid saya juga bisa mengikuti program yang diadakan oleh PJI. Saya kemudian berkenalan dengan salah seorang penanggung jawab dari pihak PJI. Dari keterangan pihak PJI untuk bisa mengikuti program ini hanya sekolah yang memperoleh rekomendasi dari Dinas atau yang dipilih oleh pihak sponsor bersama PJI. Ada juga program mandiri. Namun untuk mengikuti program mandiri dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Berawal dari obrolan singkat ini saya kemudian mencoba mengajukan permohonan dana sponsor untuk sekolah kami.

Singkat cerita, mbak Olen perwakilan dari PJI mengabarkan saya bahwa Citibank sebagai pihak sponsor setuju untuk menggelontorkan dana CSR nya untuk sekolah kami. Selanjutnya, pihak Prestasi Junior Indonesia (PJI) datang ke sekolah untuk memberikan gambaran program kerjasama yang akan mereka lakukan. Kami kemudian membentuk tim. Saya mengawal program Ja Be karena saya kebetulan mengajar di kelas X. Saya bersama 3 kawan kemudian berbagi tugas. 2 guru mengawal program Ja Be dan 2 kawan lainnya bertanggung jawab untuk program SC (Student Company).

Oya, saya mau bercerita terlebih dahulu apa itu Prestasi Junior Indonesia (PJI). PJI adalah lembaga non profit (NGO) yang mengelola dana CSR dari banyak perusahaan-perusahaan besar, salah satunya adalah Citibank. Di Indonesia PJI secara aktif membina para pelajar setingkat SMA/SMK untuk membangun ide bisnis dan mengelola usaha mikro di sekolah. PJI memiliki 2 program kewirausahaan yaitu Ja Be dan SC. kedua program ini, Ja Be dan SC telah diikuti oleh 116 negara.

Ja Be adalah program yang bertujuan untuk memberikan pembekalan kewirausahaan kepada peserta didik di kelas. Program ini berjalan selama 8 kali pertemuan yang diampu oleh masing-masing guru PKWU yang mengajar di kelas X. PJI memberikan buku kerja siswa kepada sebanyak siswa kelas X. Program ke-dua yaitu Student Company (SC). Student company adalah perusahaan siswa yang dibentuk oleh kurang lebih 25 anak. 25 anak ini akan mempraktikkan pembelajaran kewirausahaan yang telah diperoleh dan akan melalui rangkaian kompetisi dari tingkat region, nasional sampai Asia Pasifik. SC sendiri dimaksudkan sebagai rangkaian program pemberdayaan generasi muda melalui peningkatan kemampuan serta keterampilan. Melalui program kewirausahaan diharapkan akan lahir banyak wirausahawan social muda dalam bisnis yang memiliki orientasi untuk membantu menyelesaikan masalah sosial di lingkungan.

Maka, tanggal 25 Oktober saya dan 3 kawan guru lainnya mengikuti pelatihan untuk program Ja Be dan SC ini. Pihak PJI memaparkan mekanisme yang akan dilaksanakan oleh Guru dalam kedua program tersebut. Program ini akan berjalan selama kurang lebih 8 bulan. Dari DKI yang mengikuti program dari PJI ini ada 5 sekolah, yaitu 2 dari SMA (SMAN 71 dan SMAN 81), 3 lainnya adalah SMK.

Berikut adalah dokumentasi pelatihan yang diadakan di kantor PJI.

Membuat Daftar Isi Otomatis

Pengalaman menulis naskah buku ‘memaksa’ saya belajar membuat daftar isi otomatis. Tak mungkin membuat daftar isi manual, tak terbayang capek dan mangkelnya nanti…hehe. Ada cara mudah dan sederhana untuk membuat daftar isi. Walaupun ada beberapa tahapan yang sebaiknya diikuti, namun membuat daftar isi dengan urutan langkah di bawah ini rasanya cukup memudahkan. Yuk, kita mulai.

  1. Buka program microsoft word.
  2. Susun dulu outline penulisan. Sebagai contoh:
    Cover
    Kata Pengantar
    Daftar Isi
    Bab
  3. Halaman cover ada di section-1. Kata Pengantar dan daftar isi ada di section-2, Bab ada di section-3. Tujuan pembagian ini untuk memudahkan kita ketika mengatur penomoran halaman dengan format yang berbeda. Contoh: penomoran halaman dalam bentuk angka romawi untuk halaman Kata Pengantar dan Daftar Isi. Sementara untuk halaman Bab dan seterusnya menggunakan penomoran angka desimal. Untuk cover tidak dikenakan penomoran halaman.
  4. Siapkan halaman untuk Cover. Caranya, ketikkan cover, untuk menandai bahwa halaman tersebut akan digunakan untuk keperluan cover.
  5. Selanjutnya, pilih menu Layout. Pilih Breaks. Pilih Next Page di opsi Section Breaks.
  6. Kursor akan melompat ke halaman berikutnya. Ketikkan Kata Pengantar, untuk menandai halaman yang berisi Kata Pengantar.
  7. Kemudian tekan tombol Enter atau tekan tombol Ctrl+Enter secara bersamaan untuk berpindah ke halaman berikutnya. Ketikkan Daftar Isi untuk halaman daftar Isi.
  8. Untuk membuat halaman Bab, maka kita perlu membuat section baru. Caranya, pilih menu Layout. Pilih Breaks. Klik Next page di opsi Section Breaks.
  9. Kursor akan melompat ke halaman berikutnya. Ketikkan Bab untuk halaman Bab.

Setelah selesai membuat pembagian section, langkah berikutnya adalah membuat penomoran halaman.

Halaman Cover

  1. Letakkan kursor di halaman cover. Klik dua kali di atas teks cover untuk menampilkan menu Header & Footer. Selanjutnya, beri tanda centang pada pilihan Different First Page.
  2. Klik ikon Close Header & Footer untuk melihat hasil. Lihatlah, tidak ada nomor halaman untuk halaman Cover.
  3. Selanjutnya, berpindah ke halaman Kata Pengantar. Tampilkan menu Header dan Footer.
  4. Pilih ikon Page Number. Pilih Bottom of Page dan klik salah satu pilihan misalnya di tengah, untuk meletakkan nomor di tengah bawah halaman. Berikutnya, klik pada pilihan Format Page Numbers.


  5. Akan tampil jendela page Number Format. Pilih Number Format yang diinginkan, misalnya angka romawi kecil. Beri tanda centang pada pilihan Start at

  6. Lihat hasil. Pada halaman Kata Pengantar, nomor halaman adalah angka romawi kecil. Perhatikan, pada halaman Daftar Isi, penomoran halaman mengikuti nomor selanjutnya dengan format angka romawi
  7. Lakukan langkah yang sama, namun pilih angka desimal untuk penomoran halaman Bab dan seterusnya. Jangan lupa isikan dengan angka satu pada pilihan Start at.
  8. Lihatlah, penomoran halaman penulisan sudah rapi, bukan?

Selanjutnya adalah mengatur format dokumen menggunakan fitur style. Fitur styles berguna untuk mengotomatisasi format dokumen sehingga dapat menghemat waktu saat mengerjakan dokumen di word. Fitur styles wajib digunakan ketika kita akan membuat daftar isi secara otomatis.

Sebagai contoh, kita akan menggunakan format dokumen dengan aturan seperti di bawah ini

Heading 1
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab

Heading 2
Sub bab

Untuk menggunakan fitur style, langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Blok (seleksi) teks terlebih dahulu. Pada menu Styles, pilih Heading 1. Lakukan langkah yang sama untuk judul Daftar Isi dan Bab.
  2. Buat teks sub bab. Blok teks sub bab. Pada menu Styles, pilih Heading 2.
  3. Kembali ke halaman daftar isi. Pilih menu References. Klik ikon Table of Contents. Pilih bentuk tabel daftar isi yang disukai. Klik. Lihatlah hasilnya. Daftar isi otomatis telah muncul.
  4. Untuk meng-update isi tabel daftar isi, klik di area konten daftar isi dan pilih Update Table.

Bagaimana? Mudah, bukan? ๐Ÿ™‚
Semoga bermanfaat

Pembelajaran Berbasis Coding

Saat ini sedang ramai orang membicarakan tentang pembelajaran berbasis coding. Demikian pun diantara kawan-kawan Guru. Beberapa kawan menanyakan, seperti apa pembelajaran berbasis coding itu? Apakah nantinya semua mata pelajaran mengajarkan pemrograman? Bagaimana guru-guru yang tidak bisa menggunakan komputer? Dan banyak lagi.

Saya ingin mencoba meluruskan pemahaman mengenai pembelajaran berbasis coding dari sudut pandang saya berdasarkan pada bacaan dan literatur yang saya baca dan pelajari selama ini ya. Jadi, jika ada kekurangan dan koreksi sila ditulis di kolom komentar di bawah ini. Mari kita belajar bersama-sama.

Pembelajaran berbasis coding bukan berarti semua mata pelajaran belajar bikin program ataupun segalanya serba digital dan menggunakan aplikasi. Namun, yang diadopsi dari coding atau pemrograman adalah konsep dan pendekatan pemrograman. Konsep pemrograman itu meliputi berpikir logis (logic), evaluation (evaluasi atau menguji), algoritme (urutan langkah untuk menyelesaikan masalah), patterns (pola), decomposition (menguraikan masalah besar menjadi masalah-masalah yang lebih kecil), dan abstraction (menghapus detail yang tidak diperlukan). Sementara pendekatan pemrograman meliputi thinkering, creating, debugging, persevering, dan collaborating. Baik konsep dan pendekatan pemrograman yang diadposi dalam pembelajaran tersebut juga tidak perlu dilakukan dengan menggunakan komputer.

Konsep dan pendekatan pemrograman itu sendiri sebenarnya telah diterapkan pada buku-buku untuk siswa TK. Salah satu contoh seperti ini misalnya, mengenali pola (pattern).


sumber: https://www.onlinemathlearning.com/kindergarten-pattern.html


sumber: http://www.lisbonlx.com/format/11/geometric-shapes-patterns-for-kids.html/attachment/kindergarten-worksheets-these-are-good-but-some-have-errors-so-intended-for-geometric-shapes-patterns-for-kids

Di tingkat sekolah menengah, misalnya untuk mata pelajaran bahasa indonesia, dengan materi teks prosedural. Di sana ada penerapan algoritme. Atau ketika bikin puisi, di sana ada konsep dan pendekatan decomposition dan craeting.

Untuk mata pelajaran seni rupa, ketika membuat gambar nirwana, di sana ada mengenali pola (pattern) dan proses perulangan (looping).

Kalau kita renungkan, sesungguhnya konsep dan pendekatan pemrograman itu sendiri meniru bagaimana otak kita merespon. Logika programming saat ini lebih ditingkatkan sehingga mengikuti bagaimana cara manusia berpikir. Para enginer berpikir meniru alam dan kemudian menerapkannya dalam cara kerja mesin-mesin komputer. Hm, menarik, bukan? ๐Ÿ™‚

Jadi, ndak perlu khawatir dengan pembelajaran berbasis coding ya? Sebaliknya, ini akan menjadi kurikulum yang lebih menarik dan menyenangkan. Semoga :).

Buku Informatika untuk SD/MI

Alhamdulillah, ketiga buku informatika kelas 4,5, dan 6 untuk sekolah dasar (SD/MI) sudah terbit. Ketiga buku lainnya yaitu kelas 1,2, dan 3 insya Allah segera menyusul. Doakan ya. Perangkat pembelajaran dan alat atau program pendukung lainnya dapat diunduh di blog ini. Sementara, ini adalah sampul buku informatika SD dari Penerbit Erlangga tahun terbit 2019.

Berikut ini adalah gambaran isi dari kelas 4,5, dan 6

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

Buku Informatika untuk SD

Untuk Bapak Ibu yang ingin membeli secara online buku informatika untuk kelas 4 SD dari Penerbit Erlangga bisa langsung ke laman mereka di sini http://erlangga.co.id/katalog/produk-terbaru/10631-informatika-sdmi-kelas-iv.html atau silakan klik di sini.

Buku informatika untuk SD ini juga bisa dibeli secara offline di toko buku yang ada di kota Bapak Ibu Guru.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Buku Informatika SD

Alhamdulillah buku Informatika kelas 4 untuk Sekolah Dasar dari Penerbit Erlangga sudah terbit. Proses penulisan buku ini terbilang cukup lama dan sempat mengalami perubahan 4 kali penyusunan kerangka konsep untuk revisi buku TIK SD tahun terbit 2012. Saat ini kelas lainnya sedang dalam proses editing. Doakan semoga lancar ya, teman-teman. Buku ini juga dilengkapi dengan perangkat pembelajaran yang dapat Anda unduh secara gratis di blog ini.

Buku informatika untuk SD ini dilengkapi dengan media digital sebagai sumber belajar, seperti animasi, video, dan audio yang dapat dibaca atau didengarkan dengan cara men-scan atau memindai QR Code yang tersaji di halaman isi buku. QR Code dapat diakses dengan alat pembaca, yaitu Erlangga Reader yang dapat di-download atau diunduh di Play Store.

Oya, jangan membayangkan siswa belajar bahasa pemrograman yang sulit itu ya :). Pemrograman itu seni loh. Sebagai sebuah karya seni maka siswa akan banyak memaksimalkan daya imajinasi dan kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Jadi, mari kita bermain-main dan mengenal pemrograman dengan cara yang menyenangkan ๐Ÿ™‚

Sebagai gambaran, dalam buku ini ada empat materi penting yang dipelajari oleh siswa, yaitu:
1. Teknologi informasi dan komunikasi, berisi keterampilan digital dasar yang harus dimiliki agar siswa dapat memanfaatkan perangkat TIK dengan baik dan benar.
2. Literasi digital, berisi tema-tema seputar keselamatan dan keterampilan dalam berinternet. Materi ini dimaksudkan agar siswa dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi digital dengan baik dan benar.
3. Ilmu komputer, berisi pengetahuan seputar komputer dan kawan-kawannya. Materi ini dipelajari untuk memberikan pemahaman cara kerja komputer dan bagaimana dunia komputer dapat membantu memecahkan berbagai masalah atau pekerjaan manusia.
4. Komputasi, berisi mengenai konsep dasar pemrograman dan bahasa pemrograman. Mempelajari komputasi berguna untuk melatih berpikir runtut dan sistematis di dalam memecahkan sebuah masalah.

Penulis berharap melalui buku ini siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir komputasi (computational thinking), berpikir logis (logical thinking), algoritma (penyelesaian masalah secara terstruktur), nilai-nilai kerjasama, kreativitas, dan pemecahan masalah (problem solving) yang merupakan kunci dari ilmu komputer sekaligus nilai-nilai kecakapan yang diperlukan dalam menghadapi kehidupan di abad 21.

Tentu buku ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun dapat dikirimkan melalui email penulis di sini: hindraswari(dot)enggar(at)gmail(dot)(com). Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua. Amin yra.

Sekilas gambaran dari isi buku Informatika Kelas 4 untuk SD. Penerbit Erlangga. Tahun terbit 2019.

Paris, 2019

Alhamdulillah kami sampai di bandara Schipol, Belanda dengan selamat setelah menempuh perjalanan 14 jam non stop dari Indonesia menggunakan pesawat Garuda. Dari Belanda kami akan melanjutkan perjalanan dengan kereta api ke Paris dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam 4 menit. Kami memutuskan untuk istirahat dahulu di bandara sambil menunggu kereta yang akan membawa kami ke Paris.

Satu-satunya alasan yang membuat kami mengunjungi Paris kembali adalah karena kami berdua ingin melihat museum Currie. Dua tahun sebelumnya museum ini sedang direnovasi ketika kami berkesempatan mengunjungi Paris pada tahun 2012. Marie Currie adalah tokoh favorit saya sejak kecil. Saya memiliki buku-buku seri tokoh ternama yang salah satunya adalah Marie Currie. Sebenarnya ada satu museum lagi yang ingin saya kunjungi dan lokasinya di Paris juga, yaitu museum Louis Pasteur, penemu vaksin rabies. Sayangnya, dua museum itu tutup pada jam yang sama dan kami harus memilih salah satu.

Marie Currie atau nama aslinya adalah Maria Sklodowska bersama suaminya Pierre Curie adalah peraih nobel pertama untuk penelitian mereka tentang radiasi. Marrie juga adalah wanita pertama penerima nobel. Marie lahir di Warsawa, Polandia. Marie kemudian pindah ke Paris untuk melanjutkan kuliah dan kemudian mendirikan laboratorium di rumahnya dimana ia menemukan radium.

Usai dari museum Currie kami mampir sebentar ke museum pantheon. Pendulum Foucault menggantung megah di bagian tengah dalam pintu masuk. Mengenai pendulum ini saya pernah menuliskannya di sini.

Lalu kami berjalan kaki melihat-lihat toko buku dan mengunjungi toko pernak-pernik The Little Prince. Tujuan berikutnya adalah museum Louvre. Namun sayangnya saat itu museum Louvre ditutup, jadi kami hanya melihat dari luar. Jarum jam telah menunjukkan angka 8. Malam telah menjelang namun sinar matahari masih bersinar terang. Toko-toko telah lama tutup. Kami memutuskan kembali ke hotel dan beristirahat. Sementara itu musik dan cafe serta restoran penuh sesak oleh warga yang bercengkerama dengan kawan dan kerabat mereka sambil menikmati suasana musim panas yang indah. Selamat malam, Paris.

Hari kedua di Paris, kami sempatkan dengan berjalan-jalan ke taman Luxemburg, kemudian menuju taman bunga Paris di Vincennes, yang di dekatnya terdapat sebuah reruntuhan kastil (lupa namanya). Berbagai tanaman tumbuh di musium udara terbuka ini. Suasananya serupa dengan kebun raya bogor mungkin ya? :). Di sebuah tepi jalan berdiri toko souvenir kecil yang menjual berbagai produk tanaman dan pernak-pernik daur ulang. Saya membeli pensil yang bisa ditanam dan note dengan sampul dari kulit apel. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju museum sains dan industri di utara Paris. Berbagai robot dipamerkan di musium ini. Sebelum keluar dari musium kami menyempatkan diri masuk ke toko cindera mata yang berisi berbagai produk berkaitan dengan teknologi. Saya tertarik dengan tumpukan buku pemrograman untuk anak-anak. Sayangnya, semua berbahasa Perancis. Mereka tidak menyediakan buku bahasa inggrisnya :(. Antara sedih dan lega :)… hehe.

Kami memutuskan kembali ke hotel untuk melepaskan penat dan bersiap-siap melanjutkan perjalanan esok hari menuju Geneva.

Apa itu Critical Thinking?

Critical thinking adalah satu dari 3 istilah 4 C yang digadang-gadang sebagai keterampilan abad 21. Selain critical thinking, ada communication, collaboration, creativity. Dan ditambah dengan problem solving. Ke-4 keterampilan di atas adalah kemampuan yang ingin dituju dalam kurikulum 2013. Namun apa sih sesungguhnya critical thinking itu?

Sebelum menyimpulkan apa itu critical thinking, coba amati hal-hal kecil di sekitar kita. Pernah melihat seseorang tak acuh ketika ada orang tua dengan susah payah membuka pintu supermarket? Atau sekelompok orang yang asyik berjalan beriringan tanpa menyadari menutup jalan orang lain? Dan banyak kasus lainnya. Barangkali juga tanpa disadari, seseorang itu adalah diri kita sendiri. Kita telah tumbuh menjadi masyarakat yang abai terhadap kepatutan. Mengapa kita tumbuh menjadi orang yang tak peduli kepada orang lain?

Sebelum melimpahkan kesalahan kepada orang lain, mari kita bercermin bersama-sama. Kita sesungguhnya tidak tahu. Kita tidak tahu bahwa orang tua yang sedang kesusahan membuka pintu membutuhkan bantuan. Kita tidak tahu bahwa berjalan beriringan dapat menyebabkan penutupan jalan bagi orang lain, dan lain-lain. Sejak kecil kita tidak pernah diajarkan untuk berpikir kritis (critical thinking). Jika seorang anak dibiasakan berpikir kritis, maka setiap tindakannya akan didasarkan pada analisa. Sebelum melakukan sesuatu ia akan selalu bertanya kepada dirinya, apakah dampaknya jika ia melakukan ini? Apakah betul yang akan ia lakukan, bagaimana dampaknya kepada orang lain? dan sebagainya. Ia tumbuh menjadi anak yang tidak sekedar ikut-ikutan, ia akan meneliti setiap masalah yang dihadapinya.

Proses berpikir kritis memang harus dilatih sejak dini. Dikutip dari Parents Guide Magazine. Berpikir kritis adalah cara berpikir logis, dimana kita memecah-belah suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil serta menganalisanya. Bagian dari berpikir kritis adalah: kemampuan menggolongkan, memilah, membandingkan persamaan dan perbedaan (Church, 1993). Beberapa ciri anak yang berpikir kritis adalah: penuh rasa ingin tahu dan ingin menjelajah/bereksplorasi.

Berpikir kritis penting bagi setiap manusia karena itulah modal untuk pemecahan masalah, dimana masalah adalah hal yang pasti dihadapi manusia sepanjang hidupnya. Kemampuan menganalisa masalah membantu kita meneliti penyebab masalah, kemudian mencari solusinya.

Anak-anak yang sejak dini diajarkan keterampilan berpikir kritis akan tumbuh menjadi problem solver bagi masalah-masalah yang ada disekitarnya. Mereka optimis dan penuh rasa peduli terhadap lingkungan dan sekitarnya. Untuk itu, mari kita mulai dengan mempraktikkan pola pikir kritis dalam diri sendiri.






PKWU Selayang Pandang

Sebagai gambaran bagaimana saya menerapkan pembelajaran PKWU, Bapak/Ibu Guru dapat melihat dalam akun siswa saya di sini.

Kelompok ini menyimpan semua dokumentasi kegiatan belajar PKWU di semester ganjil (tahun ajaran 2018-2019) dengan sangat apik dan runut. Saya pilihkan yang terbaik untuk Bapak/Ibu Guru semua ๐Ÿ™‚

Semoga bermanfaat