Review Buku Teks Kurikulum Merdeka

Alkisah :), tanggal 19 s.d 22 mei lalu saya mengikuti kegiatan review buku teks kurikulum merdeka dari badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan pusat perbukuan, kemendikbudristek. Saya mendapat tugas untuk mereview buku teks untuk panduan guru mata pelajaran PKWU aspek rekayasa untuk kelas X.

Tugas saya di sini adalah memberi masukan untuk buku teks mata pelajaran PKWU yang akan diterbitkan oleh kementerian, dari sudut pandang seorang Guru. Tidak hanya Guru, tetapi ada profesi lain yang terlibat di dalam kegiatan ini, antara lain editor, ilustrator, dan lain-lain.

Saya tidak tau apakah kegiatan seperti ini sebelumnya telah ada. Atau barangkali baru kali ini KemendikbudRistek melibatkan banyak komponen, termasuk Guru (yang paling berperan menggunakan buku tersebut kelak) untuk menilai buku teks yang akan mereka luncurkan. Tentu kami harus membaca buku tersebut sebelum bisa memberikan penilaian, itulah sebabnya kegiatan ini berlangsung cukup lama, 4 hari.

Komponen apa saja yang dimasukkan ke dalam penilaian? Banyak sih. Mereka sudah menyediakan format instumen yang harus kami isi, dari norma, materi, sampai apakah buku tersebut bisa membantu Guru mengimplementasikan pembelajaran disertai alasan, saran serta halaman yang dikritisi. Hal ini akan membantu dan mempermudah penulis untuk memperbaiki buku tersebut.

Tentunya bukan tugas yang mudah ya. Saya harus bolak-balik membaca, dan yang paling utama menurut saya adalah pemahaman pada penggunaan CP dan TP. Kenapa CP dan TP? Ya, karena buku yang kami review adalah buku teks Kurikulum Merdeka. Dengan demikian pemahaman tentang CP dan TP itu merupakan sebuah keharusan. TP bisa jadi berbeda untuk setiap orang, dan itu adalah hak seorang Guru atau dalam konteks ini adalah penulis. Namun demikian, penting untuk dipahami juga adalah bagaimana menuliskan TP secara runtut dan sistematis agar mudah dipahami dan pada akhirnya menuju kepada kompetensi akhir yang akan dicapai siswa.

Kesan saya terhadap kegiatan review buku teks:

Barangkali beberapa masukan atau kritik yang diterima penulis bisa jadi tidak mengenakkan. Tetapi, itu lah tantangan seorang penulis. Seorang penulis harus memiliki hati yang lapang dan luas untuk menerima segala kritik dan masukan untuk karya-karyanya. Gampang sih ngomong… hehehe. Tetapi saya merasakan hal itu juga kok :). Terkadang, kritikan yang pahit itu bisa jadi pendorong bagi kita untuk lebih banyak dan semangat belajar lagi. Btw, review buku ini membantu penulis juga loh, karena pengecekan link atau alamat situs yang broken dapat terdeteksi, demikian juga dengan kesesuaian bahasa dan kesalahn penulisan serta lain-lainnya.

Above all, saya mengapresiasi sangat kegiatan ini. Nggak terbayangkan PuskurBuk terbuka untuk kegiatan serupa ini. Semoga dengan kolaborasi dari semua komponen masyarakat akan lahir buku-buku teks yang berkualitas dan bisa membantu Guru serta siswa mengimplementasikan pembelajaran dengan lebih baik.

CP-TP-ATP-Modul Ajar

Bapak Ibu Guru yang barangkali membutuhkan pedoman pembuatan modul ajar, berikut saya share ringkasan panduannya ya. Ini saya buat untuk mempermudah saya memahami CP-TP-ATP-modul ajar. Ada juga implementasi KBM yang telah saya lakukan untuk triwulan semester ganjil beserta contoh mini projek yang dibuat oleh siswa.

Oya, jangan lupa Bapak Ibu, untuk menyusun TP, Bapak Ibu juga memerlukan rumusan taksonomy Bloom untuk penggunaan kata kerja operasional pembuatan Kompetensi. Silakan dilihat di sini ya.

Silakan dilihat panduan penyusunan CP ke TP di sini dan di sana. Semoga bermanfaat.

Memahami Kurikulum Merdeka

dari Penguatan Proyek dan Profil Pelajar Pancasila.

Apa yang membedakan kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya? Dari persepsi saya, kurikulum Merdeka memberikan penguatan pada proyek dan Profil Pelajar Pancasila. Mengapa? Karena pada pengerjaan proyek maka siswa belajar memahami kualitas ataupun karakter dan kompetensi yang harus mereka bangun, seperti Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Mandiri yang kesemuanya terangkum dalam 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dari sini jelas, bahwa tujuan pendidikan yang ingin diraih adalah membentuk generasi yang tidak hanya unggul dalam prestasi, namun memiliki sikap dan karakter mulia.

Bicara tentang proyek, saya yakin guru tidak asing dengan strategi pembelajaran berbasis proyek. Saya juga meyakini sebelum adanya kurikulum Merdeka, ada banyak guru yang mengajarkan Pembelajaran Berbasis Proyek. Guru-guru ini paham bahwa mengajar memerlukan strategi. Strategi pembelajaran untuk materi satu dengan materi lainnya tidaklah sama. Ada kalanya materi A bisa dijalankan dengan ceramah, namun mungkin diskusi lebih cocok untuk materi B, dan seterusnya. Itu sebabnya ada banyak strategi pembelajaran yang bisa digunakan guru. Ada Project Based Learning, ada Problem Based Learning. Selain itu, guru juga bisa menggunakan berbagai teknik mengajar, seperti design thinking, gamifikasi, flipped classroom, self learning, free online learning tools, social media, dan lain-lain. Guru bahkan bisa mengembangkan atau mengadopsi teknik-teknik dari berbagai bidang untuk diujicobakan pada cara mereka mengajar. Salah satu contoh adalah design thinking. Design thinking awalnya adalah pemikiran yang digunakan oleh para seniman untuk menghasilkan sebuah karya. Kemudian design thinking diterapkan di dunia bisnis dan kemudian berkembang di dunia pendidikan. Berbagai strategi dan teknik mengajar ini sayangnya tidak banyak dilakukan oleh guru. Mengapa? Untuk mencoba berbagai hal ini tentu saja guru harus memiliki sumber referensi bacaan yang banyak. Kalau tidak sempat membaca bagaimana? Sekarang ini ada banyak cara kita untuk belajar, bisa tengok youtube, membaca blog para guru dari seluruh belahan dunia, belajar dari rekan sejawat melalui berbagai komunitas.

Nah, kurikulum Merdeka ini menurut saya adalah cara mas menteri memberikan contoh strategi pembelajaran berbasis proyek melalui 7 tema proyek. Harapannya (mungkin), jika guru sudah terbiasa menerapkan pembelajaran berbasis proyek ini maka guru akan terinspirasi menerapkan PBL ini pada mata pelajaran yang mereka ampu.

Saat ini, belum banyak penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran. Ketika membahas proyek maka sebagian besar kita merujuk kepada 7 tema besar proyek di dalam kurikulum Merdeka. Padahal barangkali kita lebih membutuhkan bagaimana menerapkan mata pelajaran kita ke dalam pembelajaran proyek, atau malah problem based learning? Strategi atau teknik pembelajaran efektif apa yang bisa kita berikan kepada siswa untuk mereka memahami materi yang kita ajar? Yuk, kita belajar sama-sama 🙂

Modul Ajar Informatika Semester Genap

Mencuri waktu di sela keriuhan tesis dan menyiapkan paper yang harus disubmit (yang bahkan belum dibikin.. duh :(, marilah kita menuliskan kerangka ajar semester genap buat materi ajar kepada siswa. Semester genap sudah berjalan beberapa minggu, gambaran materi udah ada di benak sih tapi kalau nggak ditulis khawatir di tengah jalan ini mau kemana ya arahnya? wkwkwkwk. Ok.

Kira-kira seperti ini formatnya. Agak jauh berbeda dengan yang ada di buku teks. Namun, konon, kurikulum prototipe itu salah satu karakteristiknya adalah memberikan fleksibilitas bagi guru. Mengutip Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito (Nasional, 2022) mengungkapkan bahwa, “Guru, dalam hal ini, dapat mengajar suatu hal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh si murid. “Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.”

Tetapi, ini nggak boleh sebenarnya. Mustinya sih di semester awal kemarin saya menyiapkan modul transisi. Modul ini dirancang untuk siswa kita yang belum pernah belajar tik atau informatika. Modul transisi bisa diambil dari Capaian Pembelajaran fase D (SMP, kelas 7,8, dan 9) dan ditambahkan materi dari elemen fase E. Namun karena semester ganjil sudah berjalan dan harus mengadopsi kurikulum Sekolah Penggerak (saat itu) maka ya tak apa-apa lah. Perbaikan masih terus dilakukan dan memang it takes time ya untuk beradaptasi dengan kurikulum baru ini. Tapi, konon itulah yang membuat homo sapiens survive di bumi, karena mereka bisa beradaptasi ;-).

Di semester genap ini, saya memilih menyatukan beberapa materi/bab (yang kemungkinan bisa berubah sambil berjalan) yang relevan ke dalam projek pembuatan web (Praktik Lintas Bidang). Pilihan ini menyesuaikan dengan tema projek ke-3 sekolah yaitu Kewirausahaan (Aturan baru projek tidak berkaitan dengan materi yang diampu, tetapi relevan dengan Profil Pelajar Pancasila). Pada akhir projek kewirausahaan setiap kelompok akan membuat web company profile yang berisi tahapan-tahapan produk yang mereka buat, dari perancangan sampai produk akhir. Bisa juga disebut semacam jurnal digital yang mencatat kegiatan mereka. Sebagai gambaran hasil akhir projek kira-kira seperti ini (contoh karya siswa 2 tahun lalu). Untuk detil lengkapnya bisa dilihat di blog saya yang ini ya.

Di materi informatikanya sendiri, saya memilih bab-bab berikut ini yang akan diajarkan selama semester genap. Draft kasar dulu ya, harus balik ngurusi tesis dulu :). Doakan semoga tesis saya lancar ya teman-teman. Aamiin.

Referensi:

Nasional, 2022. Ini 3 Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe yang Perlu Guru Ketahui. https://nasional.tempo.co/read/1545454/ini-3-karakteristik-utama-kurikulum-prototipe-yang-perlu-guru-ketahui/full&view=ok. [28 Januari 2022].

Rencana Pembelajaran Informatika SD Kelas 5-6 (Fase C) Sekolah Penggerak

Bagi Bapak Ibu yang menggunakan buku Informatika SD dari Penerbit Erlangga, berikut akan saya lampirkan format Rencana Pembelajaran Informatika. Format ini sifatnya tidak baku. Bapak Ibu bebas menyusun pembagian materi sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah. Format ini juga dapat digunakan untuk membantu Sekolah Dasar yang barangkali tahun ajaran baru ini sudah menerapkan Sekolah Penggerak dan mengajarkan mata pelajaran Informatika. Mari kita belajar bersama-sama, saran dan kritik yang membangun dipersilakan.

Kurasi Perangkat Ajar

Jadi, ceritanya saya mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi Teknis Kurasi Perangkat Ajar yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek pada tanggal 20 Oktober 2021. Ikut ini nggak sengaja aja, dikirimi link tentang seleksi calon mitra kurasi perangkat ajar dari kawan di komunitas penulisan. Deadlinenya mepet banget, tapi coba aja lah. Alhamdulillah terpilih. Nah, selama kurang lebih 3 hari kami memperoleh pemahaman mengenai kurikulum Sekolah Penggerak dan juga bimbingan seputar pembuatan perangkat ajar kurikulum sekolah penggerak sesuai mata pelajaran yang dipilih. Output yang ingin diperoleh dari hasil pelatihan adalah modul ajar (harapannya sih modul ajar dengan konten yang berbeda dari buku teks yang telah tersedia). Namun, namanya juga rata-rata kami baru adaptasi dengan kurikulum ini dan sebelumnya pun masih banyak informasi yang missed, maka panduan yang kami gunakan tentu saja buku teks dari kementerian.

Apapun itu, saya merasa beruntung sebenarnya karena banyak pelajaran yang saya peroleh. Seperti yang sempat saya tanyakan bagaimana mengantisipasi siswa yang belum pernah memperoleh pengetahuan tik atau informatika sama sekali (Oya, karena saya mengampu mata pelajaran informatika, jadi tentu saja yang saya tanyakan berkaitan dengan mapel saya ya.. hehehe). Bu Inge bilang, kita boleh membuat modul ajar transisi. Modul ajar transisi ini bisa diambil dari materi yang ada di jenjang SMP. Solusi lainnya adalah mengintegrasikan materi dalam sebuah projek. Bentuknya sendiri boleh mini projek. Atau projek besar, yang di dalam mapel informatika sendiri untuk projek ini ada di dalam elemen yang terakhir yaitu Praktik Lintas Bidang (PLB). Kalau Bapak Ibu ingat, ada 7 elemen dalam mapel informatika, yaitu Berpikir Komputasional (BK), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Sistem Komputer (SK), Jaringan Komputer dan Internet (JKI), Analisis Data (AD), Algoritma dan Pemrograman (AP), Praktik Lintas Bidang (PLB). Nanti akan saya share template untuk projek (ini sifatnya nggak baku ya, hanya sebagai gambaran saja).

Nah, saya jadi terpikir menugaskan siswa membuat mini projek. Beberapa pilihan mini projek antara lain adalah membuat sistimatika penulisan pada makalah (membuat daftar isi, daftar tabel, menyisipkan grafik, dll), membuat video presentasi (konten bisa dipilih berdasar materi yang sulit mereka pahami), atau membuat rekaman suara menggunakan platform audio.

Oya, untuk tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah silakan mengembangkan sendiri menyesuaikan dengan CP yang diberikan dari pusat. Mau mengikuti TP seperti yang telah disediakan oleh pusat juga ya monggo-monggo aja. Walalupun sebenarnya yang mengetahui kemampuan peserta didik di sekolah adalah Bapak/Ibu sendiri. Sebagai tahap awal dan belajar, nggak ada salahnya menggunakan tujuan pembelajaran yang disediakan dari kementerian. Sambil berjalan bisa dilakukan evaluasi dan siapa tau nanti jadi modul ajar versi kita sendiri, iya kan? 🙂

Untuk semester genap bagaimana? Mari kita pikirkan nanti ya 🙂

  1. Struktur Kurikulum
  2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen
  3. Format Projek Mapel Infomatika (Bukan format projek tema ya)

KBM Sekolah Penggerak

Rekan-rekan sejawat, kegiatan belajar mengajar saya bersama siswa seperti biasa saya dokumentasikan di dalam blog saya satunya, bisa dilihat di sini. Di sana berisi tulisan kegiatan dan pendekatan yang saya gunakan ketika berinteraksi bersama peserta didik. Namun saya tidak rutin mengisinya dikarenakan kesibukan yang juga cukup padat ya :). Tetapi sebisa mungkin saya usahakan untuk selalu menulis, entah di blog itu atau di sini atau blog lainnya atau juga dimana-mana… hehe.

Jika ada yang bermanfaat silakan diambil, gratis kok ;-). Saran dan kritik pun dipersilakan.

Rencana Pembelajaran Informatika SD Kelas 3-4 (Fase B) Sekolah Penggerak

Bagi Bapak Ibu yang menggunakan buku Informatika SD dari Penerbit Erlangga, berikut akan saya lampirkan format Rencana Pembelajaran Informatika. Format ini sifatnya tidak baku. Bapak Ibu bebas menyusun pembagian materi sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah. Format ini juga dapat digunakan untuk membantu Sekolah Dasar yang barangkali tahun ajaran baru ini sudah menerapkan Sekolah Penggerak dan mengajarkan mata pelajaran Informatika. Mari kita belajar bersama-sama, saran dan kritik yang membangun dipersilakan.

 Mata Pelajaran: Informatika

Projek Karya Tulis untuk Sekolah Penggerak

Mari kita berandai-andai merancang beberapa opsi projek karya tulis untuk Sekolah Penggerak. Mengapa karya tulis? Tidak bolehkah proyek lainnya? Tentu saja boleh. Anda boleh memilih pentas seni, video, poster, dan lain-lain. Mengapa saya menekankan karya tulis? Merujuk kepada Kerangka Kurikulum Struktur Kurikulum, di sana dicantumkan Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Saya mencoba mengartikan bahwa untuk syarat kenaikan maka siswa diwajibkan untuk menulis karya tulis, atau tepatnya esai tadi (koreksi jika saya salah ya).

Bapak Ibu tentu juga masih ingat bahwa di dalam Kerangka Kurikulum Profil Pelajar Pancasila, dituliskan bahwa ada tujuh Tema untuk dipilih Satuan Pendidikan. Tema tersebut adalah: Perubahan Iklim Global, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, serta Kewirausahaan. Untuk jenjang Sekolah Menengah (SMP, SMA dan SMK) wajib memilih minimal 3 tema per tahun. Kemudian sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan.

Sebagai tambahan, untuk pembuatan projek harus merangkum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ada (boleh ke-enamnya atau sebagian darinya). Dan projek terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran.

Ok, Kita beri catatan di sini, terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran. Artinya, tidak memaksakan memasukkan semua mata pelajaran ke dalam sebuah penulisan. Karena, menurut pendapat saya pribadi, untuk menulis dalam tingkatan seperti itu diperlukan banyak literatur dan tidak semua orang bisa melakukannya. Dan itu sangat advance, sudah melakukan banyak penelitian. Salah satunya ilmuwan Murray Gell-Mann yang menulis sebuah teori analisis kompleks, yang menjelaskan struktur dinamis dari berbagai hal mulai dari level quark sampai atom, molekul, sel, evolusi, sosiologi sampai ke bisnis. Bukunya berjudul The Quark and the Jaguar: Adventures in the Simple and the Complex. Gell-man adalah pemenang nobel untuk Quark.

Atau seperti John Nash, ilmuwan matematikawan yang memperoleh nobel di bidang ekonomi. Biografi Nash sendiri mengharukan, karena Beliau menderita skizofrenia. Tesisnya mengenai Game Theory yang bisa dimanfaatkan untuk genetika, evolusi, sosiologi, politik, ekonomi, dan bisnis.

Yang bisa kita ambil dari 2 kisah tokoh di atas adalah bahwa untuk sampai ke sana tentulah ada sebuah proses. Dan proses itulah yang akan kita lakukan agar suatu hari nanti peserta didik kita pun dapat menjadi seperti mereka. Jangan lupa, menulis adalah sebuah proses. Seseorang tidak bisa ujug-ujug menulis jika tidak dilatih (atau terbiasa). Maka, yuk, mulai dengan bagaimana mengenalkan anak agar cinta dan suka menulis terlebih dahulu.

Membaca adalah kunci untuk seseorang bisa menulis.

Jadi, projek karya tulis apa yang bisa kita berikan sebagai tahap awal?

  1. Tulisan rangkuman

Saya menyarankan membuat tulisan ini. Tugaskan siswa untuk memilih minimal 3 artikel. Idealnya ada buku dan lainnya bisa artikel pendek. Kalau kondisi lingkungan peserta didik tidak memungkinkan tak apa dengan 3 artikel pendek. 3 artikel itu memiliki kata kunci yang berhubungan. Contoh:

Tema Projek: Kearifan Lokal

Unsur: Kuliner Rendang

Kata kunci: rendang, kearifan lokal, nilai filosofi atau nilai historis

Output siswa: Merangkum tulisan dari 3 artikel tersebut.

Tujuan: Siswa mampu memahami bacaan serta menuliskannya menggunakan kata-kata sendiri.

Di sini, tentunya, kita berharap, siswa bisa mengembangkan tulisannya melalui informasi yang ia peroleh dari berbagai sumber referensi yang telah ia baca. Atau bahkan mungkin melalui pengalaman yang ia rasakan.

Lalu, apa peran guru mapel di jam proyek? Guru adalah fasilitator. Guru mapel apapun bisa berkontribusi. Ketika ada anak yang tidak berkonsultasi dengan guru mapel tersebut, barangkali karena topiknya yang tidak berkaitan maka Bapak Ibu Guru bisa meminta anak secara random untuk menceritakan progres atau tulisan yang ia buat. Anak lain mendengarkan. Sesi itu bisa menjadi diskusi dimana guru dan siswa saling belajar hal baru dan memperoleh pengetahuan baru.

Kadang ada yang kita lupakan, berinteraksi dengan siswa tidaklah melulu soal pelajaran, namun obrolan-obrolan ringan seputar film, buku, kegiatan dan lain-lain itu pun bisa menjadi sebuah ilmu yang sama berartinya. Dan itu bisa memotivasi serta memancing mereka untuk berani mengungkapkan pemikirannya.

2. Tulisan esai

Esai berasal dari kata Perancis, essayer, yang artinya mencoba. Oleh karena itu format esai lebih bebas. Namanya juga mencoba, jadi penulisan esai bisa saja berakhir menjadi artikel atau bahkan karya ilmiah. Penulisan esai pun sah-sah saja jika diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

Menulis bukanlah sekedar menorehkan kata-kata tanpa isi. Menulis yang baik dan benar akan melatih anak-anak kita untuk terbiasa berpikir runtut dan sistematis.

Nah, Bapak Ibu sekian dulu pembahasan untuk projek menulis ya :). Semoga bermanfaat.

Buku Informatika untuk SD

Untuk Bapak Ibu Guru yang menggunakan buku Informatika untuk SD dari Penerbit Erlangga, untuk membantu Bapak Ibu Guru menyampaikan materi kepada peserta didik di dalam masa PJJ ini, maka Bapak Ibu dapat menggunakan bantuan fitur barcode yang ada di setiap bab. Beragam media tersedia di dalamnya. Ada slide presentasi dan juga contoh latihan, projek serta film yang dapat ditayangkan kepada siswa-siswi Bapak Ibu.

Berikut tangkapan layar dari buku Informatika untuk SD

Oya, ada email dari Bapak Guru dari Papua loh (Wah, jauh ya? Senang sekali rasanya menerima email Bapak Guru dari provinsi paling timur di Indonesia. Salam hormat saya untuk Bapak dan anak-anak di Papua. 🙏
Beliau bilang …… Hm, nggak seru ya kalau saya tulis. Baca sendiri aja isi suratnya ya 😉.