File Pendukung

Untuk Bapak Ibu Guru yang menggunakan buku Informatika untuk SD dari Penerbit Erlangga, file pendukung berupa slide presentasi dapat dipindai langsung dari buku. Sementara untuk program dapat diunduh dari alamat situs yang juga ada di buku.

Semoga dapat membantu Ibu dan Bapak dalam proses pembelajaran ya. Terima kasih.

Pembelajaran Informatika untuk SD – PJJ

Bapak dan Ibu Guru, saya akan mencoba berbagi pendekatan yang dapat dilakukan untuk pengajaran informatika untuk SD dari Penerbit Erlangga dengan menyesuaikan situasi saat ini. Sesuai pesan mas menteri, Guru bisa memilih kompetensi dasar yang esensial yang dapat diberikan kepada siswa-siswa. Atau kita bisa menyederhanakan materi yang ada.

Beberapa permasalahan yang ada, tidak semua siswa memiliki gawai, atau pun akses internet. Lalu, bagaimana bisa mengajarkan informatika? Apalagi untuk anak sekolah dasar yang pastinya membutuhkan bimbingan dari Bapak Ibu Guru?

Seperti yang Bapak Ibu Guru ketahui, buku informatika SD dari Penerbit Erlangga, dibagi menjadi 4 aspek, yaitu:

  1. teknologi informasi dan komunikasi (yang menekankan kepada pemanfaatan perangkat tik untuk melatih keterampilan digital dasar seperti mengolah dokumen, membuat gambar, melakukan perhitungan sederhana, membuat animasi dan lain-lain). Ini ada di bab 1, yang berisi tahapan untuk menggunakan program atau software tertentu.
  2. literasi digital, berisi tema-tema seputar keselamatan dan keterampilan dalam berinternet. Materi ini dipelajari agar siswa dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi digital dengan baik.
  3. ilmu komputer, berisi pengetahuan seputar komputer. Materi ini dipelajari untuk memberikan pemahaman cara kerja komputer dan bagaimana komputer dapat membantu memecahkan berbagai masalah atau pekerjaan manusia.
  4. komputasi, berisi mengenai konsep dasar pemrograman dan bahasa pemrograman. Namun jangan khawatir, pada bab ini siswa lebih banyak diajak untuk melatih keterampilan berpikir runtut dan sistematis di dalam memecahkan sebuah masalah dalam kegiatan dan permainan.

Buku ini ditulis dengan menekankan kepada konsep dari setiap materi yang akan disampaikan. Jadi, komputer di sini lebih berperan sebagai alat bantu. Kalau tidak ada komputer, apakah masih tetap bisa digunakan? Insya Allah bisa Bapak Ibu Guru. Saya akan berikan contoh beberapa berikut ini. Untuk contoh saya lebih memfokuskan kepada aspek teknologi informasi dan komunikasi.

Membuat animasi. Tujuan yang diharapkan siswa memahami konsep animasi dan bagaimana cara kerja animasi. Bapak dan Ibu Guru dapat menjelaskan konsep animasi. Berikan contoh bagaimana membuat animasi menggunakan lembaran kertas yang disebut dengan flipbook (materi ada di buku). Lalu, tugaskan siswa (individu atau kelompok) untuk membuat animasi flipbook dengan melibatkan Ayah dan Bunda. Pertemuan berikutnya, Bapak Ibu bisa meminta siswa untuk mempresentasikan dan menceritakan animasi flipbook yang telah mereka buat. Semoga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa-siswa pun secara tak langsung memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Mengedit gambar atau foto. Berikan konsep dasar mengenai mengedit atau menyunting gambar. Tujuan yang diharapkan siswa dapat memahami pengertian dan tujuan dari mengedit atau menyunting foto. Fitur apa saja yang bisa dilakukan dalam pengerjaan menyunting foto (ada di buku). Berikan contoh pada foto atau barangkali bisa menggunakan aplikasi yang populer yang diketahui oleh anak-anak, bisa menggunakan aplikasi yang ada di telepon genggam. Tugas: (bisa dilakukan bersama orang tua) Bapak atau Ibu membuat gambar. Lalu, ananda bisa mengedit gambar tersebut agar menjadi lebih menarik menggunakan pensil warna atau crayon. (bantuan efek yang ingin dibuat bisa melihat materi yang ada di buku).

Melakukan perhitungan. Tujuan yang diharapkan siswa dapat memahami konsep penghitungan seperti penyelesaian soal operasi hitungan (tambah, kurang, kali, bagi), menghitung diskon, menggunakan fungsi logika dan sebagainya melalui kegiatan bersama orang tua di rumah. Contoh (kelas 5), siswa menuliskan daftar belanjaan disertai harga bersama Ayah dan Ibu dalam buku tugas. Lalu, menghitung jumlah. Rumus dapat dilihat pada buku.

Berikan pemahaman kepada siswa, bahwa semua yang mereka pelajari akan membantu ketika sekolah mulai berjalan dan ketika Bapak Ibu mempraktikkan materi yang telah dibuat oleh siswa-siswa di masa pandemi. (Jika siswa memiliki komputer dan dilengkapi oleh program office, siswa dipersilahkan mencobanya mengikuti langkah-langkah yang ada di buku didampingi oleh orang tua). Yang paling penting adalah memberikan pemahaman konsep pada setiap materi yang akan disampaikan. Bagaimana pendekatannya bisa dilakukan dengan banyak cara. Saya yakin Bapak dan Ibu Guru pasti memiliki banyak cara dan pendekatan yang lebih menarik. Boleh loh, dishare di sini agar kita semua bisa belajar demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didik kita :).

Demikian Bapak Ibu Guru, tetap semangat dan selalu jaga kesehatan ya. Jika ada yang ingin Bapak Ibu Guru tanyakan seputar pengajaran atau pembelajaran informatika di masa pandemi ini, monggoo… 🙂

Ezgif

Jadi, ceritanya beberapa kawan sering bertanya kepada saya perihal bagaimana menggunakan classroom atau pun aplikasi lainnya. Melihat hal tersebut saya kemudian memutuskan untuk membuat video tutorial di youtube, awalnya. Namun, sepertinya cara itu kurang efektif. Barangkali, kuota internet atau jaringan yang kurang bagus. Atau mungkin durasi video terlalu panjang. Sementara itu kebutuhan untuk bisa memanfaatkan teknologi sangat mendesak terutama ketika semua orang harus bekerja dan belajar dari rumah di masa pandemi covid. Lalu, saya memutuskan untuk membuat video yang sangat sederhana. Singkat dan tidak perlu mengakses ke halaman lain untuk melihatnya (seperti ke youtube). Video itu harus bisa diunggah ke whatsapp dan bisa diunduh melalui aplikasi pesan singkat seperti whatsapp. Dengan demikian teman-teman Guru dapat menonton secara offline.

Seringnya, video yang sudah dibuat sederhana itu ternyata tetap besar ukurannya. Whatsapp sendiri membatasi file yang boleh diunggah tidak lebih dari 64 M (kalau tidak salah 🙂 ). Akhirnya, googling ke paman Google dan ketemulah ini 🙂

Ezgif adalah layanan online tidak berbayar yang menyediakan berbagai tool seperti membuat dan mengedit animasi GIF, editing dan konversi untuk berbagai format gambar termasuk animasi web, png, mng, dan flif serta editing video dasar lainnya. Tools yang paling populer adalah pembuat gif, konverter video ke GIF dan resizer gambar.

Untuk menggunakan Ezgif sangat mudah. Anda dapat langsung mengaksesnya di sini. Selamat mencoba.

Pilihan lainnya adalah Freeconvert. Freeconvert dapat diakses di sini.

Aplikasi Perekam Video

Pandemi covid membuat semua hal berubah, demikian juga dengan kegiatan belajar mengajar yang beralih menjadi daring. Guru kemudian ‘dipaksa’belajar menggunakan teknologi untuk mempersiapkan bahan ajar yang menarik dan menyenangkan untuk siswa-siswanya. Berbagai software dan aplikasi yang bertebaran di internet menawarkan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Salah satu software yang banyak digunakan oleh Bapak Ibu Guru adalah Kinemaster. Konon, video yang dihasilkan serupa dengan video pembelajaran Ruang Guru. Saya sendiri belum pernah menggunakan Kinemaster. Saya lebih suka menggunakan aplikasi screen recording tanpa wajah… hehe. Tetapi, berhubung banyak yang bertanya maka saya mulai mencoba beberapa, salah satunya Powerpoint. Software ini saya pilih dengan pertimbangan teman-teman Guru sudah familiar menggunakan Microsoft Powerpoint. Namun, ternyata fitur merekam diri sendiri ini hanya ada di Powerpoint versi 2019 ke atas.

Ada banyak software presentasi dengan video sebenarnya, salah satunya adalah Loom Google Chrome Extension. Loom adalah salah satu fitur video conferencing pada browser Chrome. Loom dapat digunakan secara gratis maupun berbayar. Menariknya, jika Anda adalah guru atau siswa, maka Anda bisa mendapatkan versi profesional secara gratis. Di lamannya, Loom memberikan berbagai contoh penggunaan Loom di berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, dan lain-lain. Anda bisa dapat banyak ide dari sini. Kekurangan Loom adalah Anda harus terkoneksi ke internet untuk melakukan perekaman.

Berikut contoh penggunaan Loom untuk pendidikan

Oya, antarmuka Loom sederhana dan sangat mudah dipelajari. Penasaran ingin mencoba? Pertama, masuk ke sini. Pilih Download for PC, jika Anda ingin menggunakan Loom di PC desktop. Sebaliknya, Anda bisa Sign In di laman tersebut untuk menggunakan Loom sebagai aplikasi browser.

Berikut adalah cara menggunakan Loom sebagai aplikasi PC desktop.

  1. Jalankan Loom.
  2. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
  1. Ada 3 pilihan: Screen_Cam, jika ingin merekam layar dan yang tampak di kamera (wajah), Screen Only untuk yang tampak di layar dan Cam Only untuk yang tampak di kamera.
  2. Pastikan Microphone berfungsi.
  3. Selanjutnya, Start Recording. Oya, jalankan dahulu file yang akan dipresentasikan. Misalnya Powerpoint.
  4. Tekan tombol Ctrl+Shift+L, Atau klik ikon kotak merah untuk berhenti. Selain ikon Stop, ada juga ikon untuk membatalkan rekaman dan lain sebagainya.
  5. File rekaman ada di laman loom milik Anda. Anda bisa menghapus, mengedit video ataupun membaginya ke orang lain.

Nah, cukup mudah, bukan? Selamat mencoba 🙂

RPP PKWU

Pandemi covid menyebabkan disrupsi di berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Sistem pembelajaran yang mulanya tatap muka berubah drastis menjadi pembelajaran daring. Gagap? Kaget? Bingung? adalah respon yang sangat wajar ketika pertama kali kita harus beradaptasi pada sebuah perubahan. Namun perubahan adalah keniscayaan. Jadi, kita tidak boleh mundur pun takut menghadapi perubahan. Sebaliknya, belajar dan terus belajar. Saya memilih menyimak berbagai informasi yang ada. Menyaring dan mempelajarinya secara seksama. Seperti di masa ini, begitu banyak webinar yang ditawarkan dan hampir semuanya gratis. Wadah kita untuk belajar dan mengembangkan diri terbuka lebar-lebar. Tetapi, bukan berarti semua webinar kita ikuti semata hanya untuk mengumpulkan sertifikat. Saya, cenderung malah melupakan urusan sertifikat . Saya akan selektif memilih berbagai webinar yang saya ikuti. Saya akan bergabung jika itu sesuai dengan bidang dan minat yang ingin saya tekuni. Dan, tentu saja juga mempunyai hubungan yang relevan dengan profesi saya saat ini.

Bicara profesi, walaupun saat ini libur, sebagai pendidik saya harus menyiapkan RPP untuk kelas yang akan saya ajar pada tahun ajaran baru 2020-2021. Mengutip kata kawan-kawan, PJJ itu lebih capek dibandingkan belajar tatap muka di sekolah. Hm, memang benar ;-). Namun, sisi menariknya adalah, kita boleh menyusun RPP kita sendiri tanpa harus kaku terpaku pada silabus.

Jadi, saya berusaha memodifikasi materi pembelajaran PKWU dengan menyelaraskan sesuai tema pandemi covid.

Begini, di setiap kelas untuk mata pelajaran PKWU ada 5 tahapan kewirausahaan yang harus dilakukan: Perencanaan Usaha, Sistim Produksi, Keuangan, Strategi Pemasaran, dan Evaluasi Kegiatan. Setiap semester ada 4 aspek yang ditawarkan yaitu Kerajinan, Budidaya (tanaman dan hewan), Pengolahan Makanan serta Rekayasa. Dan, guru boleh memilih 1 aspek untuk setiap satu semester.

Yang saya lakukan saat ini bisa dilihat di RPP yang saya publish di laman GuruBerbagi di sini. Saya tidak memilih salah satu aspek. Namun saya membebaskan siswa saya untuk memilih satu dari 4 aspek yang ingin mereka gali dari situasi pandemi covid.

Sebagai contoh: seorang anak yang minatnya pada boga, boleh memilih untuk menciptakan produk makanan yang contactless. Mengapa contactless? Seperti kita ketahui, covid adalah penyakit menular. Di masa seperti ini, tentu banyak orang yang khawatir membeli atau jajan makanan di luar. Maka, solusinya adalah memastikan bahwa produk yang dibuat pelaku bisnis aman dan higenis, sehingga konsumen tidak khawatir dan mau membeli produk tersebut.

Anak yang tertarik pada teknologi mungkin akan berpikir untuk membuat aplikasi yang dapat mengenali dan memberitahu user area-area yang termasuk ke dalam zona merah. Atau membuat game yang memberikan nuansa damai atau ketenangan kepada user yang merasa takut dengan situasi pandemi. Dan banyak lainnya.

Anak-anak boleh membuat produk atau karya apapun yang dapat menjadi solusi bagi kondisi di masa pandemi covid. Dan, saya percaya, karya dan produk mereka dapat menjadi solusi tidak hanya bagi negeri ini namun juga dunia. Semoga. Bersama kita bisa melawan covid-19.

Jangan lupa, baca RPP nya di sini ya.

Hehe, mau kasi tahu RPP aja panjang bener ceritanya ya? 😀

Animasi Menggunakan Tupitube

Untuk Bapak dan Ibu Guru yang menggunakan buku Informatika untuk SD atau MI Kelas IV dari Penerbit Erlangga, berikut saya berikan video tutorial untuk latihan membuat animasi yang ada di halaman 18.  Video ini juga dapat ditonton oleh orang tua siswa untuk membantu putra dan putri mereka mengerjakan latihan di rumah dalam masa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Semoga membantu.

Klik link video tutorialnya di sini.

Computational Thinking dalam Pembelajaran

Kita tentu masih ingat kurikulum 2013 menekankan kepada pendidikan karakter yang berfokus pada kecakapan hidup dengan 4 C nya, yaitu Creativity, Communication, Critical Thinking, dan Collaboration. Di penghujung 2019, Nadiem Makarim ditunjuk sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk melengkapi empat kompetensi yang telah ada, mas menteri menambahkan 2 kompetensi lainnya, yaitu computational thinking dan compassion.

Tentu banyak orang bertanya mengapa computational thinking perlu diajarkan di sekolah? Apa gunanya? Apakah semua mata pelajaran harus menggunakan komputer? Bikin program? Dan berbagai pertanyaan melintas di benak banyak orang.

Nah, saya ingin bercerita, boleh kan? :).
Saat ini kita mulai memasuki era industri 4.0 yang dicirikan dengan otomatisasi pekerjaan menggunakan robot. Di masa mendatang kemunculan robot dan teknologi otomatisasi ini akan semakin masif. Akan banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh robot. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi tenaga kerja Indonesia, dimana kehadiran robot-robot itu bisa menyebabkan manusia kehilangan mata pencaharian atau PHK.

Kalau begitu, nggak usah saja membuat robot. Oh, tidak bisa begitu, kawan. Di dalam segala hal selalu ada sisi positif dan sisi negatif. Kita kita tidak boleh memilih berada di ruang yang aman jika kita ingin berkembang dan maju. Dunia bergerak. Pun kita semua berubah. Kita tidak bisa menafikan bahwa tren teknologi akan terus tumbuh. Jika kita memilih untuk diam dan statis kita akan punah lebih dahulu.
Penggunaan robot industri memang dapat menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi manusia. Oleh karena itu kita harus menyiapkan tenaga kerja yang lebih terlatih untuk lingkungan berbasis robot. Dengan cara apa? Computational thinking dan compassion.

Apa itu computational thinking? Proses memecahkan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana yang dapat dipahami oleh manusia dan mesin. Di masa ini dan mendatang, manusia dan komputer berkolaborasi. Manusia membutuhkan komputer untuk menjalankan tugas atau pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Manusia kadang merasa bosan cepat lelah dan lain sebagainya. Sebaliknya, komputer tidak bosan tidak cepat lelah dan mampu mengkalkulasi perhitungan dengan cepat. Namun komputer tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada manusia yang memberikan instruksi kepadanya. Manusia dan komputer dapat saling berkolaborasi dan kerjasama mereka akan menghasilkan pekerjaan yang sangat mengagumkan. Nah, untuk melakukan kolaborasi yang indah dan bermaslahat maka manusia harus memahami bagaimana sebuah mesin bekerja.

Mesin bekerja tidak seperti manusia. Mereka menjalankan perintah secara tertulis. Oleh karena itu kita harus emberikan perintah kepada komputer dengan tepat dan terperinci agar langkah yang kita berikan dapat dijalankan oleh komputer. Ada 4 keterampilan utama berpikir komputasi atau computational thinking ini, yaitu:
1. Dekomposisi: Memecah masalah besar menjadi potongan masalah-masalah yang lebih kecil
2. Pattern recognize: mengenali pola
3. Abstraksi: memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mengabaikan hal lainnya
4. Algoritma: urutan langkah untuk menjalankan suatu kegiatan

Oke.. oke, sudah tahu 4 konsep berpikir komputasi itu, sudah banyak yang membahas. Tetapi bagaimana penerapannya?
Hm, sabar dulu donk. Satu-satu ya. jadi, ke-empat konsep di atas dapat dilatih melalui pendekatan yang namanya thinkering, creating, debugging, persevering, dan collaborating. Berpikir, mencipta, mencari kesalahan dan memperbaiki, serta tekun. Tekun di sini maksudnya suka mengoprek, apa ya padanan kata mengoprek? Cari sendiri di kamus ya :). Thinkering dan kawan-kawannya itu dapat diajarkan melalui pendekatan design thinking atau sysytem thinking. Apa pula itu sih? 🙂
Design thinking dan system thinking itu sebagai alat bantu (tools) saja sih. Saya lebih suka menggunakan ini. Tetapi Bapak Ibu boleh saja menggunakan cara lain.

Saya berikan contoh penerapan computational thinking ketika saya mengajarkan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ya.
Matpel PKWU ada 5 KD (saya ringkas aja ya): Perencanaan Usaha, Sistem Produksi, Pemasaran, Analisa Keuangan, Evaluasi Kegiatan Usaha.
Di tahap Perencanaan saya mengajarkan design thinking untuk anak bisa menemukan ide peluang usaha. Di tahap design thinking itu ada yang namanya empati, define, ideate, prototipe. Bagaimana penerapan design thinking bisa lihat di laman saya di sini. Tahapan design thinking tidak harus bermula dari empati. Bisa darimana saja. Bisa saja ketika anak sudah membuat prototipe ternyata ketika diluncurkan produknya tidak memuaskan, maka mereka bisa mengubah tahapan dalam design thinking. Nah, di dalam proses pembuatan design thinking sebenarnya anak sedang melatih cara berpikir komputasi.

Contoh: Siswa mengamati di lautan banyak menumpuk sampah plastik. Hewan laut banyak yang mati. Apa solusinya?
Dekomposisi: Supaya mudah mari kita bedah satu persatu.
Apa yang menyebabkan menumpuknya sampah plastik? (tingkat ketergantungan manusia yang tinggi pada penggunaan kantong plastik)
hewan laut mati karena menelan sampah plastik (hewan laut tidak bisa membedakan plastik dengan makanan mereka)
Nah, di sini siswa bisa melihat masalah yang ingin ia cari solusinya.
Solusi 1: mencari pengganti kantong plastik dengan kemasan yang ramah lingkungan, misalnya kantong dari singkong.
Solusi 2: mencari pengganti kantong plastik yang aman dikonsumsi makhluk hidup sehingga tidak menyebabkan kematian pada hewan laut.
Pattern: orang menggunakan kantong plastik untuk membawa atau menyimpan barang. Orang berbelanja menggunakan kantong plastik. Orang menyimpan barang menggunakan kantong plastik.
Abstraksi: fokus pada bahan pembuatan kantong dari singkong yang ramah lingkungan dan mengabaikan design kantong plastiknya
Algoritma: Langkah-langkah membuat kantong plastik dari singkong yang ramah lingkungan (Urutan langkah ini dijabarkan dalam KD ke-2 mengenai Sistim Produksi.
Di sini siswa harus menuliskan urutan langkah yang tepat dan rinci cara membuat kantong plastik ramah lingkungan dari singkong.

Oya, apa peranannya compassion? Robot adalah benda yang sangat setia kepada tuannya. Robot yang dibuat oleh pencipta yang baik, yang mengenal bahwa makna keberadaannya di dunia adalah untuk kemaslahatan umat maka akan menciptakan robot-robot yang bermanfaat. Sebaliknya, robot di tangan pembuat yang jahat maka akan menghasilkan robot-robot penghancur. Itulah sebabnya, mengapa anak-anak kita pun harus dibekali oleh compassion. Compassion adalah renungan mengenai siapa diri kita, apa yang kita inginkan dari kehidupan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab melalui kegiatan yang kita sukai seperti seni, olahraga, musik, berkebun, dan lain-lain.

Lalu, apa gunanya berpikir komputasi? Cara berpikir komputasi akan melatih otak untuk berpikir logis, terstruktur dan kreatif.  Cara berpikir komputasi akan diperlukan di semua aspek kehidupan, di dalam cara kita mencari solusi terhadap segala permasalahan.

Duh, capek juga nulisnya ya :). Sementara ini dulu ya kawan. Jadi, computational thinking dapat diterapkan ke semua mata pelajaran dan juga di dalam segala aspek kehidupan. Insya Allah saya tuliskan contoh penerapan berpikir komputasi di mata pelajaran lainnya kapan-kapan ya 🙂

Zoom

Aplikasi satu ini sedang marak diperbincangkan banyak orang, terutama di saat kebijakan work from home untuk mencegah penularan virus corona digaungkan oleh pemerintah. Zoom merupakan aplikasi video conferencing yang digunakan sebagai sarana tatap muka secara online. Biasanya zoom banyak digunakan oleh pekerja kantoran untuk keperluan meeting atau rapat, pembelajaran kuliah online, dan saat ini juga banyak digunakan oleh guru-guru untuk pembelajaran siswanya.

Saya pun telah beberapa kali mencoba aplikasi ini kepada siswa-siswa saya. Tanggapan yang diberikan sangat bagus. Ketika pertama kali saya menerapkan ini kepada siswa kelas X, komentar mereka adalah, “Seru, Bu.” :). Saya cukup maklum ketika pertemuan pertama ini kegiatan mengajar belum kondusif karena perhatian mereka sedang terfokus pada cara pemakaian aplikasi ini. Menariknya, mereka akan saling membantu jika ada kawan atau bahkan ibu gurunya kesulitan :). Saya bisa menayangkan slide presentasi, bahkan memandu mereka belajar layaknya di ruang kelas konvensional. Kemudahan ini ada di dalam fitur share screen. Selain itu, saya juga bisa menggunakan whiteboard seperti menggunakan papan tulis di kelas. Wah, pokoknya keren lah dan anak-anak pun bisa belajar sambil diskusi dan bertanya jika mereka tidak paham. Bagaimana jika koneksi internet kita tidak stabil? Jangan kuatir, saya pun mengalaminya. Alhamdulillah kualitas video dan audio tetap aman dan jeda pembicaraan relatif tidak terganggu.

Nah, bagaimana? Berminat menggunakan Zoom Bapak/Ibu Guru? Silakan mengunduh filenya di sini.

Oya, Zoom bisa digunakan secara gratis tetapi dengan durasi waktu terbatas. Untuk versi tidak berbayar waktu yang diberikan adalah 40 menit dengan jumlah partisipan sebanyak 100 orang. Fitur yang disediakan diantaranya adalah schedule, dimana kita bisa membuat jadwal tanggal dan waktu untuk melakukan video conference. Kita juga bisa mengunggah gambar atau video untuk dijadikan latar belakang ketika melakukan percakapan. Cara penggunaan Zoom cukup mudah kok. Kalau nggak percaya coba aja sendiri :).

Berikut ini adalah potongan rekaman video KBM saya bersama siswa kelas X 🙂