Modul Ajar Informatika Sekolah Penggerak

Alhamdulillah, sekolah tempat saya bertugas terpilih menjadi sekolah penggerak. Kurang lebih selama 10 hari tim Komite Sekolah Penggerak yang diutus dari sekolah mengikuti pelatihan Sekolah Penggerak. Lumayan juga rasanya… hehe. Dan, finalnya adalah tahun ajaran baru ini sekolah kami mulai menerapkan kurikulum Sekolah Penggerak untuk kelas X. Bagaimana menerapkan kurikulum ini? Tentu banyak kebingungan tetapi kami harus belajar, bukan?

Nah, saya sendiri tahun ajaran baru ini mengampu kembali mata pelajaran informatika. Background pendidikan saya memang bukan dari IT tetapi saya menyukai bidang ini :). Saya akan berbagi dengan kawan-kawan yang barangkali sekolahnya juga mulai menerapkan kurikulum SP.

Di sekolah saya sendiri telah menetapkan bahwa ada 3 projek yang akan dikerjakan siswa, dengan pembagian triwulan 1 projek Kearifan Lokal, triwulan ke-2 projek Pemanasan Global dan semester genap projek Kewirausahaan. Projek ini menurut berita terakhir harus merangkum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Idealnya kalau bisa berkaitan dengan beberapa matpel (integrasi) akan lebih baik. Tetapi kalau tidak bisa pun, jangan dipaksakan. Saya percaya setelah kita terbiasa dengan model kurikulum ini insya Allah harapan itu bisa tercapai.

Lanjut ke matpel Informatika. Bagaimana membuat modul ajarnya? Di buku guru Informatika sebenarnya telah diberi panduan, yang menurut saya cukup detail dan jelas. Namun, memang harus dibaca dan dicerna baik-baik. Sesuai panduan, kita bisa merancang format Rencana Pembelajaran selama 1 tahun dengan pembagian semester 1 dan semester 2. Seperti yang telah kita ketahui ada 6 elemen dari matpel informatika, yaitu BK, TIK, SK, JKI, AD, AP, DSI, dan PLB. Di buku ada contoh membuat format Rencana Pembelajaran. Rekan-rekan bisa memilih elemen dan topik yang ingin diajarkan selama 1 semester. Mau mengikuti contoh yang diberikan juga monggo :). Mau merancang sendiri juga direkomendasikan.

Untuk Capaian Pembelajaran setiap elemen sudah ada. Demikian pun tujuan pembelajaran (disarankan membuat sendiri, tetapi pemerintah juga telah menyediakan contoh TP untuk membantu Guru). Pertanyaan pemantik serta apersepsi tersedia di buku. Kegiatan pembelajaran setiap pertemuan juga sudah dipaparkan secara lengkap. Namun sekali lagi, kalau ingin membuat sendiri sangat disarankan. Bapak Ibu bisa mem-break down nya sendiri dan memilah materi yang mana yang ingin diajarkan terlebih dahulu. Dan tinggal melengkapi dengan informasi atau data lain yang Bapak Ibu ingin sisipkan. Apa yang ada di buku panduan guru juga bisa Ibu Bapak terapkan secara langsung untuk memperoleh gambaran terlebih dahulu dan jika sudah memahami polanya pasti Bapak Ibu akan lebih senang memodifikasinya sendiri.

Saya pribadi lebih menyukai kurikulum ini, karena memang terasa kedinamisannya untuk Guru berimprovisasi. Semangat untuk rekan guru. Ini saya sisipkan contoh format Rencana Pembelajaran versi saya ya. Semoga bermanfaat 😉

update: semester 1 belum selesai ya. Ini baru rancangan untuk triwulan ke-1.

Update:

Bapak Ibu yang membutuhkan file modul ajar informatika Sekolah Penggerak, silakan lihat di postingan saya dengan judul Modul Ajar Sekolah Penggerak Jilid 2 ya. Atau versi lengkap dan final bisa diunduh di sini. Versi lainnya (modul ajar per-TP) bisa dilihat di sini.

Perlukah Kita Sekolah?

“Success requires life long learning”

Siapa yang tak mengenal Larry Page, Steve Jobs, Bill Gates? Apa kesamaan diantara mereka? Sukses, terkenal, dan sama-sama DO dari sebuah universitas. Murid-murid saya seringkali menjadikan mereka sebagai alasan untuk tidak perlu belajar. Saya seringkali mendapat pertanyaan anak-anak, seperti untuk apa sih kita sekolah? Banyak kok orang terkenal dan sukses yang DO dari sekolahnya dstnya. Sekolah nggak penting dan lain-lain. Baik, saya mengangguk-angguk mendengarkan 🙂

Sebagai informasi saya tambahkan, Larry Page DO dari S3 Stanford University, Steve Jobs DO dari Reed College, Mark Zuckerberg DO dari Harvard University, Bill Gates DO dari Harvard University. Bill Gates DO dari Harvard karena ia memiliki 2 ambisi. Pertama, ia harus menjadi nomor satu di bidang akademis. Kalau tidak berhasil, maka ia harus menjadi nomor satu di bisnis. Dan ketika nilainya berbeda tipis dengan kawannya, ia banting setir dan memutuskan menekuni dunia bisnis. Saya lampirkan juga ya video Ellon Musk yang ini :). Apakah saya ingin memprovokasi bahwa sekolah tidak perlu? Nah, mari menyimak tulisan ini lebih lanjut. Inilah jawaban saya untuk murid-murid saya.

Coba dicatat, mereka DO dari kampus-kampus ternama. Mereka adalah pembelajar mandiri, yang tanpa sekolah pun mereka haus untuk selalu belajar. Dan coba catat interview dengan Elon Musk, dia bilang, i read a lot. I always talk to smart people. Saya kembalikan lagi pertanyaan ini ke anak-anak, apakah dua hal ini, (membaca dan berdiskusi dengan orang-orang pintar. Berdiskusi ilmu pengetahuan tentu saja ya) sudah menjadi kebiasaan dan hal yang kalian sukai? Coba baca biografi tokoh-tokoh sukses ini agar kita tahu latar belakang mereka DO dari kampus. Karena, kalau hanya sepotong informasi yang kita peroleh maka kita bisa salah menafsirkan dan itu bisa berbahaya dan merugikan diri sendiri. Selalu lah mencerna informasi yang kamu peroleh, ini termasuk melatih keterampilan berpikir kritis loh.

Mari kita perhatikan grafik Distribusi Normal.

sumber: https://towardsdatascience.com/understanding-the-68-95-99-7-rule-for-a-normal-distribution-b7b7cbf760c2

Elon Musk, Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan tokoh sukses lainnya adalah mereka yang berada di area hijau (sisi kanan). Orang-orang di area warna hijau ini kalau harus duduk di sekolah barangkali malah membuat masalah karena energi dan antusiasme mereka untuk belajar tak terpuaskan. Mereka akan lebih sukses jika berada di luar sekolah. Tetapi, sebagain besar dari kita berada di area warna merah. Kita perlu dilatih dan perlu dibimbing.

Jadi, nak, boleh nggak kalau aku nggak sekolah? Ya, boleh-boleh aja, kamu boleh tidak ke sekolah, tetapi kamu harus belajar. Kamu harus selalu memiliki antuasiasme tinggi untuk belajar. Dan, sekarang ini, kamu bisa belajar dari manapun. Sumber belajar berserakan di internet. Sekali lagi, untuk menjadi seorang yang sukses, kamu harus READ A LOT, TALK TO SMART PEOPLE, DISCIPLINE, and had perseverance. Jangan lupa berdoa juga tentunya.

Semoga kalian bisa menangkap pesan Ibu ya. Selamat tahun ajaran baru. Mari memasuki cakrawala ilmu pengetahuan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan penuh antusiasme belajar. Siap, nak? Siap donk yaa 🙂

Design Thinking… sekali lagi :)

Bagaimana sih menerapkan design thinking? Udah tau sih teorinya tetapi bagaimana praktiknya?

Design thinking mempunyai 4 (5 bahkan lebih) tahapan. Tetapi cukup mengambil 4 saja untuk dipaparkan dalam gambar. Tahapan design thinking bisa dimulai dari mana saja. Namun agar lebih mudah kita mulai dari tahapan seperti di bawah ini ya. Oya, dalam tahapan pengujian, design thinking bisa dilakukan secara berulang dan dapat dimulai dari langkah yang mana saja. Jangan lupa, design thinking adalah cara kreatif dan inovatif untuk memecahkan sebuah masalah.

Tahapan design thinking

  1. Empati, pada tahap ini siswa dapat mengumpulkan informasi melalui pengamatan, data atau melakukan wawancara. Siswa bisa menuliskan hasil pengamatan, data atau fakta yang mereka temui.
  2. Define, adalah masalah yang dapat ditemukan di kondisi empati. Masalah itu boleh lebih dari satu.
  3. Ideate, di sini siswa mencantumkan solusi yang ingin ditawarkan untuk masalah yang telah mereka peroleh di tahap define. Solusi boleh satu atau lebih jika ide produk yang ditawarkan siswa bisa menyelesaikan semua masalah tersebut. Tuliskan solusi yang ingin dieksekusi di urutan teratas (jika lebih dari satu).
  4. Prototype. Untuk produk barang maka cukup dibuatkan sketsanya. Untuk produk jasa buatkan alurnya. Misal: produk aplikasi. Buat flow chart cara penggunaan aplikasi tersebut.

    Baik. Sekarang kita mulai praktiknya ya :). Karena saya mengampu mata pelajaran PKWU, maka saya menempatkan diri sebagai pelaku bisnis. Pilihan peran yang akan saya ambil ini akan berpengaruh di dalam menentukan solusi yang akan saya ambil. Berikut contohnya. Oya, siswa dapat memaparkan tahapan design thinking di kertas gambar ya dan diberi gambar agar lebih menarik.

Design Thinking

Empati
Saya mengamati di sebuah sekolah banyak anak bermain sepak bola menggunakan botol kemasan air

Define
Anak-anak bermain sepak bola menggunakan botol kemasan itu sangat berbahaya, bukan? Kira-kira masalahnya apa mereka menggunakan botol kemasan air sebagai bola? Mereka menggunakan botol kemasan air karena tidak mempunyai bola. (catatan: yang ditebalkan itu adalah masalah yang kamu temui di kondisi empati)

Ideate
Bikin bola, beli bola atau sewa bola (catatan: list berdasar prioritas produk yang akan kamu buat. Sebagai pelaku bisnis tentunya kamu memilih pilihan ide yang memiliki nilai lebih dan menghasilkan donk, yaitu bikin bola. Mengapa bikin bola? dan jelaskan juga pertimbangan keputusanmu untuk membuat bola dari sisi pelaku bisnis).

Prototipe
Gambar solusi (ide produk) yang kamu ingin tawarkan sebagai pelaku bisnis

Nah, seperti apa kira-kira penampakan design thinking di kertas siswa ya? Berikut ini adalah contoh design thinking untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dari murid-murid saya. Untuk siswa kelas tinggi dapat ditugaskan untuk melengkapi dengan narasi. Sebaliknya, untuk siswa kelas SD bisa berupa list saja.

UPRAK PKWU – Aspek: Pengolahan makanan fungsional

Nah, itu contoh ide-ide produk yang ditawarkan oleh siswa-siswa saya dengan memfokuskan pada kebutuhan pelanggan yang dipaparkan dalam design thinking.

Hmm, apakah design thinking bisa diterapkan di mata pelajaran lainnya? Tentu saja bisa. Design thinking bahkan bisa diterapkan di kehidupan dan keseharian kita sendiri untuk mengambil keputusan.

Untuk menerapkan design thinking di mata pelajaran lain, minta anak memainkan peran yang ingin ia lakoni, apakah sebagai polisi, insinyur, matematikawan, dosen, mahasiswa, guru, atau siswa dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang siswa diberikan kondisi sosial dimana sampah plastik bertumpuk di laut. Mintalah bagaimana ia menemukan ide untuk mengatasi masalah tersebut. Solusi yang ia berikan pasti akan berbeda tergantung peran yang ingin ia lakoni, apakah sebagai seorang anak? programmer? ahli sejarah? pelaku bisnis? dan lain-lain.

Contoh design thinking lainnya bisa dilihat di blog saya yang ini ya.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat 🙂

Belajar Python

Ingin belajar Python tapi malas sama urusan install nya? Atau ingin mengenalkan siswa kepada bahasa pemrograman Python dengan cara yang mudah dan menyenangkan? Nah, bisa coba langsung masuk ke sini aja.

Python sendiri termasuk bahasa pemrograman yang mudah untuk dipelajari. Python bisa digunakan untuk membuat game, aplikasi, dan juga pengembangan web serta buat yang ingin belajar tentang data.

Python sangat direkomendasikan untuk mereka yang ingin memulai belajar pemrograman. Sintak penulisan python lebih sederhana dibandingkan bahasa pemrograman lainnya, lebih mirip bahasa inggris. Selain itu, setiap bahasa baris kode yang kita tuliskan dapat segera dieksekusi sehingga kita dapat melihat hasilnya.

Siapa aja yang bisa menggunakan bahasa pemrograman python? SD, SMP, atau SMA? Hmm, tergantung sih. Tapi mungkin bisa dikenalkan sejak di SMP.

Ini beberapa contoh sederhana bahasa pemrograman Python. Gambar menyusul, servernya error yaaaa… :'(

Design Thinking di Buku PKWU

Kalau di posting sebelumnya saya menerapkan pendekatan design thinking di dalam buku Informatika untuk jenjang SD, kali ini saya akan berbagi teknik belajar design thinking untuk siswa SMA.

Saya bersama beberapa kawan menyusun buku Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) untuk SMA dari Penerbit Srikandi Empat (Sewu), yang merupakan imprint dari Penerbit Yrama Widya. Buku ini terbit tahun 2017-2018. Di dalam buku ini saya memasukkan pendekatan design thinking untuk pencarian ide produk di dalam sebuah kegiatan usaha.

Design thinking sendiri sebenarnya adalah tool yang dikembangkan oleh Universitas Stanford agar penemuan sebuah ide bisa dibuat secara scientific dan ilmiah. Dengan menggunakan alat ini maka kita tidak bingung lagi mencari ide. Nah, bagaimana cara dan tahapan-tahapannya bisa dibaca di buku ini ya.

Yang saya rasakan ketika menerapkan teknik mengajar design thinking adalah kreativitas dan solusi yang diberikan oleh siswa sangat beragam. Siswa juga belajar mengasah kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar dan belajar menuangkan pikiran melalui tulisan. Saya juga mengkaitkan pembelajaran PKWU ini dengan teknologi. Jadi, buat teman-teman Guru TIK (yang barangkali dahulu pernah merasa ‘terpaksa’ mengajar PKWU, percaya lah selalu ada celah untuk mengajarkan materi teknologi di pelajaran apapun :), karena di masa depan semua bidang terintegrasi dengan teknologi, baik itu kesehatan, bisnis, sampai politik. Tugas kita mengarahkan peserta didik agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.

Berikut adalah tampilan sampul buku dan beberapa tangkapan layar halaman buku.

Design Thinking

Buat rekan-rekan Guru yang ingin mengenal metode Design thinking, di bawah ini saya berikan beberapa literatur yang barangkali bisa membantu.

  1. Business Model Generations. Alexander Osterwalder & Yves Pigneur
  2. Startupreneur, Menjadi Entrepreneur Startup. Hendry E. Ramdhan
  3. Aku Bisa. Tim Noura Books & Taman Gagasan Anak.

Pendekatan design thinking ini konon juga dijadikan alternatif untuk model pembelajaran STEM. Saya sendiri menggunakan pendekatan design thinking dalam mata pelajaran PKWU (Prakarya dan Kewirausahaan) di jenjang SMA. Beberapa penerapan design thinking untuk matpel PKWU bisa dilihat di blog saya lainnya di sini.

Saya juga menyisipkan penerapan design thinking dan design for change di buku Informatika SD yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga, tahun terbit 2019. Design for change ini digagas oleh Kiran Bir Sethi yang terinspirasi dari pendekatan design thinking. Tahapan design thinking direlokasi sehingga dapat dijalankan oleh anak-anak usia sekolah. Mengenai metode design for change, saya pernah membuat reviewnya dari buku Aku Bisa, di sini.

Berikut adalah salah satu contoh penerapan design thinking dari buku Informatika SD.

Mengapa sih Design Thinking menjadi teknik mengajar efektif? Karena tahapan yang ada di dalam design thinking dapat melatih siswa untuk dapat memiliki kecakapan kerja, keterampilan abad 21, dan kecakapan sosial serta emosional yang dapat mempersiapkan mereka untuk hidup bermasyarakat.

Nah, kebetulan saya menemukan artikel menarik dari ig sekolah.mu perihal teknik mengajar efektif, dan salah satunya adalah design thinking.

Penasaran? Yuk, dibaca ya 🙂

Design thinking adalah salah satu teknik yang saya gunakan ketika mengajar. Design thinking dapat diaplikasikan ke semua mata pelajaran bahkan di dalam penyelesaian masalah yang ada di kehidupan kita sehari-hari. Design thinking tidak hanya melatih anak untuk menjadi seorang problem solver, namun juga kreatif, peka, inovatif dan mengembangkan kemampuan literasi siswa.

Video Pembelajaran TIK

Hari ini tak sengaja menemukan video pembelajaran TIK untuk SD dari buku Penerbit Erlangga yang dibuat oleh Bapak Ibu Guru yang keren-keren banget. Terima kasih banyak saya haturkan untuk Bapak Ibu Guru.

Oya, saya ijin untuk membagikan link youtube Bapak Ibu Guru di sini ya? Semoga bisa memberi kebaikan dan manfaat untuk kita semua. Amin.

Ayo, teman guru jangan lupa di-like dan subscribe juga ya.

  1. Pak Ardi
  2. Pak Bertus
  3. Pak Yogi
  4. KhairunnasTV
  5. BENGBENG ODD-EYES
  6. DwiMerpati
  7. BelajarBersamaUstZai

Build a Website

Browsing cari free CPanel hosting untuk alamat situs contoh materi pembelajaran pembuatan web. Alamat yang lama di 000webhost hilang :). Nggak pp sih, karena itu pakai gratisan, jadi memang lewat 6 bulan kalau nggak di-update biasanya tiba-tiba hilang aja.

Nemu dari sini, beberapa hosting CPanel yang gratis dan sederhana juga prosesnya. Salah satunya InfinityFree, contoh hasil situs yang saya buat bisa dilihat di sini.

Satu lagi di sini, hasilnya bisa lihat di sini. Mirip-mirip lah untuk hasil… hehe. Cuma ubah konten.. hehe. Baru coba dua itu, Sebelumnya lebih sering pakai 000webhost. Entah mengapa hari ini gagal login berkali-kali. Tapi nggak pp, jadi bisa dapat alternatif hosting gratis lainnya, kan? 🙂

Belajar Bersama RadioDisdik

Jadi, ceritanya saya bersama dua rekan mengisi acara Belajar Bersama RadioDisdik. Ini seperti kita mengajar biasa saja sih, bedanya ini langsung live dan ditonton banyak orang. Materi yang diajarkan sesuai dengan matpel dan kelas yang kita ampu pada saat itu. Mengapa online? Karena memang saat itu Jakarta, khususnya dilakukan PSBB kembali karena meningkatnya kasus covid.
Berikut adalah video Belajar Bersama RadioDisdik. Mohon maaf kalau di tengah-tengah sinyal drop (begitulah suka duka mengajar online :), sinyal tidak selalu stabil, kendala software dan hardware pun mungkin terjadi. Tetapi di saat seperti inilah kita jadi belajar banyak hal 🙂 ). Seperti halnya kehidupan, tidak ada yang sempurna. Namun dari ketidaksempurnaan lah kita terus belajar. Nah, jangan lelah untuk belajar ya 🙂

Hope you enjoy it all.

https://youtube.com/watch?v=qOeD9ChkA4g