Belajar Tiada Henti

Projek Karya Tulis untuk Sekolah Penggerak

Mari kita berandai-andai merancang beberapa opsi projek karya tulis untuk Sekolah Penggerak. Mengapa karya tulis? Tidak bolehkah proyek lainnya? Tentu saja boleh. Anda boleh memilih pentas seni, video, poster, dan lain-lain. Mengapa saya menekankan karya tulis? Merujuk kepada Kerangka Kurikulum Struktur Kurikulum, di sana dicantumkan Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Saya mencoba mengartikan bahwa untuk syarat kenaikan maka siswa diwajibkan untuk menulis karya tulis, atau tepatnya esai tadi (koreksi jika saya salah ya).

Bapak Ibu tentu juga masih ingat bahwa di dalam Kerangka Kurikulum Profil Pelajar Pancasila, dituliskan bahwa ada tujuh Tema untuk dipilih Satuan Pendidikan. Tema tersebut adalah: Perubahan Iklim Global, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, serta Kewirausahaan. Untuk jenjang Sekolah Menengah (SMP, SMA dan SMK) wajib memilih minimal 3 tema per tahun. Kemudian sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan.

Sebagai tambahan, untuk pembuatan projek harus merangkum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ada (boleh ke-enamnya atau sebagian darinya). Dan projek terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran.

Ok, Kita beri catatan di sini, terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran. Artinya, tidak memaksakan memasukkan semua mata pelajaran ke dalam sebuah penulisan. Karena, menurut pendapat saya pribadi, untuk menulis dalam tingkatan seperti itu diperlukan banyak literatur dan tidak semua orang bisa melakukannya. Dan itu sangat advance, sudah melakukan banyak penelitian. Salah satunya ilmuwan Murray Gell-Mann yang menulis sebuah teori analisis kompleks, yang menjelaskan struktur dinamis dari berbagai hal mulai dari level quark sampai atom, molekul, sel, evolusi, sosiologi sampai ke bisnis. Bukunya berjudul The Quark and the Jaguar: Adventures in the Simple and the Complex. Gell-man adalah pemenang nobel untuk Quark.

Atau seperti John Nash, ilmuwan matematikawan yang memperoleh nobel di bidang ekonomi. Biografi Nash sendiri mengharukan, karena Beliau menderita skizofrenia. Tesisnya mengenai Game Theory yang bisa dimanfaatkan untuk genetika, evolusi, sosiologi, politik, ekonomi, dan bisnis.

Yang bisa kita ambil dari 2 kisah tokoh di atas adalah bahwa untuk sampai ke sana tentulah ada sebuah proses. Dan proses itulah yang akan kita lakukan agar suatu hari nanti peserta didik kita pun dapat menjadi seperti mereka. Jangan lupa, menulis adalah sebuah proses. Seseorang tidak bisa ujug-ujug menulis jika tidak dilatih (atau terbiasa). Maka, yuk, mulai dengan bagaimana mengenalkan anak agar cinta dan suka menulis terlebih dahulu.

Membaca adalah kunci untuk seseorang bisa menulis.

Jadi, projek karya tulis apa yang bisa kita berikan sebagai tahap awal?

  1. Tulisan rangkuman

Saya menyarankan membuat tulisan ini. Tugaskan siswa untuk memilih minimal 3 artikel. Idealnya ada buku dan lainnya bisa artikel pendek. Kalau kondisi lingkungan peserta didik tidak memungkinkan tak apa dengan 3 artikel pendek. 3 artikel itu memiliki kata kunci yang berhubungan. Contoh:

Tema Projek: Kearifan Lokal

Unsur: Kuliner Rendang

Kata kunci: rendang, kearifan lokal, nilai filosofi atau nilai historis

Output siswa: Merangkum tulisan dari 3 artikel tersebut.

Tujuan: Siswa mampu memahami bacaan serta menuliskannya menggunakan kata-kata sendiri.

Di sini, tentunya, kita berharap, siswa bisa mengembangkan tulisannya melalui informasi yang ia peroleh dari berbagai sumber referensi yang telah ia baca. Atau bahkan mungkin melalui pengalaman yang ia rasakan.

Lalu, apa peran guru mapel di jam proyek? Guru adalah fasilitator. Guru mapel apapun bisa berkontribusi. Ketika ada anak yang tidak berkonsultasi dengan guru mapel tersebut, barangkali karena topiknya yang tidak berkaitan maka Bapak Ibu Guru bisa meminta anak secara random untuk menceritakan progres atau tulisan yang ia buat. Anak lain mendengarkan. Sesi itu bisa menjadi diskusi dimana guru dan siswa saling belajar hal baru dan memperoleh pengetahuan baru.

Kadang ada yang kita lupakan, berinteraksi dengan siswa tidaklah melulu soal pelajaran, namun obrolan-obrolan ringan seputar film, buku, kegiatan dan lain-lain itu pun bisa menjadi sebuah ilmu yang sama berartinya. Dan itu bisa memotivasi serta memancing mereka untuk berani mengungkapkan pemikirannya.

2. Tulisan esai

Esai berasal dari kata Perancis, essayer, yang artinya mencoba. Oleh karena itu format esai lebih bebas. Namanya juga mencoba, jadi penulisan esai bisa saja berakhir menjadi artikel atau bahkan karya ilmiah. Penulisan esai pun sah-sah saja jika diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

Menulis bukanlah sekedar menorehkan kata-kata tanpa isi. Menulis yang baik dan benar akan melatih anak-anak kita untuk terbiasa berpikir runtut dan sistematis.

Nah, Bapak Ibu sekian dulu pembahasan untuk projek menulis ya :). Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.