Ketika kita bicara tentang Deep Learning atau ada juga yang mengatakan Pembelajaran Mendalam, maka yang perlu diperhatikan adalah pada konteks apa istilah ini kita ingin perbincangkan. Deep Learning dalam konteks kecerdasan artifisial (KA) akan berbeda maknanya dengan Deep Learning dalam konteks pendidikan.
Deep Learning dalam KA
Deep learning dalam KA adalah metode untuk bekerja dengan jaringan saraf yang memiliki banyak lapisan (layer). Ini adalah teknik paling efektif untuk membangun sistem KA saat ini. Deep learning adalah bagian dari Machine Learning (Pembelajaran Mesin) yang juga merupakan bagian dari KA. Deep learning memungkinkan komputer untuk belajar dari data yang sangat besar dan kompleks, dan digunakan dalam banyak aplikasi KA modern seperti rekomendasi konten, pengenalan wajah, pengenalan suara, terjemahan otomatis, mobil tanpa sopir dan chatbot.
Deep Learning dalam Pendidikan
Deep learning dalam Pendidikan, atau istilahnya sekarang lebih dipopulerkan dengan PM (Pembelajaran Mendalam – untuk membedakan dengan Deep Learning dalam KA) merupakan tujuan dari pendidikan, yaitu siswa benar-benar memahami, menghubungkan, dan menerapkan pengetahuan. Dengan demikian siswa diharapkan tidak hanya hafal fakta, tetapi mampu memahami konsep, menjelaskan kembali, menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan nyata serta memecahkan masalah nyata. Contoh pembelajaran mendalam adalah proyek interdisipliner, PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan refleksi dan diskusi kritis.
Sederhananya, Deep Learning dalam KA adalah tentang komputer belajar dari data dan mengambil keputusan berdasarkan data yang diperoleh. Sementara Deep Learning dalam Pendidikan adalah tentang siswa belajar secara mendalam untuk memahami dan menerapkan pengetahuan.
Contoh penerapan Deep Learning dalam KA
Membuat proyek untuk melatih komputer mengenali sampah organik dan anorganik. Tujuannya adalah siswa memahami bahwa KA bisa belajar mengenali pola dari data. Praktik latih data ini ada di buku Mengenal Koding dan KA untuk kelas 5.
Contoh penerapan Deep Learning dalam Pendidikan
Membuat proyek mencari solusi udara di lingkungan sekolah. Tujuannya agar siswa tidak hanya tahu polusi, tapi memahami sebab-akibat dan bisa membuat solusi nyata. Pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan adalah Project Based Learning. Di sini, siswa tidak hanya menghafal, melainkan mengamati, mencari informasi, dan menghasilkan ide atau gagasan yang juga bisa diaplikasikan ke dalam bentuk nyata, seperti alat sederhana berupa filter tanaman. Pada proses belajarnya siswa akan melakukan aktivitas diskusi, riset, pengamatan, dan presentasi solusi yang dikerjakan secara berkelompok. Diharapkan melalui proses belajar ini, siswa dapat membekali dirinya dengan keterampilan abad 21 seperti kreativitas, kerjasama, berpikir kritis, dan berkomunikasi.
Lalu, dapatkah keduanya dikombinasikan dalam praktik kelas? Ya, bisa saja. Berikut contohnya.
Proyek: Membuat kampanye sampah dengan bantuan KA
Deep Learning KA: Siswa melatih KA untuk mengenali sampah organik dan anorganik.
Deep Learning PM: Siswa menganalisis masalah sampah di lingkungan sekitar dan membuat rencana solusi (yang langkah-langkahnya dapat dilakukan dengan menggunakan tahapan pada Desain Proses Rekayasa).
Hasil akhir: video edukasi dan train KA (teachable machine) dan kampanye digital
Proyek kombinasi ini dapat dilihat pada buku Mengenal Koding dan KA untuk kelas 5 dan 6 pada bab Praktik Lintas Bidang.
Semoga bermanfaat ibu bapak guru :).