Amsterdam

Konon Amsterdam sering disebut sebagai kota percontohan berkonsep Smart City. Apa sih Smart City itu?

Smart City adalah sebuah konsep berplatform teknologi untuk mengintegasikan pengelolaan segala sumber daya yang ada, untuk mengatasi berbagai permasalahan sekaligus menghasilkan kehidupan yang lebih berkualitas dan efisien.

Konsep Smart City ini sekarang menjadi topik bahasan populer di berbagai negara.

Kota-kota besar di dunia pada umumnya memiliki permasalahan yang sama, diantarany kemacetan lalu lintas, sistem transportasi, sampah, arus urbanisasi, kesehatan, dan lain-lain. Permasalahan ini timbul oleh karena derasnya laju urbanisasi ke kota-kota besar disebabkan penyebaran hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, yang hanya terpusat di kota-kota besar.

Situasi ini membuat perkotaan menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Berbagai penyakit baru pun bermunculan yang disebabkan oleh tingginya polusi. Tingkat kriminalitas pun tinggi.

Konsep Smart City kemudian hadir untuk bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan di atas tadi.

Amsterdam adalah kota yang sangat sibuk. Kota ini menghasilkan banyak sekali karbondioksida. Untuk mengurangi itu maka pemerintah menargetkan untuk mengurangi emisi CO2 nya. Bagaimana caranya? Pemerintah tidak bekerja sendirian. Untuk mewujudkan konsep Smart City ini mereka melibatkan semua pihak, masyarakat, pengusaha, sampai pengembang teknologi untuk menjadikan Amsterdam sebagai kota yang berudara bersih, hemat energi namun masyarakatnya tetap dapat bersentuhan dengan teknologi.

Mereka merumuskan ada 4 aspek yang menyumbang langsung kepada penciptaan emisi karbondioksida ini, yaitu:kebutuhan di tataran rumah tangga, kantor, fasilitas publik dan mobility.

Untuk menghindari orang berkumpul di satu tempat maka mereka membuat fasilitas seperti kantor bayangan di dekat rumah warga. Mereka dapat menggunakan fasilitas ini dengan gratis.
Di tempat-tempat umum digunakan lampu LED yang hemat energi dengan watt yang kecil tapi sangat terang. Di rumah-rumah waga, semua alat elektonik meeka disambungkan dengan software yang membuat si pemilik rumah dapat mengetahui pola konsumsi energi mereka melalui sebuah website.
IMG_0013.JPG

IMG_0012.JPG
Saat ini sudah banyak kota-kota besar di berbagai negara menerapkan konsep Smart City. Bagaimana dengan Indonesia? Kabarnya beberapa kota di Indonesia pun sedang menjajaki untuk menerapkan konsep Smart City ini. Satu diantaranya adalah Bandung. Kalau tidak salah Makasar juga deh :).
Bagaimana dengan Jakarta?

Btw, beberapa bentuk bangunan, jalan dan tempat di Belanda ini mirip di Bandung loh 🙂

Hello Entrepreneurs, Good Bye Borders

planet-entrepreneur-cover
Judul: Planet Entrepreneur
Penulis: Steven D. Strauss
Penerbit: Wiley (John Wiley & sons, Inc., Hoboken, New Jersey).

Saat ini kita hidup dalam dunia yang saling terhubung satu sama lain. Informasi bergerak cepat, orang-orang bertambah cerdas dan ide serta gagasan menyebar dengan cepat. Tidak demikian halnya dahulu, wajah dunia saat itu sungguh berbeda. Dibatasi oleh persaingan ekomoni dan politik, maka Timur adalah Timur dan Barat adalah Barat dan tidak pernah keduanya itu bertemu.

Dunia kemudian mempunyai dua kutub: Demokrasi dan Kapitalisme yang bertentangan dengan komunisme. Mereka terjebak dalam tirai besi dan tidak bisa keluar. Hampir mustahil bagi masyarakat dan gagasan serta uang untuk berpindah tempat dari asal mereka berada. Bagi seorang entrepreneur (wirausaha), mereka terisolasi. Terkucil di suatu tempat dimana ia berada, entrepreneur pada masa itu membangun bisnis mereka dan hanya memenuhi kebutuhan pasar di area ia berada.

Namun segalanya berubah. Tembok Berlin jatuh. Uni Soviet terbagi menjadi negara-negara kecil. Cina menjelma menjadi kapitalis dan seratus miliader bermekaran. Internet lahir dan tak lama kemudian internet kecepatan tinggi datang. Amazon.com menciptakan e-commerce. Disusul facebook. Pembaharuan, kesalingterhubungan dalam dunia digital kemudian dengan cepat meninggalkan kerangka cara berpikir lama.

Bagi entrepreneur, perubahan ini tidak bisa diabaikan. Perubahan nilai, tumbuhnya kapitalisme, keberhasilan entrepreneur, akses global untuk berkomunikasi dan munculnya internet yang jika dikombinasikan akan berarti bahwa seorang penjaga toko di sebuah tempat bisa mempromosikan dan menjual produknya di tempat lain dengan cara melakukan perdagangan online (e-commerce) atau memasarkan melalui facebook, atau yang lainnya.

Perubahan-perubahan di atas menyebabkan batasan-batasan lama yang menjadi penghalang bagi berkembangnya sebuah usaha menjadi tidak begitu penting.

Dan fakta kita semua saling terhubung ke seluruh dunia dengan sesuatu yang sederhana, seperti ponsel yang setiap saat ada di saku kita – berarti bahwa setiap saat kita membutuhkan informasi apapun maka kita bisa mengaksesnya setiap waktu, setiap saat, sekarang dan saat ini juga.

Dan bagi seorang entrepreneur, batasan geografis, tempat, dan lain-lain yang dahulu menjadi kendala tidak lagi ada. Perkembangan teknologi membantu mereka untuk menjual produknya ke pelanggan di berbagai belahan dunia lainnya.

This is what we mean by hello entrepreneurs, good bye borders.

Bagi saya, selain penting menumbuhkan kewirausahaan di dalam negeri juga utama bagi mereka mengenal teknologi. Teknologi akan membantu wirausaha untuk memperoleh target pasar yang lebih luas, efisiensi waktu dan tempat serta memiliki kemampuan berkompetisi dengan para wirausaha di luar sana.

Diadaptasi dari “Hello Entrpreneur, Good bye borders”, dengan judul buku “Planet Entrepreneur. Business Success Around The World.”

Perlukah Menghapuskan Mata Pelajaran Kalkulus?

Judul di atas adalah artikel pendek dari media online Forbes. Artikel aslinya ada di sini.

Judul di atas cukup menarik perhatian saya, terutama dalam artikel tersebut disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu direvisi ulang. Pertimbangan itu diberikan oleh sebab membanjirnya arus informasi. Dibutuhkan keterampilan baru bagi anak-anak kita untuk bisa memahami ini semua. Mata pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah saat ini dianggap tidak mememuhi kebutuhan abad ke -21.

Lalu, matematika seperti apa yang seharusnya diajarkan kepada anak-anak kita saat ini? Dikutip dari Forbes, bahwa ilmu komputer dan statistik menjadi pilihan utama bagi solusi masalah di atas.

Banyaknya cabang ilmu matematika yang harus dipelajari anak di sekolah membuat para pendidik berpikir untuk menghapus aljabar atau kalkulus (yang merupakan bagian dari cabang matematika selain aritmatika, geometri, dan trigonometri) di jenjang SMA. Penghapusan ini dimaksudkan untuk memberi jalan bagi pemrograman komputer dan statistik komputer agar dapat diajarkan kepada siswa di sekolah-sekolah terutama bagi mereka para non-geek (ditujukan untuk pemula dan bukan seorang yang ahli komputer). Walaupun tidak hilang sama sekali karena bagaimanapun aljabar masih dibutuhkan untuk pemrograman komputer dasar.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa kehidupan manusia saat ini tidak lepas dari teknologi. Kebutuhan hidup manusia hampir seluruhnya dikendalikan oleh komputer. Setiap waktu setiap saat kita terhubung secara online. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitar mereka.

Pemrograman akan mengajarkan mereka bentuk penalaran logis, sesuatu yang hilang dari matematika dasar. Data atau informasi akan menjadi bidang ilmu baru yang harus mereka kuasai, untuk itu diperlukan pemahaman dasar statistik. Ilmu statistik sangat diperlukan ke depannya. Sebagai contoh yang mudah dan baru saja kita lewati adalah perhitungan suara pilpres.

Dari artikel di atas, bukan berarti kalkulus tidak diperlukan. Kalkulus sama pentingnya dengan ilmu komputer dan statistik. Untuk kasus di atas, mata pelajaran kalkulus disarankan untuk dihapuskan untuk nanti di tingkat PT siswa dapat mengambil jurusan ini sesuai dengan bidang mereka. Sementara itu siswa SMA perlu dibekali keterampilan yang benar-benar mereka butuhkan saat ini, yaitu ilmu komputer dan statistik.

Bagaimana di Indonesia? Mari kita berharap pada pemerintahan yang baru, semoga dunia pendidikan bergerak ke arah yang lebih baik.

Untuk Pak Okky, terima kasih atas rujukan link nya yang bermanfaat ini 🙂

Aplikasi Lokal Menggebrak Dunia

Aplikasi buatan pengembang dalam negeri mulai naik daun. Beberapa aplikasi yang dibuat oleh orang Indonesia ini dikenal tidak hanya di dalam negeri namun juga internasional. Penasaran ingin tahu aplikasi apa saja? Yuk, lihat daftar di bawah ini.

1. PicMix
Kenal aplikasi satu ini? Buat kamu yang suka berfoto ria pasti tak asing dengan aplikasi PicMix. Aplikasi yang dibuat karena terinspirasi oleh tren narsis ini dibikin oleh Calvin Kizana dibawah bendera perusahaan PT Inovidea Magna Global. PicMix adalah fasilitas gratis dengan fitur utama memadukan beberapa foto sekaligus dalam satu frame yang sama. Aplikasi ini bisa diunduh di hampir semua platform (Blackberry, Android, iOS, Windows Phone, dan Nokia Asha). Aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 19,9 juta kali di seluruh dunia dan sebanyak 305 juta foto sudah diunggah melalui aplikasi ini hingga akhir Juni.
picmix

2. Valthirian Arc II
Valthirian Arc II adalah game yang dipasarkan untuk pasar luar negeri. Game ini dibuat oleh tim dari PT Agate International (Agate Studio) dengan Arief Widhiyasa sebagai pendiri dan CEO. Konon game ini sudah mendapat satu juta hits dalam kurun waktu satu bulan sejak kemunculannya di akhir tahun 2013. Game ini awalnya adalah berbasis web dan saat ini rencananya akan dibuat pada platform mobile untuk IOS dan Android. Beberapa produk game yang pernah dihasilkan sebelumnya oleh perusahaan ini adalah game Zombie (diluncurkan di Eropa), Football Saga.
valthirian

3. Infinite Sky
Infinite Sky termasuk ke dalam jajaran top 10 game paling banyak diunduh di Amerika Serikat tahun lalu. Menurut Anton, CEO Touchten Pte. Ltd ini, “Hingga akhir tahun ini kami sudah menyiapkan enam game baru yang siap dirilis. Game lain yang pernah mereka buat sebelumnya dan menurut Itunes sudah diunduh sebanyak 1,2 juta kali di tahun 2013 ini adalah game Sushi Chain. Game ini berhasil menggebrak toko aplikasi milik Apple.
photo 2

4. Soccer Ticker
Vicent Putera berhasil menggebrak ajang Blackberry JamHack Asia melalui aplikasi buatannya: Soccer Ticker. Aplikasi lokal ini sangat diminati di luar negeri. Menurut pendiri PT Inspira Solusi Indonesia ini, pengguna terbanyak mereka ada di Inggris, Kanada, Arab Saudi dan Indonesia. Ke depan aplikasi ini juga akan masuk ke platform iOS, saat ini mereka sudah masuk ke Android. Vincent membuat game Soccer karena terinspirasi oleh kesukaannya pada bola. Soccer Ticker adalah aplikasi skor untuk sepak bola. Selain Soccer Ticker, perusahaan rintisan lain yang ia dirikan adalah gadgetan.com dan hellogoodbuy.me. Tahun lalu, aplikasi ini sempat masuk dalam nominasi “CrackBerry Best of 2013 Awards.”

5. Shoop
photo

Aplikasi sosial e-commerce ini didirikan oleh Brian Arfi faridhi. Shoop! adalah aplikasi yang didedikasikan untuk membantu UKM menjual barang secara online. Ide pembuatan aplikasi ini adalah ketika Brian melihat kesulitan yang dihadapi oleh UKM dalam memasarkan produknya.

Melalui aplikasi ini maka penjual dapat memasarkan produk ke banyak toko online dan marketplace di Indonesia hanya dengan sekali unggah melalui Shoop!. promosi produk yang diunggah di Shoop! menggunakan SEO dan media sosial dan cara ini dinilai mampu meningkatkan kesempatan terjual produk.

Kebanyakan UKM menurut Brian masih belum familiar dengan komputer. Seiring tingginya pertumbuhan penggunaan ponsel pintar dan semakin banyaknya transaksi online, Brian melihat sangat perlu mendukung UKM ini melalui media sosial. Brian melihat kesempatan membantu UKM melalui gadget yang digunakan setiap hari, yaitu ponsel.

Shoop! sudah digunakan lebih dari 2.500 orang untuk menjual produk. Shoop! juga terhubung ke lebih dari 15 platform, yakni Kaskus, Bukalapak, TokoBagus, Twitter, Facebook, Ebay, WordPress, dan lain-lain.

Di Playstore, aplikasi untuk platform Android ini sudah diunduh sebanyak 6.000 kali. 60% pengunduh berasal dari Indonesia. Sisanya, terbesar Amerika Serikat dan India.

Aplikasi ini mudah digunakan, layaknya menggunakan instagram namun memiliki fungsi untuk jual-beli. Bagi Anda yang memiliki usaha kecil, aplikasi ini patut dicoba loh.

sumber: diadaptasi dari majalah Fortune.

File dari Diklat Kurikulum 2013

Selama seminggu dari tanggal 30 Juni sampai 4 Juli 2014 saya mengikuti diklat kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Prakarya. Tujuan diklat konon untuk mempersiapkan guru dalam menyambut tahun ajaran baru dengan model pembelajaran kurikulum 2013.

Baiklah, saya tidak ingin memberi komentar mengenai pelatihan kurikulum itu. Berikut ini adalah beberapa file yang bisa Bapak/Ibu Guru unduh.
1. Contoh RPP Prakarya, di sini.
2. Implementasi Kurikulum2013, di sini.
3. Permendikbud Kurikulum 2013, di sini.
4. PPT Implementasi Kurikulum 2013, di sana.
5. RPP Prakarya, di sana.
6. Salinan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, di sini.

Dari yang bisa saya rangkum dalam pelatihan tersebut barangkali poin-poin di bawah ini bisa memberikan gambaran singkat mengenai kurikulum 2013 terutama dalam hal pelaporan perangkat pembelajaran. Bila terdapat kekurangan atau kesalahan Anda bisa memberikan komentar di bawah tulisan ini.
1. KD 3 dan KD 4 harus saling berpasangan. KD 3 itu Pengetahuan dan KD 4 Keterampilan. (Permen No. 69)
2. Dari KD diturunkan ke Tujuan Pembelajaran.
3. Penggunaan metode pembelajaran di RPP disesuaikan dengan KD. (Misal, kalau KD nya berisi projek berarti menggunakan RPP Model Pembelajaran Project Based Learning)
4. Redaksi untuk Tujuan Pembelajaran sesuai dengan tahapan dari KD yang dimiliki.
5. KD tidak boleh diubah tapi boleh dikembangkan. (Namun ada juga yang berpendapat bahwa KD boleh diubah untuk mata pelajaran Pilihan, disesuaikan dengan budaya setempat. Atau ada saran jika ada pengembangan materi maka sebaiknya dimasukkan ke dalam kolom Indikator).
6. Penilaian ada 3, yaitu: Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap.
7. Pendekatan Saintifik yang ditandai dengan 5 M (Mengamati, Menanya, Mengasosiasi, Mengkomunikasikan)
8. Model Pembelajaran: Product Based Learning, Project Based Learning dan Discovery Learning.

Teks Animasi

Aplikasi Pemrograman Visual: Scratch

[iframe allowtransparency=”true” width=”485″ height=”402″ src=”http://scratch.mit.edu/projects/embed/24603670/?autostart=false” frameborder=”0″ allowfullscreen]