Kemarin kita sudah bermain-main dengan mesin waktu. Nah, ada lagi, pernah tidak mendengar kisah misterius hilangnya banyak pesawat di segitiga bermuda? Wahana yang hilang tersebut tak dapat dilacak keberadaannya, sekonyong-konyong hilang ditelan bumi. Apa penyebabnya? Adakah hantu atau sulapan dibelakangnya?
Ilmuwan menghubungkan kehilangan wahana pesawat atau hilangnya benda-benda kosmik di angkasa dengan adanya lubang hitam (black hole). Apa sih black hole itu?
Alkisah, ada sebuah kelompok bintang yang mempunyai massa lebih besar dari matahari. Seperti juga evolusi yang terjadi pada makhluk hidup (lahir, berkembang dan mati), bintang pun mengalami fase yang serupa. Memasuki usia tua, ditandai dengan usainya pembakaran hidrogen maka ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa. Selanjutnya mendingin dan kemudian menjadi raksasa merah. Akibat tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri maka ia akan menghasilkan ledakan dahsyat yang disebut sebagai supernova dan kemudian bintang neutron. Kata buku Kosmos “Namun bintang yang lebih masif, yang tersisa, setelah tahap supernovanya, dengan,misalnya,lima kali massa Matahari, mempunyai sediaan nasib yang bahkan lebih menakjubkan lagi-gravitasinya akan menjadikannya suatu lubang hitam.”
Perumpamaan lagi.
Kalau kemarin kita mempunyai mesin waktu, sekarang kita punya mesin gravitasi ajaib (yang ada di dalam kantong Doraemon *smile*. Dan kita sedang kongkow bersama teman-teman. Sekarang, lakukan hal berikut ini (jangan biarkan teman-teman Anda tahu ya). Set tombolnya pada 1 g (percepatan yang dialami oleh sebuah benda yang jatuh di bumi, hampir 10 m per detik setiap detik) dan semuanya berperilaku seperti biasa. Sekarang, turunkan mendekati 0 g. Teman-teman kita akan mengambang dan melayang-layang di udara. Teh atau cairan lain yang tumpah membentuk gumpalan bulat yang berdenyut di udara: tekanan permukaan cairan mengalahkan gravitasi. Bola-bola teh ada di mana-mana. Nah, apa yang terjadi jika kita memutar tombol di 1 g kembali? Kita akan membuat hujan teh. Bagaimana kalau sekarang ke angka 3 atau 4 g? Semua orang menjadi tak bergerak. Namun apa yang akan terjadi jika kita kemudian memindahkan teman kita dari pengaruh mesin gravitasi sebelum kita menyetel gravitasi yang lebih tinggi? Berkas cahaya dari suatu lampu bergerak dalam garis yang lurus sempurna (sedekat yang bisa kita lihat) pada beberapa g. Pada 1000 g, berkas itu masih bergerak lurus, namun pohon-pohon menjadi datar dan gepeng, pada 100.000 g, batuan hancur oleh beratnya sendiri. Dan pada 1 miliar g, berkas cahaya, yang selalu bergerak lurus di langit, mulai melengkung. Di bawah percepatan gravitasi yang sangat kuat, bahkan cahaya pun terpengaruh. Jika gravitasi dinaikkan lagi cahaya akan tertarik balik ke tanah di dekat kita. Artinya, jika gravitasi cukup tinggi, tak sesuatu pun, tidak juga cahaya, dapat keluar. Tempat ini dinamakan lubang hitam. Jika kerapatan dan gravitasi menjadi cukup tinggi, lubang hitam mengedip dan raib dari alam semesta. Itu sebabnya dinamakan hitam: tidak ada cahaya yang dapat lepas darinya.
Dan keberadaan lubang hitam tidak tampak dari luar, namun presensi gravitasionalnya dapat diketahui dengan gamblang.
Maka, Hawking membuat sebuah candaan, katanya tuhan bermain dadu. Karena setiap ilmuwan hampir merasa berhasil menemukan rahasia alam semesta, maka tuhan akan melemparkan dadunya ke tempat yang tidak kita ketahui, yaitu dengan melemparkan dadu-dadu tersebut ke dalam lubang hitam. Tuhan mengajak kita terus belajar dan senantiasa menemani kita dengan candaan-NYA yang agung dan indah.
sumber: Buku Kosmos-Carl Sagan
dokumentasi: http://siradel.blogspot.com/2011/04/jalan-lolos-dari-black-hole-ditemukan.html