Kalau bandara Singapura memiliki Butterfly Garden, Indonesia juga punya taman kupu-kupu di dalam Museum Serangga di Taman Mini Indonesia Indah.
Dengan tiket seharga 15 ribu rupiah maka Anda dapat menikmati dua museum yang ada di TMII ini, yaitu museum serangga dan museum air tawar. Lokasi kedua museum ini berdekatan, hanya dipisahkan oleh sebuah jembatan kecil sebagai penghubung. Di bawah jembatan mengalir air yang dipenuhi berbagai macam ikan. Kalau Anda berminat memberi mereka makan, di sana dijual pakan ikan yang satu bungkusnya dijual seharga 2 ribu rupiah. Oya, jangan lupa buang kemasan plastiknya di tempat sampah ya, jangan ikut dibuang ke dalam air.
Nah, sekarang cerita tentang museum pertama dulu, yaitu museum serangga. Di sini dipamerkan berbagai macam serangga yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia. Bahkan ada juga yang habitatnya berasal dari negara lain.
Ada juga serangga hidup yang diletakkan di dalam kotak kaca ditemani tanaman jambu, seperti belalang ranting dan belalang daun. Warna kulit belalang ranting ada yang hijau kebiru-biruan, pun ada yang kuning. Barangkali daun jambu adalah santapan favorit warga belalang, karena saya sering menemui belalang di pohon jambu di rumah.
Di kotak kaca berikutnya masih dengan pohon jambu dan belalang jenis lain, yaitu belalang daun. Bentuknya mirip sekali dengan daun. Kalau penglihatan tak jeli, kita bisa tertipu oleh bentuk mereka yang menyerupai daun. Lucu juga ketika melihat mulut kecil mereka sibuk mengunyah daun. Walaupun pasti sangat menyebalkan jika daun yang disantap itu adalah koleksi tanaman saya di rumah.. hehe.
Sementara itu dipisahkan oleh sebuah tirai Anda bisa memasuki taman kupu-kupu. Di sini Anda bisa bermain dan menikmati suasana alam. Jangan kaget kalau tiba-tiba melintas kupu-kupu di hadapan kita. Di sini kupu-kupu itu bebas beterbangan. Hanya kupu-kupu? Oh, tidak. Sesekali bisa saja Anda bertemu kodok yang sedang menempel di batang pohon, atau capung yang ikut beterbangan. Di sana juga ada kolam yang berisi ikan-ikan kecil.
Di Butterfly Garden, Singapura, disediakan wadah untuk meletakkan buah nanas yang kemudian menjadi tempat sejenak berdiamnya kupu-kupu. Mereka asyik menyantap buah nanas. Mungkin itu trik pengelola taman untuk memberi kesempatan kepada pengunjung untuk mengambil foto mereka. Mungkin langkah ini bisa ditiru juga oleh pengelola taman kupu-kupu di museum serangga? Selain tentu saja sulit mengambil gambar kupu-kupu yang selalu berputar dan melayang-layang sesukanya itu. Walaupun sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, kenapa buah nanas ya?
Di luar taman kupu-kupu Anda bisa melihat seekor rusa dan beberapa ekor bajing. Oya, ada pohon sawo apel yang sangat besar sekali. Buahnya pun rimbun. Ketika saya berdiri di bawahnya, tak jauh dari tempat saya berdiri tiba-tiba sebuah sawo jatuh karena kematangan. Ternyata ada banyak buah sawo berjatuhan.
Keluar dari museum serangga kami bersegera masuk ke museum air tawar. Apa sih isinya museum ini? Tentu donk segala jenis macam hewan laut ada di sini, termasuk ikan, udang, dan kawan-kawannya. Dari ikan kecil sampai besar dan panjang ada, dari yang ‘baik’ sampai predator pun ada.
Salah satu ikan predator berbahaya adalah Pygocentrus piraya atau yang kita kenal dengan nama Piranha. Walaupun bentuknya kecil tapi jangan remehkan gigi mereka yang serupa silet. Ikan ini terkenal dengan keganasannya yang luar biasa. Konon naluri menyerang mereka sangat kuat terutama jika ia berada dalam kelompok besar (ratusan bahan ribuan). Bahkan di dinding informasi diperingatkan agar siapapun yang memelihara ikan ini agar melaporkan dan menyerahkannya ke TAAT TMII. Ikan ini sangat dijaga agar jangan sampai keluar ke perairan umum. Jika itu terjadi maka bisa sangat membahayakan. Wow, mengerikan sekali ya?
Ikan unik lainnya adalah ikan lele litrik yang sangat panjang. Ekor dan bagian depan tubuh ikan tersebut mengandung arus listrik yang sangat tinggi.
Selain ikan ada juga kura-kura, lobster, dan hewan laut lainnya. Selesai mengunjungi dua museum ini kami melanjutkan perjalanan megunjunngi museum burung. Ada apa saja ya di sana? Ceritanya di tulisan berikutnya ya 🙂