Jilid 1

Baru sampai Jakarta dan ternyata ada kiriman paket buku dari penerbit. Hei, jilid 1 TIK SD sudah terbit. Hm, lega rasanya. Kalau diingat-ingat proses finishing buku ini lumayan lama. Tidak hanya jilid 1 saja, tapi ke-enam jilid buku. Bahkan saat ini, untuk jilid 5 masih perlu tambahan materi lagi. Salah saya juga sih. Untuk sumber penulisan sebenarnya sudah saya kumpulkan sejak tahun lalu, sejak editor mengabarkan kemungkinan adanya revisi buku. Namun kemudian batal. Dan karena berubahnya kurikulum dari KBK menjadi KTSP, maka diputuskan untuk mengubah total isi buku. Tidak sekedar revisi.

Keputusan untuk menyusun buku kedua bukan sekedar tambal sulam dari buku pertama. Alasan ditulisnya buku, yang disesuaikan dengan standar isi KTSP 2006, lebih karena adanya permintaan dari sekolah dan guru yang menginginkan materi TIK SD lebih diperluas.

Saya berharap kehadiran buku ini dapat memenuhi harapan Bapak dan Ibu. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah Anda berikan. Tentu saya mengakui masih banyak kekurangan dari buku ini. Karena itu, saya senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik. Terima kasih atas perhatian dan dukungan rekan-rekan sekalian.

Teruntuk rekan-rekan editor di Erlangga, terima kasih ya buat kerjasamanya. Pak Joko, Pak Supri, Mbak Andin. It’s nice working to you, all :).

Sementara, sambil menunggu kiriman cover buku dari editor, ini sampul depan dari buku jilid 1.

image007.jpg image006.jpg

Bandung

Kali ini saya menjadi pembicara untuk guru-guru di sekolah dasar Assalam di kota Bandung. Kota yang saya kunjungi ketika weekend :). Tema hari ini adalah Pembelajaran Berbasis Multimedia. Ditemani Bapak Agus, untuk Asmen kota Bandung, Bapak Irdan dari Marcom, Bapak Yanto untuk GL dan Bapak Rian untuk sales, dari Erlangga Bandung.

Acara ini berlangsung dari jam 8 sampai 12.30. Saya kagum lho dengan partisipasi dan kesediaan Bapak Ibu guru untuk datang menghadiri pelatihan di hari mingggu. Terima kasih untuk Bapak Ibu guru.

sda1.jpg sda4.jpg

Pertama, agar suasana tidak tegang saya berikan permainan dulu :). Selanjutnya, saya mulai dengan memaparkan revolusi pembelajaran dan peranan multimedia dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya, menampilkan beberapa contoh multimedia pembelajaran yang dapat dibuat sendiri dan yang bisa diperoleh dari internet secara gratis. Dilanjutkan dengan tanya jawab. Yang sangat membahagiakan ternyata Bapak dan Ibu guru ini sangat antusias sekali. Pertanyaan mereka bagus-bagus. Beberapa diantaranya adalah:

  1. Apakah semua materi pelajaran harus menggunakan multimedia?
  2. Bagaimana menumbuhkan kemandirian anak ketika belajar multimedia?
  3. Pernahkah Ibu meneliti untuk melihat dampak dari lulusan anak-anak yang di sekolahnya menggunakan multimedia dengan yang tidak menggunakan multimedia?
  4. Apa yang perlu dipersiapkan untuk membuat multimedia pelajaran?
  5. Perangkat apa yang diperlukan?

Masih ada beberapa pertanyaan lainnya tapi saya agak lupa. Berikut ini jawaban yang telah saya uraikan dalam pertemuan tadi pagi. Saya mencoba untuk merangkum dan menuliskan kembali di sini.

  1. Menurut saya tidak semua materi pelajaran harus menggunakan multimedia. Bapak dan Ibu lebih mengetahui kira-kira materi apa yang terasa sulit bagi siswa. Perangkat TI hanyalah alat bantu. (Mengutip juga saran dari pak Joko sebelumnya di tulisan yang lain, thks Pak).
  2. Kembali ke tujuan awal dari adanya pelajaran komputer. Bukan untuk mencetak anak agar menjadi programer, desainer, dan sebagainya. Mengenalkan komputer pada anak sejak dini dimaksudkan untuk melatih mereka bernalar. Melatih kemandirian dan dapat mengambil keputusan. Tentu prosesnya tidak instan. Dimana penggunaan multimedia dengan TIK mengambil peran? Contoh sederhana, biarkan anak bereksplorasi ketika menggunakan CD permainan.
  3. Saya tidak pernah melakukan penelitian untuk melihat dampak lulusan dari anak-anak yang di sekolahnya belajar dengan menggunakan multimedia atau tidak. Yang saya perhatikan adalah, anak-anak yang sejak kecil telah dikenalkan kepada TIK maka mereka akan lebih mudah beradaptasi. Mereka tidak merasa takut atau canggung untuk menggunakan teknologi. Terutama karena dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi banyak ditemui di sekitar mereka. Manfaat lainnya bisa dilihat di no. 3.
  4. dan 5. Apa yang perlu dipersiapkan? Perangkat apa saja yang dibutuhkan? Hm, kemauan dan keinginan untuk belajar :). Bapak Ibu, kenapa saya menjawab seperti itu? Banyak saya temui rekan guru yang belum-belum sudah menyerah, merasa tidak bisa dan akhirnya mutung di tengah jalan. Saya tidak ingin membuat sebuah persyaratan yang terdengar berat untuk tahap awal. Tidak ada yang sulit selama Bapak Ibu mau mencoba. Jika syarat pertama sudah Bapak Ibu punyai yang berikutnya adalah membiasakan diri untuk mengenal dan menggunakan komputer. Untuk guru sendiri kalau saya tidak salah ada 3 program yang bisa dipelajari. Ketiga nya ini menunjang untuk pekerjaan Bapak dan Ibu sebagai guru: yaitu, pengolah kata, pengolah angka, dan pembuat presentasi. Untuk membuat multimedia pembelajaran yang sederhana dapat menggunakan program pembuat presentasi. Sebelum memulai membuat multimedia pembelajaran, Bapak dan Ibu bisa mempersiapkan materi apa yang akan dibuat. Melengkapi gambar dan perangkat lain yang dibutuhkan. Intinya, buat yang sederhana saja dulu.
  5. Untuk story board dan lain-lain, insya Allah di lain waktu ya Bapak dan Ibu.

Setelah sesi diskusi dan tanya jawab dilanjutkan dengan praktik pembuatan multimedia pembelajaran di lab multimedia. Di sini saya memberikan contoh membuat multimedia pembelajaran dengan program pembuat presentasi. Praktik ini juga diikuti oleh guru-guru. Tidak sulit ‘kan, Bapak Ibu guru? Selanjutnya, saya mengenalkan cara mencari informasi di Internet. Kemudian men-download klip video pembelajaran dari youtube agar dapat ditayangkan secara offline. Banyak sekali video pembelajaran yang dapat diperoleh melalui youtube, seperti terjadinya pemanasan global, siklus air, kesenian, mengenal kebudayaan daerah, dan lain-lain. Ini semua dapat diperoleh secara gratis. Lebih baik dibanding mengcopy secara illegal kan? :). Meng-unduh gambar dari situs microsoft. Dan beberapa teori serta praktik untuk menerapkan pembelajaran multimedia di kelas.

Acara berakhir jam 12.30. Ngborol-ngobrol sebentar dengan bapak kepala sekolah. Terima kasih buat semuanya.
Oh ya, ada yang ingin saya share sedikit. Saya melihat sekolah-sekolah yang sudah mempunyai lab multimedia pun sebenarnya masih mencari bentuk, seperti apa sih pembelajaran dengan multimedia itu? Ada yang menggunakan lab multimedia sebagai tempat untuk guru dan siswa mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Ada juga anak-anak yang masuk ke lab kemudian di sana sudah terinstal CD interaktif. Ada guru yang menjaga mereka. Setelah bermain, selesai.

Saya pernah membaca sebuah artikel bagus dari internet, yang menceritakan seorang guru Malcolm Thompson dari sekolah Dalton di New York, ketika mengajarkan astronomi. Tujuh komputer di kelas itu secara real time menayangkan jagat raya hasil amatan teleskop Observatorium Palomar di California. Selanjutnya, dengan bantuan piranti perangkat lunak, para murid diminta memilih tiga bintang dan menghitung kekuatan cahaya serta suhunya.

Menarik, bukan? Anak tidak sekedar mencari informasi tapi bagaimana mengolah dan memanfaatkannya. Nah, Bapak dan Ibu tanpa bermaksud promosi (walaupun promosi juga judulnya, *halah* 🙂 ) saya meniru langkah ini. Saya mencoba mengaplikasikan serta menuliskannya di buku TIK yang baru. Mudah-mudahan ini dapat memberikan ide, gagasan serta kreatifitas dari rekan-rekan guru. Jika Anda ingin melihat contohnya, dapat di-unduh melalui halaman erlangga yang ada di sini. Ada di kategori modul tambahan TIK SD (nama file-nya adalah internet). Mudah-mudahan bermanfaat.

Contoh multimedia pembelajaran yang saya buat untuk melengkapi presentasi di SD Assalaam ini dapat di-unduh di sini. Beberapa tema diantaranya adalah siklus air, daur hidup kupu-kupu, dan menghitung luas persegi panjang.

Pembelian Buku Secara Online

Bagaimana prosedur pembelian buku secara online dari penerbit erlangga? Biasanya sih saya memberikan link ke situs erlangga atau menyarankan mereka untuk ke toko buku. Namun adakalanya stok buku yang dicari juga tidak tersedia di toko buku. Hm, pertanyaan seorang rekan guru untuk pertanyaan ini belum bisa saya jawab. Bagaimana, Pak Joko dan rekan-rekan di erlangga? Bisa bantu saya, kan? 😉

Mengetik

Mengetik membosankan? Hmm, bagaimana kalau sambil bermain?

Kegiatan:

Tugaskan setiap siswa (atau berpasangan) menulis cerita di komputer mereka. Putar sebuah musik. Katakan pada mereka jika musik berhenti maka mereka harus berpindah komputer. Minta mereka untuk memperbaiki ejaan serta tanda baca yang ada di komputer teman, tanpa mengubah isi cerita. Dan melanjutkan cerita yang ada di komputer temannya. Lakukan berulang kali sampai siswa kembali ke komputer mereka masing-masing.

Sumber : Musical Computer

Kegiatan lanjutan:

Anda dapat membuat variasi lain dengan metode permainan yang sama. Misalkan minta siswa mengetikkan lirik lagu karangan sendiri dengan irama musik yang telah mereka kenal. Atau membuat puisi. Agar waktu tidak terlalu lama Anda dapat membatasi setiap satu baris ketikan selesai maka berikan aba-aba pindah kepada mereka.

Pilihan lainnya bisa dengan menugaskan siswa untuk mengubah format huruf saja (jenis huruf, ukuran, dan warna). Atau, Ah, Anda pasti punya banyak ide lainnya yang lebih menarik, bukan? 🙂

Database

Menurut kamus komputer dan Teknologi Informasi bisa diartikan sebagai sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu.

Wah, njelimet juga menerangkan hal ini ke siswa ya. Bagaimana jika kita coba dengan permainan ini?

  1. Ajaklah anak-anak duduk di lantai membentuk lingkaran.
  2. Peganglah sebuah pensil dan tanyakan kepada mereka benda apa saja yang berhubungan dengan pensil.
  3. Mereka mungkin saja memberikan jawaban antara lain buku, penghapus, peruncing pensil, dll.
  4. Berikan pertanyaan lain, mis hewan yang hidup di darat dan di air.
  5. Jelaskan kepada siswa bahwa apa yang telah mereka lakukan di atas adalah mengumpulkan informasi, dstnya (merujuk dari pengertian database, lihat tulisan di atas)

 Kegiatan:

Untuk kelas 1-2 SD, dengan menggunakan program pengolah gambar (Paint, Drawing for children) minta mereka mengumpulkan gambar sesuai dengan informasi yang Anda minta. Misalkan hewan yang hidup di darat dan di air.

 darair.JPG

Untuk kelas yang lebih besar, gunakan program pengolah kata. Ajarkan siswa langkah-langkah membuat tabel. Ketikkan informasi yang Anda minta.

hewan1.JPG 

Kegiatan lanjutan:

Boleh mulai dikenalkan dengan program database sesungguhnya, seperti MS Access.

Sort dengan pengolah angka

Sort atau bisa diartikan pengurutan. Urutan ini dapat disusun berdasarkan kriteria tertentu, seperti Ascending, Descending dan keyword.

Salah satu penggunaan fasilitas sort ada pada perangkat lunak pengolah angka. Bagaimana menerangkan penggunaan sort kepada siswa? Yuk, kita lakukan sambil bermain.

Bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok membentuk barisan. Guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk menyusun barisan dimulai dengan nama siswa yang berawalan huruf A sampai Z. Ketika guru memberi aba-aba “Mulai”, masing-masing kelompok berusaha menyusun barisannya. Jika siswa sudah saling mengenal maka permainan ini dapat dengan mudah diselesaikan. Bila terdengar aba-aba “Berhenti!”, maka semua kegiatan dihentikan. Kelompok yang tercepat dan paling benar susunannya dialah yang menang.

Guru dapat memberi perintah lainnya, seperti menyusun barisan sesuai dengan tanggal kelahiran, huruf awal Z-A, dan seterusnya. Waktu yang dialokasikan untuk permainan ini cukup 20 menit.

Selanjutnya, guru dapat berdiskusi dengan anak-anak mengenai permainan yang telah dilakukan. Hubungkan dengan teori pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan lanjutan:

Minta siswa mengumpulkan nama depan teman-teman mereka, tanggal lahir dan bulan kelahiran. Biarkan mereka saling mewawancarai rekannya :). Berikutnya, tugaskan mereka untuk membuat tabel di program spreadsheet. Isikan judul kolom dengan Nama, tanggal lahir, dan bulan kelahiran. Lengkapi dengan data yang ada. Setelahnya, ajari siswa menggunakan menu sort. Apa data yang harus diurutkan? Terserah Anda dan siswa.

catatan:
Permainan ini dipraktikkan oleh seorang guru sewaktu acara di sragen kemarin, thanks Pak buat masukannya dan mengingatkan saya untuk menuliskannya di sini

Silabus TIK Sekolah Dasar

Untuk teman dan rekan guru yang membutuhkan silabus TIK kelas 3 SD dari penerbit Erlangga (sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan pembuatan silabus ini) Anda dapat mengunduh file-nya di sini. Dengan demikian keseluruhan silabus TIK SD dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 file-nya dapat Anda unduh di halaman yang sama.

Untuk modul internet telah saya tambahkan dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD, dengan beberapa perubahan dari modul sebelumnya.

Sementara untuk silabus TIK SMP, Anda bisa unduh di sini. Hanya saja ini silabus untuk program pengolah animasi. Materi dirancang untuk diberikan pada siswa kelas 8 di semester genap. Sementara ini dulu ya teman-teman. Semoga bermanfaat.

Purwokerto

Purwokerto adalah kota kedua yang saya kunjungi masih dalam rangka road show. Perjalanan kali ini tidak menggunakan pesawat, jadi pilihannya adalah kereta api. Berangkat dari Gambir jam 5 sore dan sampai stasiun Purwokerto jam 10.10. Sampai di Purwokerto sudah dijemput oleh Bapak Sulis dan Bapak Sigit dari Erlangga. Sudah malam tentu saja dan mereka masih juga menawarkan makan malam. Saya menolak dan mereka kembali menawarkan snack ^-^. Terima kasih ya Pak Sulis dan pak Sigit.

Pagi hari bersiap-siap dan sekaligus check out, karena saya akan langsung kembali ke Jakarta. Saya dijemput tim erlangga jam 7.30, mampir sebentar ke kantor erlangga di Purwokerto. Hm, kantor baru. Perjalanan diteruskan menuju lokasi seminar diadakan. Letaknya di kedungbanteng, sebuah kecamatan di kabupaten Banyumas. Seminar kali ini mengambil tema “Pengembangan Pembelajaran dengan Multimedia”, dihadiri oleh sekitar 290 (atau lebih ya?) guru TK dan SD. Berbeda seperti ketika di Sragen, kali ini saya bukanlah satu-satunya nara sumber. Panitia untuk acara ini PKG UPK. Ada 3 nara sumber, dari kepala UPK dan pengawas SMP. Acara dijadwalkan dari jam 8 sampai jam 13.00. Tapi ternyata mulur, baru mulai jam 9. Sejatinya, masing-masing nara sumber diberi waktu 2 jam. Saya dijadwalkan jam 11 sampai jam 12.

(2) Bersama tim Erlangga Purwokerto (Pak Sigit, bapak Jefry, dan bapak Sulis serta guru-guru dari kecamatan kedungbanteng)).

Sepertinya, penyaji pertama dan kedua asyik sekali dengan bahan presentasi mereka. Beliau tidak menyadari waktu yang telah ditetapkan. Pada saat yang bersamaan, ada sms masuk dan mengabarkan jadwal keberangkatan kereta dari Purwokerto ke Jakarta tersedia jam 1 dan 8 malam. Tidak mungkin jam 8, karena sampai di Jakarta menjelang pagi dan saya pun harus mengajar. Jam 1 lebih masuk akal karena saya selesai jam 12. Oke, saya ambil jam 1.

Saya mengabarkan kepada panitia bahwa saya akan naik kereta jam 1. Salah seorang dari mereka mengatakan, seharusnya saya diplot untuk bagian kedua, bukan ketiga. Hmm. Selanjutnya, panitia memberikan pesan tertulis kepada moderator untuk mengingatkan penyaji akan waktu. Moderator terlihat ragu-ragu menegur penyaji, mungkin tak enak hati. Akhirnya, pesan tersampaikan. Apakah Beliau langsung menutup presentasi-nya? Belum, sedikit lagi..hehe.

Sampai bagian saya, hemm, mau ngomong apa ya? Kok serasa linglung begini? Ok, lembar presentasi sudah dijalankan dan saya memilih untuk berdiri dan berjalan mendekati audience. Jangan-jangan saya bisa tidur kalau harus ngomong terus sambil duduk manis di depan :). Sambil mata tidak lepas dari menatap jam yang ada di pintu masuk ruangan saya memberikan pemaparan secara singkat. Saya bicara terlalu cepat? Hehehe, tanyakanlah pada rekan-rekan di sragen. Oke, pelan-pelan.

Terima kasih buat tim erlangga Purwokerto serta rekan-rekan guru dari Purwokerto.  Oh ya, Asmen dari Purwokerto, bapak Iwan, sedang sakit, sehingga Beliau tidak bisa menghadiri acara ini. Semoga cepat sembuh ya, Pak.

Btw, bahan presentasi di atas akan saya upload di slide share. Saya juga memperlihatkan contoh pembelajaran sederhana yang dapat dibuat dengan program presentasi. Oh ‘ya, Anda juga dapat mengunduhnya di sini. Itu hanya contoh saja ya, saya memang tidak sempat mengemasnya dalam bentuk yang lebih menarik. Tapi, mudah-mudahan masih layak guna.

Di sesi tanya jawab, ada pertanyaan yang diajukan kepada saya, seperti ini:

Jika sekolah memberikan pengajaran dengan multimedia tapi karena di sini kan banyak yang tidak mempunyai komputer di rumahnya, terus bagaimana mereka bisa belajar? Nah, bagaimana menyiasati kondisi yang seperti ini?

Saya coba menjawab. Komputer dengan sarana multimedia hanyalah sebagai alat bantu. Multimedia digunakan untuk membantu anak memahami pelajaran yang sulit atau abstrak. Sebagai misal, anak belajar tentang luas persegi panjang. Jika guru hanya menerangkan dengan ceramah, anak mungkin akan kesulitan membayangkannya. Namun jika dibantu dengan multimedia, anak akan lebih mudah menangkap apalagi jika diselingi dengan permainan. Lantas, apa yang dia pelajari di rumah? Bukan multimedia-nya tapi konsep menghitung luas persegi panjang itulah yang terekam dalam otaknya. Sehingga diharapkan anak dapat menyelesaikan masalah atau pelajaran yang dia dapat dari sekolah.

Menyambung Pertanyaan

Menyambung pertanyaan yang belum terjawab.

Bagaimana strategi mengajar komputer kepada anak dengan jumlah komputer yang terbatas. Cerita lengkapnya seperti ini.
Bapak guru ini di sekolahnya mempunyai 8 komputer dengan 40 siswa. Jadi, ketika pelajaran komputer, siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama, praktik, dan yang lainnya teori. Namun kendalanya adalah ketika Beliau mengajarkan praktik maka anak-anak yang mengerjakan teori ribut. Pun sebaliknya.

Ada beberapa alternatif yang bisa diterapkan. Pertama, coba lakukan koordinasi dengan rekan guru bidang studi lain apakah memungkinkan untuk bekerjasama. Saya pernah melihat sekolah dengan situasi yang seperti Bapak alami. Jadi, jam pertama ketika sebagian anak masuk ke lab komputer sebagian lainnya belajar art & creativity. Atau pelajaran lainnya. Memang pada akhirnya anak-anak hanya mendapatkan 1 jam pelajaran komputer. Namun itu lebih baik menurut saya.

Kedua, apakah ketika Bapak mengajar, Bapak tidak didampingi oleh seorang asisten, misalnya? Jika Bapak mengajar sendirian memang agak repot dengan situasi yang demikian. Hm, bagaimana jika kelompok anak-anak yang diberi teori diminta untuk menuliskan atau menggambarkan sebuah proyek yang akan mereka buat di komputer nanti. Jadi, semacam sketsa dasar saja. Sehingga ketika di depan komputer mereka sudah tau apa yang harus dilakukan. Untuk anak yang praktik, tak apa dilakukan secara spontanitas. Untuk melatih kreativitas mereka juga. Sebisa mungkin, baik kelompok yang praktik terlebih dahulu atau yang mendapatkan teori, dibuat bergantian masuknya setiap minggu.

Yang lainnya mungkin Bapak bisa menyiapkan semacam bingo atau bahan latihan yang berupa permainan sekaligus bahan evaluasi untuk mereka. Bisa berupa gambar-gambar perangkat komputer yang harus diberi nama. Dan lain sebagainya.

Apalagi ya, Pak? Sementara ini baru itu yang terlintas oleh saya. Insya Allah, kalau ada yang lainnya saya tulis di sini kelak. Oh ya, dua yang di atas itu sudah terjawab kemarin ya? 🙂 Semoga sukses, Pak.

Mengenai permintaan silabus dan RPP TIK SD. Silabus bisa diunduh dari site ini juga di halaman erlangga. Untuk RPP maaf saya belum sempat mengerjakannya. KBK dan KTSP bisa dibaca dari beberapa tulisan saya sebelumnya yang membahas mengenai hal ini.