Modul Ajar Informatika Sekolah Penggerak

Alhamdulillah, sekolah tempat saya bertugas terpilih menjadi sekolah penggerak. Kurang lebih selama 10 hari tim Komite Sekolah Penggerak yang diutus dari sekolah mengikuti pelatihan Sekolah Penggerak. Lumayan juga rasanya… hehe. Dan, finalnya adalah tahun ajaran baru ini sekolah kami mulai menerapkan kurikulum Sekolah Penggerak untuk kelas X. Bagaimana menerapkan kurikulum ini? Tentu banyak kebingungan tetapi kami harus belajar, bukan?

Nah, saya sendiri tahun ajaran baru ini mengampu kembali mata pelajaran informatika. Background pendidikan saya memang bukan dari IT tetapi saya menyukai bidang ini :). Saya akan berbagi dengan kawan-kawan yang barangkali sekolahnya juga mulai menerapkan kurikulum SP.

Di sekolah saya sendiri telah menetapkan bahwa ada 3 projek yang akan dikerjakan siswa, dengan pembagian triwulan 1 projek Kearifan Lokal, triwulan ke-2 projek Pemanasan Global dan semester genap projek Kewirausahaan. Projek ini menurut berita terakhir harus merangkum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Idealnya kalau bisa berkaitan dengan beberapa matpel (integrasi) akan lebih baik. Tetapi kalau tidak bisa pun, jangan dipaksakan. Saya percaya setelah kita terbiasa dengan model kurikulum ini insya Allah harapan itu bisa tercapai.

Lanjut ke matpel Informatika. Bagaimana membuat modul ajarnya? Di buku guru Informatika sebenarnya telah diberi panduan, yang menurut saya cukup detail dan jelas. Namun, memang harus dibaca dan dicerna baik-baik. Sesuai panduan, kita bisa merancang format Rencana Pembelajaran selama 1 tahun dengan pembagian semester 1 dan semester 2. Seperti yang telah kita ketahui ada 6 elemen dari matpel informatika, yaitu BK, TIK, SK, JKI, AD, AP, DSI, dan PLB. Di buku ada contoh membuat format Rencana Pembelajaran. Rekan-rekan bisa memilih elemen dan topik yang ingin diajarkan selama 1 semester. Mau mengikuti contoh yang diberikan juga monggo :). Mau merancang sendiri juga direkomendasikan.

Untuk Capaian Pembelajaran setiap elemen sudah ada. Demikian pun tujuan pembelajaran (disarankan membuat sendiri, tetapi pemerintah juga telah menyediakan contoh TP untuk membantu Guru). Pertanyaan pemantik serta apersepsi tersedia di buku. Kegiatan pembelajaran setiap pertemuan juga sudah dipaparkan secara lengkap. Namun sekali lagi, kalau ingin membuat sendiri sangat disarankan. Bapak Ibu bisa mem-break down nya sendiri dan memilah materi yang mana yang ingin diajarkan terlebih dahulu. Dan tinggal melengkapi dengan informasi atau data lain yang Bapak Ibu ingin sisipkan. Apa yang ada di buku panduan guru juga bisa Ibu Bapak terapkan secara langsung untuk memperoleh gambaran terlebih dahulu dan jika sudah memahami polanya pasti Bapak Ibu akan lebih senang memodifikasinya sendiri.

Saya pribadi lebih menyukai kurikulum ini, karena memang terasa kedinamisannya untuk Guru berimprovisasi. Semangat untuk rekan guru. Ini saya sisipkan contoh format Rencana Pembelajaran versi saya ya. Semoga bermanfaat 😉

update: semester 1 belum selesai ya. Ini baru rancangan untuk triwulan ke-1.

Update:

Bapak Ibu yang membutuhkan file modul ajar informatika Sekolah Penggerak, silakan lihat di postingan saya dengan judul Modul Ajar Sekolah Penggerak Jilid 2 ya. Atau versi lengkap dan final bisa diunduh di sini. Versi lainnya (modul ajar per-TP) bisa dilihat di sini.

Design Thinking… sekali lagi :)

Bagaimana sih menerapkan design thinking? Udah tau sih teorinya tetapi bagaimana praktiknya?

Design thinking mempunyai 4 (5 bahkan lebih) tahapan. Tetapi cukup mengambil 4 saja untuk dipaparkan dalam gambar. Tahapan design thinking bisa dimulai dari mana saja. Namun agar lebih mudah kita mulai dari tahapan seperti di bawah ini ya. Oya, dalam tahapan pengujian, design thinking bisa dilakukan secara berulang dan dapat dimulai dari langkah yang mana saja. Jangan lupa, design thinking adalah cara kreatif dan inovatif untuk memecahkan sebuah masalah.

Tahapan design thinking

  1. Empati, pada tahap ini siswa dapat mengumpulkan informasi melalui pengamatan, data atau melakukan wawancara. Siswa bisa menuliskan hasil pengamatan, data atau fakta yang mereka temui.
  2. Define, adalah masalah yang dapat ditemukan di kondisi empati. Masalah itu boleh lebih dari satu.
  3. Ideate, di sini siswa mencantumkan solusi yang ingin ditawarkan untuk masalah yang telah mereka peroleh di tahap define. Solusi boleh satu atau lebih jika ide produk yang ditawarkan siswa bisa menyelesaikan semua masalah tersebut. Tuliskan solusi yang ingin dieksekusi di urutan teratas (jika lebih dari satu).
  4. Prototype. Untuk produk barang maka cukup dibuatkan sketsanya. Untuk produk jasa buatkan alurnya. Misal: produk aplikasi. Buat flow chart cara penggunaan aplikasi tersebut.

    Baik. Sekarang kita mulai praktiknya ya :). Karena saya mengampu mata pelajaran PKWU, maka saya menempatkan diri sebagai pelaku bisnis. Pilihan peran yang akan saya ambil ini akan berpengaruh di dalam menentukan solusi yang akan saya ambil. Berikut contohnya. Oya, siswa dapat memaparkan tahapan design thinking di kertas gambar ya dan diberi gambar agar lebih menarik.

Design Thinking

Empati
Saya mengamati di sebuah sekolah banyak anak bermain sepak bola menggunakan botol kemasan air

Define
Anak-anak bermain sepak bola menggunakan botol kemasan itu sangat berbahaya, bukan? Kira-kira masalahnya apa mereka menggunakan botol kemasan air sebagai bola? Mereka menggunakan botol kemasan air karena tidak mempunyai bola. (catatan: yang ditebalkan itu adalah masalah yang kamu temui di kondisi empati)

Ideate
Bikin bola, beli bola atau sewa bola (catatan: list berdasar prioritas produk yang akan kamu buat. Sebagai pelaku bisnis tentunya kamu memilih pilihan ide yang memiliki nilai lebih dan menghasilkan donk, yaitu bikin bola. Mengapa bikin bola? dan jelaskan juga pertimbangan keputusanmu untuk membuat bola dari sisi pelaku bisnis).

Prototipe
Gambar solusi (ide produk) yang kamu ingin tawarkan sebagai pelaku bisnis

Nah, seperti apa kira-kira penampakan design thinking di kertas siswa ya? Berikut ini adalah contoh design thinking untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dari murid-murid saya. Untuk siswa kelas tinggi dapat ditugaskan untuk melengkapi dengan narasi. Sebaliknya, untuk siswa kelas SD bisa berupa list saja.

UPRAK PKWU – Aspek: Pengolahan makanan fungsional

Nah, itu contoh ide-ide produk yang ditawarkan oleh siswa-siswa saya dengan memfokuskan pada kebutuhan pelanggan yang dipaparkan dalam design thinking.

Hmm, apakah design thinking bisa diterapkan di mata pelajaran lainnya? Tentu saja bisa. Design thinking bahkan bisa diterapkan di kehidupan dan keseharian kita sendiri untuk mengambil keputusan.

Untuk menerapkan design thinking di mata pelajaran lain, minta anak memainkan peran yang ingin ia lakoni, apakah sebagai polisi, insinyur, matematikawan, dosen, mahasiswa, guru, atau siswa dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang siswa diberikan kondisi sosial dimana sampah plastik bertumpuk di laut. Mintalah bagaimana ia menemukan ide untuk mengatasi masalah tersebut. Solusi yang ia berikan pasti akan berbeda tergantung peran yang ingin ia lakoni, apakah sebagai seorang anak? programmer? ahli sejarah? pelaku bisnis? dan lain-lain.

Contoh design thinking lainnya bisa dilihat di blog saya yang ini ya.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat 🙂

Computational Thinking dalam Pembelajaran

Kita tentu masih ingat kurikulum 2013 menekankan kepada pendidikan karakter yang berfokus pada kecakapan hidup dengan 4 C nya, yaitu Creativity, Communication, Critical Thinking, dan Collaboration. Di penghujung 2019, Nadiem Makarim ditunjuk sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk melengkapi empat kompetensi yang telah ada, mas menteri menambahkan 2 kompetensi lainnya, yaitu computational thinking dan compassion.

Tentu banyak orang bertanya mengapa computational thinking perlu diajarkan di sekolah? Apa gunanya? Apakah semua mata pelajaran harus menggunakan komputer? Bikin program? Dan berbagai pertanyaan melintas di benak banyak orang.

Nah, saya ingin bercerita, boleh kan? :).
Saat ini kita mulai memasuki era industri 4.0 yang dicirikan dengan otomatisasi pekerjaan menggunakan robot. Di masa mendatang kemunculan robot dan teknologi otomatisasi ini akan semakin masif. Akan banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh robot. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi tenaga kerja Indonesia, dimana kehadiran robot-robot itu bisa menyebabkan manusia kehilangan mata pencaharian atau PHK.

Kalau begitu, nggak usah saja membuat robot. Oh, tidak bisa begitu, kawan. Di dalam segala hal selalu ada sisi positif dan sisi negatif. Kita kita tidak boleh memilih berada di ruang yang aman jika kita ingin berkembang dan maju. Dunia bergerak. Pun kita semua berubah. Kita tidak bisa menafikan bahwa tren teknologi akan terus tumbuh. Jika kita memilih untuk diam dan statis kita akan punah lebih dahulu.
Penggunaan robot industri memang dapat menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi manusia. Oleh karena itu kita harus menyiapkan tenaga kerja yang lebih terlatih untuk lingkungan berbasis robot. Dengan cara apa? Computational thinking dan compassion.

Apa itu computational thinking? Proses memecahkan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana yang dapat dipahami oleh manusia dan mesin. Di masa ini dan mendatang, manusia dan komputer berkolaborasi. Manusia membutuhkan komputer untuk menjalankan tugas atau pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Manusia kadang merasa bosan cepat lelah dan lain sebagainya. Sebaliknya, komputer tidak bosan tidak cepat lelah dan mampu mengkalkulasi perhitungan dengan cepat. Namun komputer tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada manusia yang memberikan instruksi kepadanya. Manusia dan komputer dapat saling berkolaborasi dan kerjasama mereka akan menghasilkan pekerjaan yang sangat mengagumkan. Nah, untuk melakukan kolaborasi yang indah dan bermaslahat maka manusia harus memahami bagaimana sebuah mesin bekerja.

Mesin bekerja tidak seperti manusia. Mereka menjalankan perintah secara tertulis. Oleh karena itu kita harus emberikan perintah kepada komputer dengan tepat dan terperinci agar langkah yang kita berikan dapat dijalankan oleh komputer. Ada 4 keterampilan utama berpikir komputasi atau computational thinking ini, yaitu:
1. Dekomposisi: Memecah masalah besar menjadi potongan masalah-masalah yang lebih kecil
2. Pattern recognize: mengenali pola
3. Abstraksi: memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mengabaikan hal lainnya
4. Algoritma: urutan langkah untuk menjalankan suatu kegiatan

Oke.. oke, sudah tahu 4 konsep berpikir komputasi itu, sudah banyak yang membahas. Tetapi bagaimana penerapannya?
Hm, sabar dulu donk. Satu-satu ya. jadi, ke-empat konsep di atas dapat dilatih melalui pendekatan yang namanya thinkering, creating, debugging, persevering, dan collaborating. Berpikir, mencipta, mencari kesalahan dan memperbaiki, serta tekun. Tekun di sini maksudnya suka mengoprek, apa ya padanan kata mengoprek? Cari sendiri di kamus ya :). Thinkering dan kawan-kawannya itu dapat diajarkan melalui pendekatan design thinking atau sysytem thinking. Apa pula itu sih? 🙂
Design thinking dan system thinking itu sebagai alat bantu (tools) saja sih. Saya lebih suka menggunakan ini. Tetapi Bapak Ibu boleh saja menggunakan cara lain.

Saya berikan contoh penerapan computational thinking ketika saya mengajarkan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ya.
Matpel PKWU ada 5 KD (saya ringkas aja ya): Perencanaan Usaha, Sistem Produksi, Pemasaran, Analisa Keuangan, Evaluasi Kegiatan Usaha.
Di tahap Perencanaan saya mengajarkan design thinking untuk anak bisa menemukan ide peluang usaha. Di tahap design thinking itu ada yang namanya empati, define, ideate, prototipe. Bagaimana penerapan design thinking bisa lihat di laman saya di sini. Tahapan design thinking tidak harus bermula dari empati. Bisa darimana saja. Bisa saja ketika anak sudah membuat prototipe ternyata ketika diluncurkan produknya tidak memuaskan, maka mereka bisa mengubah tahapan dalam design thinking. Nah, di dalam proses pembuatan design thinking sebenarnya anak sedang melatih cara berpikir komputasi.

Contoh: Siswa mengamati di lautan banyak menumpuk sampah plastik. Hewan laut banyak yang mati. Apa solusinya?
Dekomposisi: Supaya mudah mari kita bedah satu persatu.
Apa yang menyebabkan menumpuknya sampah plastik? (tingkat ketergantungan manusia yang tinggi pada penggunaan kantong plastik)
hewan laut mati karena menelan sampah plastik (hewan laut tidak bisa membedakan plastik dengan makanan mereka)
Nah, di sini siswa bisa melihat masalah yang ingin ia cari solusinya.
Solusi 1: mencari pengganti kantong plastik dengan kemasan yang ramah lingkungan, misalnya kantong dari singkong.
Solusi 2: mencari pengganti kantong plastik yang aman dikonsumsi makhluk hidup sehingga tidak menyebabkan kematian pada hewan laut.
Pattern: orang menggunakan kantong plastik untuk membawa atau menyimpan barang. Orang berbelanja menggunakan kantong plastik. Orang menyimpan barang menggunakan kantong plastik.
Abstraksi: fokus pada bahan pembuatan kantong dari singkong yang ramah lingkungan dan mengabaikan design kantong plastiknya
Algoritma: Langkah-langkah membuat kantong plastik dari singkong yang ramah lingkungan (Urutan langkah ini dijabarkan dalam KD ke-2 mengenai Sistim Produksi.
Di sini siswa harus menuliskan urutan langkah yang tepat dan rinci cara membuat kantong plastik ramah lingkungan dari singkong.

Oya, apa peranannya compassion? Robot adalah benda yang sangat setia kepada tuannya. Robot yang dibuat oleh pencipta yang baik, yang mengenal bahwa makna keberadaannya di dunia adalah untuk kemaslahatan umat maka akan menciptakan robot-robot yang bermanfaat. Sebaliknya, robot di tangan pembuat yang jahat maka akan menghasilkan robot-robot penghancur. Itulah sebabnya, mengapa anak-anak kita pun harus dibekali oleh compassion. Compassion adalah renungan mengenai siapa diri kita, apa yang kita inginkan dari kehidupan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab melalui kegiatan yang kita sukai seperti seni, olahraga, musik, berkebun, dan lain-lain.

Lalu, apa gunanya berpikir komputasi? Cara berpikir komputasi akan melatih otak untuk berpikir logis, terstruktur dan kreatif.  Cara berpikir komputasi akan diperlukan di semua aspek kehidupan, di dalam cara kita mencari solusi terhadap segala permasalahan.

Duh, capek juga nulisnya ya :). Sementara ini dulu ya kawan. Jadi, computational thinking dapat diterapkan ke semua mata pelajaran dan juga di dalam segala aspek kehidupan. Insya Allah saya tuliskan contoh penerapan berpikir komputasi di mata pelajaran lainnya kapan-kapan ya 🙂

RPP 1 halaman PKWU

Mumpung libur bikin RPP untuk semester genap mata pelajaran PKWU sekaligus memgimplementasikan anjuran mas menteri, yaitu RPP 1 halaman (yeahhh… 🙂 ). Nanti kalau sudah lengkap RPP nya dibuat dalam format pdf aja (Insya Allah) dan teman-teman Guru silakan mengunduh jika berminat…hehehe.

Ini RPP untuk kelas XI dengan aspek Rekayasa.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. 01

Sekolah :
Mata Pelajaran : PKWU
Kelas/Semester : XI/Genap
Tahun Pelajaran :
Materi Pokok : Bidang usaha konversi energi
Alokasi Waktu : 2×45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami bidang usaha konversi energi

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Guru mempraktikkan penggunaan produk konversi energi berupa mobil panel surya (mengubah dari cahaya menjadi listrik lalu menjadi gerak), water salt toys car (mengubah dari energi kimia ke listrik lalu menjadi gerak).
2. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa.
Seperti: bentuk energi yang ada pada produk tersebut. Apa itu energi? Apakah terjadi perubahan energi? Perubahan energi apa yang terjadi?
3. Guru menjelaskan mengenai usaha bidang konversi energi. Materi dapat dilihat pada buku teks PKWU Penerbit Sewu halaman 42.

C. Penilaian

Penilaian: Tulis (Uraian bebas)
1. Jelaskan tujuan konversi energi bagi umat manusia.
2. Berikan contoh bidang usaha konversi energi.

Semoga bermanfaat.

Oya, untuk demo produk konversi energi mobil panel surya bisa dibuat sendiri. Saya pernah menuliskan caranya di sini. Untuk melihat videonya sila ditonton di bawah ini :).

RPP PKWU

Bagi Bapak/Ibu Guru yang menggunakan buku Prakarya dan Kewirausahaan dari Penerbit Sewu (Yrama Widya) dan membutuhkan contoh perangkat pembelajaran (Prota, Prosem, dan RPP) dapat mengunduhnya di sini.

Ini adalah RPP yang saya susun dan saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang saya ampu. Untuk detail penerapan KBM PKWU Bapak/Ibu Guru juga dapat membacanya di blog saya di sini.

Semoga bermanfaat.

Keterangan:
Prakarya dan Kewirausahaan untuk Siswa SMA-MA
Penerbit Sewu
Tahun terbit: 2017-2018

Soal HOTs dan Kata Kerja Operasional

Hari Rabu tanggal 31 Oktober bertempat di SMAN 59 Jakarta, perwakilan dari beberapa sekolah yang tergabung dalam wilayah JT1 (Jakarta Timur 1) mengikuti kegiatan pemberdayaan MGMP. Berhubung saya mengampu matpel PKWU, maka tentu saya berkumpul dengan rekan-rekan Guru sesuai matpel saya (iya sih, udah tau lah… hehe 🙂 ).
Nara sumber pertama adalah Ibu Suci Paresti dari Puskurbuk. Beliau memberikan materi SKL PKWU pada kurikulum 2013. Sebagai pengingat, SKL dapat dilihat pada Permen No 20 tahun 2016. Standar Isi ada pada Permen No 21, Standar Proses pada Permen No 22.

Perubahan kurikulum 2006 menjadi 2013 diprioritaskan pada metodologi. Seperti yang semua pendidik telah ketahui, kurtilas menekankan implementasi pembelajaran dengan pendekatan sciencetific. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ini meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Pendekatan ilmiah ini akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Melalui tiga ranah tersebut diharapkan dapat melairkan peserta didik yang produktif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang saling terintegrasi. Berikut ini adalah penjelasannya:

Ranah sikap bersentuhan dengan materi ajar agar peseta didik “tahu mengapa”
Ranah keterampilan bersentuhan dengan materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”
Ranah pengetahuan bersentuhan dengan materi ajar agar peserta didik “tahu apa”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Nara sumber kedua adalah Bapak Ono. Beliau memberikan sekilas materi mengenai pembuatan soal HOTs. Untuk pembuatan soal HOTs harus merujuk kepada KIKD.
Berikut gambaran pembagian rentang soal Lots dan HOTs.
C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) –> LOTs
C4 (menganalisa), C5 (mengevaluasi), C6 (mengkreasi) –> HOTs

Design Thinking dan Model Bisnis Canvas

Hari Kamis tanggal 13 September saya memberikan workshop bertema Pembekalan Pengajaran Kewirausahaan untuk Guru SMA di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Kep. Seribu di Gedung Dinas Kependidikan.

Bermula dari kesempatan sekolah kami memperoleh dana bantuan dari Pemerintah untuk program kewirausahaan setahun yang lalu, program sekolah kewirausahaan yang kami rancang memperoleh apresiasi dari Bapak Husin. Beliau adalah Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang SMP/SMA di Dinas Pendidikan Prov. DKI Jakarta. Saya sendiri tidak menyangka bahwa respon yang Beliau berikan sangat positif. Selanjutnya Beliau mengajak saya dan Bu Annisa untuk bercakap-cakap mengenai keinginan Beliau menyusun buku berkaitan dengan KBM PKWU yang telah saya terapkan di SMAN 71. Dan, melalui Beliau pula saya berkenalan dengan Pak Tato, penggagas untuk kegiatan workshop ini.

Workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pembekalan pengajaran kewirausahaan kepada guru-guru PKWU yang ada di DKI Jakarta dan Kep. Seribu. Luar biasa semangat guru-guru dari Kep. Seribu ini. Saya kagum dengan tekad dan niat mereka untuk belajar. Mereka juga aktif bertanya ketika melihat mini galeri PKWU SMAN 71 yang dipamerkan di ruangan itu. Bahkan seorang guru fisika dari Kep. Seribu kemudian membantu untuk memperbaiki proptotipe kincir angin yang sempat rusak. Terima kasih ya Pak :).

Dan, memenuhi keinginan peserta workshop, slide presentasi saya tayangkan di sini ya Bapak/Ibu Guru. Anda dapat mengunduhnya secara gratis. Semoga bermanfaat.

Terima kasih untuk semuanya. Semoga ilmu yang kami berikan bermanfaat. Amin yra.

Berikut slide,

RPP PKWU Kelas X – Penerbit Srikandi Empat

Untuk Bapak/Ibu yang menggunakan buku Prakarya dan Kewirausahaan dari Penerbit Srikandi Empat, berikut adalah perangkat pembelajaran untuk tahun ajaran 2018-2019 yang dapat diunduh di sini.

Sebagai contoh di sana adalah aspek Kerajinan dan Pengolahan. Untuk aspek lainnya silakan menyesuaikan.
Untuk tambahan buku rujukan Anda dapat melihat teori Design thinking dan model bisnis (sebagai bagian dari tahapan PKWU pertama, yaitu Perencanaan Usaha) di buku PKWU dari Penerbit yang sama untuk kelas XI dan XII. Atau Anda dapat membaca buku bisnis digital lainnya. Dan untuk model pembelajaran PKWU sesuai isi buku dapat dilihat dan dibaca-baca di blog saya di sini.

Semoga bermanfaat dan selamat mengajar 🙂

Buku PKWU dari Penerbit Srikandi Empat untuk kelas X dan XI

Bedah SKL PKWU

Hari jumat, 26 Januari 2018 saya mengikuti pertemuan MGMP DKI yang bertempat di SMAN 35 Jakarta. Materi yang dibahas saat itu adalah mengenai kisi-kisi mata pelajaran PKWU yang akan diajukan untuk USBN nanti. Jadi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 aspek PKWU, yaitu: kelompok Kerajinan, Rekayasa, Pengolahan, dan Budidaya. Masing-masing kelompok membuat kisi-kisi berdasarkan blue print yang sudah ada. Nantinya, kisi-kisi ini akan dishare ke MGMP wilayah. Tetapi untuk saat ini belum jadi ya. Nanti kalau sudah lengkap pasti akan dibagi oleh masing-masing ketua wilayah (sepengetahuan saya sih…hehe). Berikut ini akan saya share beberapa file yang barangkali bermanfaat untuk Ibu/bapak Guru yang saya peroleh dari pertemuan MGMP kemarin. Semoga bermanfaat.
Silakan download di sini.
1. Blue-print
2. Contoh kisi-kisi Budidaya
3. Contoh kisi-kisi Pengolahan
4. Contoh kisi-kisi Kerajinan
5. Contoh kisi-kisi Rekayasa
6. Kartu soal HOTS PKWU
7. kartu soal USBN SMA 2018