Pelatihan Pendidik Kewirausahaan

Baru sempat menuliskan ini, tetapi semoga ilmu nya masih memberikan kebermanfaatan untuk sesama. Amin yra 🙂

Kegiatan pelatihan pendidik kewirausahaan ini adalah hasil kerjasama MGMP Prakarya dan Kewirausahaan jenjang SMA dengan Universitas Podomoro yang diadakan dari tanggal 21-22 Februari 2017. Hari pertama, diawali dengan pembukaan oleh Ibu Dr. Susy Fatena Rostiyanti wakil rektor bidang akademik podomoro university. Dalam sambutannya Ibu Susy menceritakan sedikit mengenai universitas Podomoro. Podomoro adalah universitas yang berbasis kewirausahaan. Untuk menunjukkan komitmennya tersebut universitas Podomoro berkolaborasi dengan Babson College dari Amerika Serikat. Babson College adalah perguruan tinggi kewirausahaan nomor satu di Amerika. Kurikulum kewirausahaan yang diterapkan pada semua program studi di Universitas Podomoro merujuk dan setara dengan kurikulum Babson College.

Acara dilanjutkan dengan pembukaan oleh Bapak Duta sebagai wakil ketua tim MGMP. Sedianya pembukaan akan disampaikan oleh Bapak Bintoro sebagai ketua tim MGMP namun karena Beliau berhalangan maka diwakilkan oleh Bapak Duta. Dalam sambutannya, Beliau menyatakan harapannya terutama kepada guru-guru agar mengambil ilmu sebanyak mungkin dari para pakar kewirausahaan yang akan berbagi ilmunya di sini. Hal itu bukan karena tanpa alasan. Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) adalah mata pelajaran baru yang dimasukkan ke dalam kurikulum tiga belas (Kurtilas) untuk menggantikan mata pelajaran TIK yang dihapuskan oleh menteri pendidikan kebudayaan Muhammad Nuh. Tentu bukan tugas yang mudah bagi Guru yang mengampu mata pelajaran ini, apalagi saat itu silabus untuk mata pelajaran PKWU beberapa kali mengalami perubahan. Sementara itu, guru yang mengampu mata pelajaran PKWU berasal dari berbagai disiplin ilmu. Maka, tak heran jika masing-masing Guru memiliki persepsi yang berbeda ketika mengajarkan mata pelajaran PKWU disesuaikan dengan ilmu akademik mereka masing-masing. Salah? Tentu tidak. Karena, ilmu kewirausahaan memang tidak terbatas pada satu disiplin ilmu saja. Namun dapat diterapkan ke dalam berbagai bidang ilmu dan bersinergi dengan ilmu lainnya. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan pelatihan kewirausahaan ini diharapkan Guru dapat menemukan kesamaan visi dalam mengajarkan PKWU kepada peserta didiknya nanti.

Hari pertama berisi sesi Pengenalan Konsep Kewirausahaan: Entrepreneurial Thought & Action oleh Bapak Jonathan Gultom.
Nah, ada pertanyaan menarik yang diajukan oleh Pak Gultom, yakni, apa yang ada di pikiran kita pertama kali mendengar kata kewirausahaan. Guru-guru yang antusias berebut ingin menjawab pertanyaan tersebut :). Intinya, kebanyakan kita akan mengkaitkan kewirausahaan dengan aktivitas menjual. Menurut Pak Gultom, di jenjang sekolah menengah seperti SMA, mengajarkan kewirausahaan adalah mengajarkan siswa untuk berani menggali ide dan menemukan kesempatan. Pak Gultom bilang, jangan pernah meremehkan ide yang gila sekalipun (setuju 🙂 ). Barangkali ide itu tampak tak mungkin namun dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sesuatu yang tak mungkin di jaman kita bisa menjadi mungkin di jaman mereka kelak. Jadi, apa unsur terpenting dalam pengajaran PKWU? Yup, dorong siswa untuk menggali ide-ide yang mereka miliki sebanyak mungkin untuk membantu memecahkan masalah yang ada di sekitarnya.

Bagaimana caranya? Design Thinking
Design thinking adalah proses menciptakan ide-ide baru dan inovatif yang dapat memecahkan masalah.

Untuk memunculkan ide tersebut ada lima tahap yang harus dijalani, yaitu empatize, define, ideate, prototype, dan test. Design thinking pada dasarnya mengedepankan pendekatan kepada manusia.

Design thinking selanjutnya akan berguna bagi perusahaan-perusahaan yang baru berdiri (startup) untuk membuat model bisnis mereka ketika membuat perencanaan usaha. Nah, untuk model bisnis materi akan diberikan pada hari kedua.

Saya sendiri telah menerapkan pembelajaran model bisnis lean canvas kepada murid-murid saya sejak tahun ajaran lalu (materi pengajaran PKWU saya bisa dilihat dan dibaca di sini). Di pelatihan ini model bisnis yang diajarkan adalah model bisnis Canvas yang banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah stabil dan besar. Namun demikian perbedaanya tidak banyak dengan lean canvas. Sementara untuk design thinking saya belum menerapkannya di kelas. Selain karena saya belum tahu sebelumnya dan juga KBM yang sudah berjalan setengahnya. Namun, insya Allah tahun ajaran baru ini saya berniat memberikan dan mengaplikasikannya kepada murid-murid saya. Wah, sudah tak sabar :). Pasti banyak ide menarik yang bisa diciptakan oleh murid-murid saya nanti… hehehe.

Secara singkat, kegiatan ini sangat membantu saya dalam memetakan pengajaran Prakarya dan Kewirausahaan kepada murid-murid. Sungguh saya merasa beruntung telah mengikuti kegiatan pendidikan pelatihan kewirausahaan ini. Terima kasih, Podomoro 🙂

Tertarik menjadi seorang entrepreneur? Kenapa tidak kuliah di Podomoro :), dosennya para pakar kewirausahaan yang sudah malang melintang di belahan dunia, pasti banyak sekali ilmu yang bisa kamu peroleh. Nggak rugi deh kayanya 🙂

Buku Prakarya dan Kewirausahaan

Setelah sebelumnya saya menulis buku Teknologi Informasi dan Komunikasi, kali ini buku pertama mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) yang saya tulis untuk Penerbit Srikandi Empat telah terbit. Dihapuskannya mata pelajaran TIK di jenjang SMA membuat saya berganti mengajar mata pelajaran lain, yakni Prakarya dan Kewirausahaan. Bukan hal yang mudah bagi saya mengajar mata pelajaran baru. Namun bagaimanapun juga ini merupakan tantangan yang menarik.

Barangkali karena merupakan mata pelajaran baru maka bidang studi Prakarya dan Kewirausahaan ini mengalami beberapa kali perubahahan silabus. Bahkan di akhir penyelesaian buku, naskah saya dikembalikan dengan catatan telah terjadi revisi terbaru dan saya diminta untuk menyesuaikan isi buku dengan silabus tersebut. Saat itu jarak pengiriman naskah saya dengan sosialisasi perubahan silabus terpaut seminggu. Duh. Saya kemudian ingat rekan Guru di sekolah yang sekaligus instruktur nasional baru saja pulang setelah pelatihan kurikulum. Saya langsung menanyakan kepada Beliau perihal perubahan silabus tersebut. Setelah hasil revisi saya pelajari, saya sempat melamun lama karena kagetnya disebabkan revisi silabus untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sangat jauh berbeda. Itu artinya saya harus merombak total naskah tersebut. Baiklah :).

Dan, alhamdulillah hari Rabu lalu Penerbit mengirimkan paket berupa bukti terbit buku Prakarya dan Kewirausahaan. Nah, rekan Guru, ini lah buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X untuk siswa SMA-MAN/SMK-MAK dari Penerbit Srikandi Empat. Penerbit Srikandi Empat adalah imprint dari Penerbit Yrama Widya.

Selamat datang buku baru. Semoga kehadiran kalian memberikan manfaat bagi banyak orang. Amin yra.
Terima kasih untuk editor serta penerbit atas kepercayaannya.

RPP TIK SD Kelas 6

Untuk rekan Guru yang membutuhkan RPP lengkap dari buku TIK SD Penerbit Erlangga Tahun Terbit 2012 kelas 4 s.d 6, akan saya coba cicil di sini ya. Sementara yang sudah selesai adalah RPP untuk kelas 6.

Silakan Anda unduh di sini.

Nikko National Park

Tempat kunjungan berikutnya setelah National Museum of Nature and Science adalah kota Nikko. Nikko terletak di Tochigi di wilayah Kanto, Jepang. Pemandangan alamnya yang indah merupakan salah satu daya tarik banyak wisatawan mengunjungi kota terluas ke-3 di jepang ini. Selain itu, kota Nikko dekat dan mudah dicapai dari Tokyo. Kami membeli tiket kereta cepat Shinkansen. Perjalanan dari Tokyo ke Utsunomiya dengan shinkansen kurang lebih 1 jam. Kemudian dilanjutkan lagi dengan menggunakan kereta lokal dari Utsunomiya ke Nikko yang memakan waktu kurang lebih 1 jam.


Sampai di Nikko cuaca sedikit mendung. Tampaknya Nikko baru saja diguyur hujan. Pemandangan kota tua yang indah dengan toko dan rumah-rumah mungil dengan hiasan bunga warna-warni menjadikan kota ini bak negeri dongeng.


Kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Nikko National Park sambil menikmati pemandangan sekitar. Namun, tak disangka di tengah perjalanan hujan mengguyur kota ini. Ya, tak apa lah dinikmati saja :). Walaupun sambil berhujan ria, kami tak melewatkan kesempatan untuk mengambil foto di jembatan merah Shinkyo yang terkenal di kota Nikko. Jembatan ini memang tidak berbeda dengan jembatan tradisional lainnya di kota Jepang. Yang membuat jembatan Shinkyo berbeda adalah sungai yang mengalir deras di bawah jembatan serta pepohonan rimbun disekelilingnya yang memberikan pemandangan menakjubkan, terutama di musim gugur ketika daun-daun di pepohonan berubah warna. Sayangnya, saat itu bukan musim gugur. Namun demikian pemandangannya tak kalah indah kok. Keindahan jembatan ini dapat dinimati dari sekelilingnya. Oya, kalau berminat foto-foto di atas jembatan maka kita bisa membeli tiket masuk terlebih dahulu.


Letak jembatan merah tidak jauh dari pintu masuk Nikko National Park. Setelah menyeberangi lampu merah kita menaiki tangga untuk menuju kuil bangunan utama. Ada banyak kuil yang bisa kita kunjungi di Nikko National Park, salah satu yang populer adalah kuil Nikko Tosho-gu. Kuil Nikko Tosho-gu adalah situs peninggalan dunia yang merupakan tempat peristirahatan dari shogun pertama Keshogunan Edu yaitu Tokugawa Leyasu. Shogun Keshogunan Edu telah memerintah Jepang selama lebih dari 250 tahun sampai tahun 1868. Kuil yang berupa bangunan pagoda lima tingkat ini terletak di sebelah kiri pintu masuk utama area kuil Tosho-gu.


Karena cuaca yang kurang mendukung, tak banyak tempat yang dapat kami lihat. Namun demikian perjalanan ke Nikko National Park tetap lah tak sia-sia :).

National Museum of Nature and Science

Musium Nasional Alam dan Ilmu Pengetahuan ini terletak di Ueno. Musium yang mengusung tema keberadaan alam dan manusia ini memamerkan bidang ilmu pengetahuan alam. Musium ini didirikan pada tahun 1877 dan merupakan musium tertua di Jepang yang mempertunjukkan sejarah alam dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Di dalam musium banyak ditemui koleksi artefak fosil dan flora serta fauna asli jepang.

Musium ini memiliki 2 gallery, yaitu gallery Jepang dan gallery dunia. Di gallery Jepang kita akan disuguhi semua hal mengenai Jepang, dari masyarakat serta sejarah negeri Jepang sendiri. Salah satu yang menarik adalah mengenai sejarah Ninja (samurai). Di gallery dunia kita dapat belajar tentang evolusi semua makhluk hidup.

Ruang simulasi smarthouse cukup menarik perhatian saya. Ini lah gambaran teknologi masa depan, yang hemat energi dan peduli lingkungan. Duh, andai saja murid-murid saya di Indonesia bisa melihat ini ya. Tak heran kalau Jepang menjadi negara maju.


Usai melihat-lihat musium kami segera bergegas untuk menuju tempat lainnya. Kemana? 🙂

Berikutnya adalah Emperor Palace. Emperor Palace adalah tempat kediaman kaisar Jepang yang terletak di Chiyoda, Tokyo. Emperor Palace memiliki taman yang sangat luas. Di sini berdiri istana utama dan rumah pribadi dari keluarga kerajaan. Pengunjung tentu saja tidak bisa masuk ke dalam istana dan taman bagian dalam. Namun pengunjung bisa menikmati suasana taman di bagian luar istana.

Memasuki Emperor Palace saya dibuat terkejut oleh keberadaan pohon delima dengan buah-buahnya yang lebat. Oh, buat penyuka tanaman seperti saya, ini sungguh-sungguh pemandangan yang bikin iri :). Baiklah tak boleh berlama-lama memandangi si buah delima, jadi mari kita teruskan perjalanan.

Sejauh mata memandang lapangan hijau luas terbentang dengan pohon-pohon besar disekelilingnya. Jangan-jangan itu pohon delima juga? Hehehe 😀
Untuk yang ingin foto-foto pemandangan taman kaisar bisa menaiki benteng yang berada di taman. Kalau sudah capek jalan-jalan dan foto boleh loh duduk-duduk di kursi yang ada di area taman atau jika ingin santai bisa berbaring sejenak di lapangan rumput sambil menikmati hangatnya sinar matahari.


Kami tak lama di Emperor Palace karena ada misi lain yang lebih utama, apa itu? Inokashira Park Zoo. Apa istimewanya Inokashira Park Zoo? Karena ada tupai dan penguin di sini :).


Sebenarnya sih kami lebih suka bermain-main dengan tupai yang berada di taman ketimbang yang ada di kebun binatang. Namun selain karena letaknya jauh dan keterbatasan waktu maka kami memutuskan menengok tupai-tupai yang ada di kebun binatang Inokashira. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan tupai-tupai mungil ini. Nah, ini beberapa gambar kebandelan tupai-tupai tersebut yang sulit untuk difoto karena begitu lincahnya :).

#Japan on August, 2016