Hari sabtu lalu, tanggal 14 November 2015 saya mengikuti pelatihan Hour of Code. Pelatihan ini sejatinya ditujukan untuk siapapun yang berkenan mengadakan acara Hour of Code pada tanggal 12-20 Desember (untuk Indonesia). Dikutip dari laman https://hourofcode.com/id
Hour of code adalah gerakan mendunia yang merengkuh puluhan juta pelajar dari 180+ negara. Setiap orang, di mana saja, dapat mengadakan acara Hour of Code. Tersedia tutorial-tutorial berdurasi satu jam dalam lebih dari 40 bahasa. Tak perlu pengalaman. Usia 4 sampai 104.
Kegiatan Hour of code bertujuan untuk mengenalkan pemrograman kepada masyarakat luas. Tidak seperti yang kita bayangkan selama ini, pemrograman akan dikenalkan dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah dipelajari melalui laman Code.org di sini.
Para calon tutor (jika kelak mereka akan mensosialisasikan kegiatan Hour of code ini) tidak lah harus Guru. Siapapun Anda bisa turut berperan aktif. Untuk karyawan bisa melakukan kegiatan hour of code ini di lingkungan rekan sekerja, sama bos nya juga boleh :). Pokoknya tidak terbatas di dalam lingkup pendidikan, dimanapun dan siapapun bisa.
Kalau daerah kami tidak ada listriknya apakah bisa mengikuti kegiatan Hour of code? Jangan khawatir, pemrograman tidak melulu berhubungan dengan komputer. Ada banyak kegiatan unplug yang dapat diunduh di laman mereka di sini atau silakan ke sini https://code.org/learn di pilihan “No device or internet? Try ‘unplugged’ computer science”
Berikut ini adalah beberapa materi yang saya peroleh dari pelatihan.
1. Kegiatan online melalui laman code.org/learn
Kami dibagi menjadi kelompok. Setiap kelompok akan berlomba menyelesaikan permainan angry birds. Nah, jangan salah, melalui game angry birds ini peserta dilatih berpikir komputasi loh. Setiap anggota kelompok bekerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam setiap level permainan. Berhubung pesertanya orang dewasa memang tak terdengar teriakan semacam “yes” atau tepuk tangan (tos) π -yang biasanya dilakukan murid-murid saya ketika mereka berhasil membuat atau memecahkan masalah di dalam KBM- Tetapi diam-diam tetap mencari tahu kelompok yang di sana itu sudah level berapa… hehehe.
Di akhir permainan Hour of Code akan memberikan reward berupa sertifikat yang bisa di simpan atau dicetak sendiri, seperti foto di bawah ini.
2. Latihan kedua adalah bermain peran.
Setiap anggota yang terdiri dari 3 orang akan berperan sebagai programmer, komputer, dan user.
Programmer harus memberikan instruksi kepada komputer untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang diberikan adalah menyusun potongan puzzle dari sebuah bangun ruang. Tugas komputer untuk menyusun sesuai instruksi programmer. Sementara user mengamati apakah komputer menjalankan perintah sesuai instruksi programmer.
Cukup seru, karena jika instruksi dari programmer tidak jelas maka komputer bisa dipastikan hang π
3. Permainan ketiga diberi nama Backwards Robotics.
Salah seorang peserta akan menjadi robot. Peserta lainnya menjadi programmer. Tema hari itu adalah mengenai sampah. Jadi, robot harus mengikuti perintah programmer untuk memungut sampah. Namun tentu saja si robot harus membelakangi sampah dan tempat sampah berada.
Bisa dilihat video klip di bawah ini yang menerapkan teknik yang sama dengan permainan di atas
4. Menyusun gelas
Setiap kelompok diberikan kertas berbentuk gelas. Setiap kelompok dibebaskan untuk menyusun posisi gelas namun jangan terlihat oleh kelompok lain. Setelah menyusun gelas kelompok juga harus menyusun kode-kode berupa simbol, seperti panah atas, bawah, kiri, kanan, rotate dan lain-lain. Kode-kode itu berfungsi untuk menyusun gelas. Selanjutnya, kode yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok dipertukarkan dan setiap kelompok dipersilakan mengikuti instruksi yang ada pada kode-kode tadi untuk menyusun gelas. Berikutnya, setiap kelompok diminta untuk saling memeriksa kebenaran penyusunan gelas tersebut.
Bagaimana? Seru, bukan? Wah, pasti menyenangkan bisa menerapkan kegiatan belajar pemrograman ini di ruang kelas ya? Belajar pemrograman bukan hanya untuk mereka yang ingin menjadi seorang programmer. Namun, belajar pemrograman adalah melatih keterampilan berlogika, berpikir runut, memecahkan masalah serta meningkatkan kreativitas. Keterampilan dasar di atas diperlukan di dalam berbagai bidang pekerjaan serta membantu anak menghadapi kehidupan mereka di masa depan.
Terima kasih untuk Clevio yang telah berbagi ilmu kepada kami. Dan sebagai penutup tulisan ini saya ingin mengutip kalimat Pak Onno Purbo.
Ingin merdeka? Coding π