Belajar Tiada Henti

Teaching with Technology

Selasa, 25 Agustus Eduspec dan Microsoft mengadakan acara talk show dengan tema Teaching with Technology di atamerica. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Kebanyakan peserta yang menghadiri adalah kalangan pendidikan termasuk Bapak/Ibu Kepsek dan Guru.

“Many who know me say i am also defined by my curiosity and thirst for learning. I buy more books than i can finish. I sign up for more online course than i can complete. I fundamentally believe that if you are not learning new things, you stop doing great and useful things.” ~ Satya Nadella, Microsoft CEO.

Di atas adalah kalimat pembuka dari presentasi nara sumber pertama, Bapak Obert Hoseanto dari Microsoft. Menurut Pak Obert, kegiatan pembelajaran yang baik perlu memperhatikan ke-4 hal di bawah ini, yaitu:
1. The need for change
2. The journey to transformation
3. Skills for the future
4. The role of technology

Sementara itu, Pak Obert juga memberikan ulasan dari Unesco mengenai kompetensi ICT yang harus dimiliki oleh seorang Guru. Daftarnya bisa dilihat di bawah ini.
IMG_1532
Menjadi seorang Guru di era digital mensyaratkan kemampuan Guru untuk mampu berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Menyikapi hal tersebut Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak komputer menyediakan wadah bagi komunitas Guru dan Pendidik untuk belajar bersama dalam sebuah laman yang bernama Microsoft Educator Newtwork di sini. Situs ini berisi berbagai inovasi pembelajaran abad 21, dan pelatihan-pelatihan yang dapat diikuti oleh Guru secara gratis.
Nah, berminat? Silakan mendaftar dan ikuti berbagai kursus dan pelatihan yang mereka berikan.

Pembicara kedua, Pak Indra Charismiadji, seorang pakar pendidikan mengemukakan pentingnya Memanfaatkan Teknologi dalam Mengajar. Pendekatan pengajaran yang diberikan seorang Guru dewasa ini semustinya tidak lagi sama dengan jaman dahulu. Anak-anak kita saat ini adalah mereka yang disebut dengan digital native, yaitu anak-anak yang hidup dalam dunia digital. Sejak lahir mereka sudah lekat dengan teknologi. Berbeda dengan orang dewasa yang diistilahkan dengan digital immigrant, yaitu mereka yang mengenal internet setelah dewasa. Maka, pendekatan pengajaran dengan anak-anak digital native ini tentu lah berbeda dengan kita dahulu orang dewasa. Jika anak-anak digital immigrant mengandalkan Guru dan buku sebagai sumber informasi maka generasi digital native dapat dengan mudah mengakses informasi dari manapun. Melalui perangkat gadget mereka dapat berselancar di internet dan bebas mengakses informasi, pun berbagi dan berkomunikasi.

Dengan demikian peran Guru bergeser menjadi fasilitator, orang dewasa yang mendampingi dan mengarahkan peserta didik agar dapat menggunakan dan memanfaatkan teknologi dengan benar sehingga membuat pendidikan berjalan lebih sistematis dan efisien.

Menurut Pak Indra, Pembelajaran abad 21 tidak lagi menjadikan Guru sebagai sumber informasi namun menjadi jembatan informasi, atau Pak Indra mengistilahkannya dengan infokultur.

IMG_1540

Oya, ada salah satu tayangan menarik mengenai anak-anak dari sebuah sekolah yang terhubung ke kawan-kawan mereka dari kota lain. Mereka diminta menebak dari kota mana kawan mereka berasal. Mereka boleh mengajukan pertanyaan kepada kawan mereka di kota lain tersebut. Melalui berbagai petunjuk yang diberikan mereka akhirnya dapat menebak kota kawan mereka berasal.
Di dalam video tersebut kita dapat melihat bagaimana anak-anak berkolaborasi, serta menggunakan berbagai media seperti peta, internet, dan lainnya untuk menemukan petunjuk yang diberikan. Seru? Tentu saja ๐Ÿ™‚

Skye bukanlah satu-satunya, ada banyak aplikasi yang sebenarnya bisa dioptimalkan tidak hanya untuk menunjang KBM di kelas namun juga memudahkan pekerjaan seorang Guru, seperti Skype, OneDrive, OneNote, dan lain-lain.

Ingin menjadi Guru abad 21? Beralihlah ke teknologi :).

Terima kasih untuk Eduspec, Microsoft dan Atamerica untuk berbagi pengetahuan kepada kami. Ditunggu acara serupa lainnya ๐Ÿ™‚

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.