Jadi, hari Kamis yang lalu saya diajak oleh seorang rekan yaitu mas Ryogarta beserta istri Beliau, mbak Yuliazmi untuk berbagi cerita di sekolah Tanah Tinggal mengenai pengalaman kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Linux di sekolah.
Sosialisasi penggunaan linux di sekolah menurut saya adalah langkah tepat dan solusi bagi sekolah-sekolah yang ingin menghindari penggunaan software ilegal.
Perkenalan pertama saya dengan Linux adalah ketika mengajar di sekolah terbuka di Bandung. Dengan spesifikasi komputer yang minimalis sekolah yang tidak memiliki gedung ini mampu mengadakan kegiatan belajar komputer. Berlanjut dari sana, saya kemudian berhubungan lagi dengan Linux di tempat saya mengajar saat ini.
Di dalam pertemuan ini mbak Yuli dan saya berbagi tugas. Untuk masalah teknis diterangkan oleh mbak Yuli. Sementara untuk penerapan belajar di kelas serta pengalaman di dalam KBM menggunakan Linux adalah bagian saya untuk bercerita :).
Interaksi siswa di dalam pembelajaran komputer dengan menggunakan sistim operasi Linux tidak memiliki banyak kesulitan. Kalau di awal mereka sedikit kaget itu biasa. Namun pada dasarnya manusia adalah makhluk pembelajar. Maka, proses adaptasi berlangsung baik dan lancar-lancar saja. Apalagi anak-anak. Kekhawatiran kita bahwa mereka akan protes, takut, tidak bisa dan lain sebagainya akan pupus ketika melihat mereka dengan antusias bereksplorasi sendiri.
Bagaimana dengan Guru? Apakah Guru akan mudah beradaptasi? Bagaimana kalau nanti murid bertanya dan Guru tidak bisa menjawab? Ah, bagi saya Guru bukan dewa. Guru tidak harus tahu segalanya. Namun yang pasti Guru harus mau belajar. Ia bisa belajar dari muridnya, dari siapa pun. Tak perlu malu apalagi gengsi.
Bagaimana menyesuaikan pembelajaran yang menggunakan sistim operasi windows dengan OS Linux di kegiatan belajar mengajar?
Jawabannya: tidak jauh berbeda. Karena toh pada SKKD Kurikulum TIK tidak lagi disebutkan nama (sponsor 🙂 ) dari aplikasi program yang digunakan.
Aplikasi pendidikan berupa pengetahuan yang dikemas dalam permainan untuk anak-anak pun beragam. Proses instalasinya juga cukup mudah.
Yang jelas, menggunakan Linux memberikan kenyamanan tersendiri juga sih. Apa itu? Tak perlu berurusan dengan virus :). Bagi seorang Guru TIK, urusan virus yang menyerang komputer itu sungguh menyebalkan. Puluhan komputer di lab yang digunakan oleh banyak orang memungkinkan untuk menjadi tempat penularan virus paling cepat. Dengan linux, setidaknya saya terbebas dari kegiatan bersih-bersih virus .. hehe.
Yang pasti sih, mari memulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat untuk menggunakan produk-produk legal. Go Open Source 🙂
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai konsep pembelajaran ini.
Sungguh sangat menginspirasi saya metode pembelajaran ini.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai proses pembelajaran yang bisa anda kunjungi di <a href="http://ebook.gunadarma.ac.id/psikologi/140/22%20Quroyzhin_PsikologiKognitif.pdf.html
berbagi ..
http://st3telkom.ac.id/
Artikel ini sangat menarik