Tutorial Jilid 2

Jika Bapak/Ibu Guru membutuhkan tutorial menggunakan program pengolah gambar seperti yang ada di buku TIK untuk kelas 2, Bapak/Ibu guru dapat melihat tutorial video di bawah ini.

Berikut ini adalah tutorial untuk program Drawing for children, Tux Paint, dan Paint.

Drawing for Children

Dapat diunduh di sini.

Paint

Dapat diunduh di sini.

Tux Paint

Dapat diunduh di sini.

Video Bab 1 Jilid 2


sumber: Buku Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SD/MI Kelas II. Penerbit Erlangga. Tahun Terbit 2012.

BAB I
Judul: Mengenal Lingkungan Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Di Bab ini siswa akan belajar mengenal lingkungan belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Seperti apakah lingkungan belajar yang sehat? Bagaimana cara duduk yang benar serta bagaimana mengukur jarak dengan monitor ketika mereka menggunakan komputer.

Agar siswa lebih mudah menyerap informasi yang diberikan di dalam buku maka berikut ini saya sisipkan tayangan video.

Selamat menonton 🙂
sumber: http://www.youtube.com/watch?v=6ZLPvX5fnD8&feature=youtu.be

Animasi, Jilid 4

Ini salah satu contoh animasi yang dapat dibuat oleh anak didik kita di kelas 4 nanti. Beberapa contoh latihan animasi akan saya letakkan di akun youtube saya di sini. Anda dapat mengunduh dan menggunakannya secara gratis untuk kegiatan belajar mengajar.

Berlin

Bis bertingkat dua membawa kami melanjutkan perjalanan menuju Berlin. Terminal bis di Berlin tampak lengang. Kami turun dan bergegas mencari taxi.

Hotel tempat kami menginap letaknya cukup strategis. Tepat di depan hotel adalah pemberhentian bus, jadi mudah bagi kami jika ingin berjalan-jalan. Kamar kami ada di lantai 2.5. Yup, naik lift sampai lantai 2 dan dilanjut naik tangga setengahnya. Unik juga. Belum selesai, di depan kami tampak sebuah tembok besar. Sebuah gagang pintu klasik tersembul. Kami memutarnya. Lantai terasa berderak-derak saat diinjak. Lorong sempit berkelok dengan nomor pintu di sisi kiri dan kanan. Wuih, hotel ini seperti tempat persembunyian para tentara di jaman perang. Tatanan kamar yang kaku dan serba minimalis tertutupi oleh kelembutan dua keping coklat yang dikemas rapi sebagai ucapan selamat datang.

Kami memutuskan berjalan-jalan sore itu. Walaupun langit sore cerah namun udara Berlin cukup dingin. Partner memutuskan untuk berjalan kaki menuju Berlin Pilharmonie yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel. Kami masuk ke dalamnya dan melihat beberapa jadwal pertunjukan musik.

Perjalanan masih berlanjut di pusat kota. Kami sampai di perbatasan tembok Berlin, tembok yang dahulu sebelum tahun 1989 pernah memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur. Beberapa bagian tembok masih dipertahankan sebagai pengingat dengan dilampiri foto-foto yang ditempelkan di dinding tembok.

Berlin sangat menarik. Di tengah hiruk pikuk kota mereka memiliki hutan yang luas di tengah kota. Dan itu adalah hutan sungguhan. Di dalamnya tinggal hewan-hewan liar seperti babi (celeng) dan tupai tentu saja. Sayangnya kami tidak bertemu tupai di sini. Mungkin mereka berada jauh di dalam sementara kami waktu itu hanya berjalan di tepi luarnya saja.
“Ah, kapan ya Jakarta punya hutan di tengah kota? Tidak melulu isinya mall?”

Dari tembok Berlin kami menyusuri jalan sampai ke Brandenburg tor atau gerbang Brandenburg. Brandenburg tor dulunya bekas gerbang kota dan simbol utama Berlin. Berfoto sebentar, mampir ke toko souvenir yang menjual berbagai aksesori seperti gantungan kunci, magnet, dan lain-lain sebelum memutuskan kembali ke hotel karena udara yang semakin dingin.

Hari berikutnya kami mengunjungi musium fur naturkunde atau musium sains. Rasanya seperti berada di musium geologi Bandung, karena begitu kami masuk langsung disambut dengan kerangka dinosaurus yang besar-besar itu. Hemm.. keponakan-keponakan saya pasti suka. Mereka hapal nama dan jenis dinosaurus.

Masuk ke ruangan lain tentang bebatuan dan sejarah bumi. Ada layar besar yang berjalan mengelilingi globe. Setiap berhenti pada sebuah pulau atau lapisan bumi maka akan muncul film yang menayangkan sejarah geologi dan ekologi bagian tersebut. Menakjubkan. Rasanya iri deh, berkhayal kapan di negara kita mempunyai musium yang bagus sepert ini. Pasti anak-anak Indonesia banyak yang suka dan tambah pintar.

Di ruangan lainnya ada ruang kecil membentuk planetarium. Sofa-sofa membentuk lingkaran. Di atasnya ada layar terbentang. Film tentang penjelajahan tata surya dan galaksi diputar beberapa jam sekali. Layar kadang tampak begitu dekat menampilkan benda-benda langit dan kemudian menjauh sesuai dengan isi tema dalam film. Di sampingnya dipamerkan bentuk-bentuk fisik dari unsur kimia dalam tabel periodik. Mengasyikkan. Sungguh betah berlama-lama di sini.

Terakhir, kami melihat hewan-hewan yang diawetkan. Ada kura-kura, tupai, kelinci, dan hewan-hewan laut di dalam botol. Yang ini serupa dengan musium zologi di Bogor. Ada juga jenis-jenis serangga seperti yang ada di musium serangga, Taman Mini Indonesia Indah.

Keluar dari musium sains, kami kembali ke Postdamer Platz. Menunggu bis yang akan membawa kami ke hotel. Namun bis tertunda cukup lama. Akhirnya kami memutuskan berjalan kaki di tengah rintik hujan. Kami harus bersiap untuk menonton pertunjukan orkestra di Berlin Pilharmonie.

Rehat sebentar dan kami naik bis menuju Berlin Pilharmonie. Malam itu mereka akan mementaskan Missa Solemnis dari Beethoven. Sebagai choir adalah Bayerischer Rundfunk. Dan sebagai konduktor adalah Herbert Blomstedt.
Rasanya saya baru dengar karya-karya Beethoven yang ini.. hehehe. Tapi memang benar, suguhan yang mereka berikan sungguh keren.

Esok harinya kami bersiap menuju Tegel airport. Belanja apa di Tegel? Wkwkwkwk… Nggak belanja apa-apa. Eh, sebentar kayanya partner beli sesuatu yang bisa dipakai buat minum. Boleh dicuri nggak ya? :>

Sambil menunggu boarding kami mengistirahatkan tubuh di Starbuck. Saya mencicipi masakan timur tengah yang namanya kuskus. Wah, ini sebenarnya bukan pilihan saya. Awalnya saya kira itu pudding. Tapi tak apa deh, lucu juga mencobai menu masakan ini. Kuskus adalah nasi kecil-kecil yang dibumbui kenari dan biji matahari. Rasanya? Hehe, tiba-tiba saya kangen ketoprak, gado-gado, somay dan makanan Indonesia yang tiada duanya.

Ah, Indonesia tunggu ya kami segera datang 🙂

Cerita lebih lengkap ada di blog partner di sini.

Silabus TIK SD Jilid 2 KTSP 2012

Silabus dari buku Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Sekolah Dasar dari Penerbit Erlangga. Tahun terbit 2012.

Semester 1.

Standar Kompetensi:
1. Mengenal lingkungan belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kompetensi Dasar:
1.1 Mengenal lingkungan belajar yang ergonomis/sehat/nyaman

Indikator:
1.1.1 Mengenal lingkungan belajar yang sehat
1.1.2 Memperagakan posisi duduk dengan baik dan benar
1.1.3 Mendemonstrasikan cara menggunakan komputer dengan memperhatikan kesehatan

Karakter yang dikembangkan:
Peduli lingkungan, tanggung jawab, kerja sama

Standar Kompetensi:
2. Mengenal perangkat lunak menggambar

Kompetensi Dasar:
2.1 Mengidentifikasi perangkat lunak menggambar

Indikator:
2.1.1 Mendeskripsikan macam-macam perangkat lunak menggambar
2.1.2 Mengenal Paint sebagai program pengolah gambar
2.1.3 Menjelaskan pengertian menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah gambar
2.1.4 Menerangkan fungsi menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah gambar
2.1.5 Mengidentifikasi menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah gambar

Karakter yang dikembangkan:
rasa ingin tahu, mandiri, kreatif

Standar Kompetensi
3. Menggunakan perangkat lunak menggambar

Kompetensi Dasar
3.1 Mendemonstrasikan menu dan ikon yang terdapat pada perangkat lunak pengolah gambar

Indikator:
3.1.1 Mempraktikkan penggunaan menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah gambar

Karakter yang dikembangkan:
tanggung jawab, kreatif, peduli lingkungan

Semester 2

Standar Kompetensi:
4. Menggunakan perangkat lunak menggambar

Kompetensi Dasar:
4.1 Membuat gambar kreatif
4.2 Mengolah dokumen dengan variasi teks dan gambar
4.3 Menggabungkan berbagai program aplikasi

Indikator:
4.1.1 Membuat kelengkapan gambar
4.1.2 Mengombinasikan warna pada gambar
4.1.3 Mengolah dokumen dengan variasi teks dan gambar dengan menggunakan perangkat lunak pengolah gambar
4.1.4 Menjelaskan tentag rebus story
4.1.5 Menggabungkan dokumen dengan variasi teks dan gambar dengan menggunakan perangkat lunak Paint dan WordPad

Karakter yang dikembangkan:
kreatif, mandiri, kerja keras
kreatif, cinta tanah air, semangat kebangsaan

Silabus TIK SD Jilid 1 KTSP 2012

Berikut ini adalah silabus dari buku Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Sekolah Dasar dari Penerbit Erlangga. Tahun terbit 2012.

Semester 1.

Standar Kompetensi:
1. Memahami fungsi TIK

Kompetensi Dasar:
1.1 Mengenal TIK

Indikator:
1.1.1 Menjelaskan pengertian TIK
1.1.2 1mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan untuk TIK beserta fungsinya.

Karakter yang dikembangkan:
gemar membaca, rasa ingin tahu, kerja keras

Standar Kompetensi:
2. Memahami fungsi dan proses kerja berbagai peralatan TIK

Kompetensi Dasar:
2.1 Mengenal perangkat keras komputer
2.2 Menjelaskan peranan TIK dalam berbagai bidang
2.3 mendemonstrasikan fungsi dan proses kerja berbagai peralatan TIK

Indikator:
2.1.1 Mendeskripsikan macam-macam perangkat TIK beserta fungsinya
2.1.2 Mengidentifikasi fungsi komputer dalam kehidupan sehari-hari
2.1.3 Menjelaskan peranan TIK dalam berbagai bidang (pendidikan, keuangan, usaha)
2.1.4 Mendemonstrasikan cara mengaktifkan dan menonaktifkan komputer
2.1.5 Mendemonstrasikan cara menggunakan mouse
2.1.6 Mendemonstrasikan cara menggunakan keyboard

Karakter yang dikembangkan:
rasa ingin tahu, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, menghargai prestasi, mandiri

Semester 2

Standar Kompetensi:

3. Menggunakan program mewarnai

Kompetensi Dasar:
3.1 Menggunakan program pengolah gambar

Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi perangkat lunak pengolah gambar
3.1.2 Mendemonstrasikan penggunaan program untuk mewarnai
3.1.3 Menjelaskan pengertian menu dan ikon yang terdapat dalam program Paint
3.1.4 Menerangkan fungsi menu dan ikon yang terdapat dalam program Paint
3.1.5 Mengidentifikasi menu dan ikon yang terdapat dalam program Paint
3.1.6 Mendemontrasikan penggunaan beberapa ikon menggambar

Karakter yang dikembangkan:
kreatif, peduli lingkungan, disiplin, tanggung jawab, religius

Standar Kompetensi:
4. Menggunakan internet untuk mencari informasi

Kompetensi Dasar:
4.1 Menjelaskan kegunaan internet

Indikator:
4.1.1 Mengidentifikasi program untuk berselancar di internet
4.1.2 Menjelaskan cara mengunjungi web
4.1.3 Mendemonstrasikan cara mencari informasi

Karakter yang dikembangkan:
rasa ingin tahu, disiplin, toleransi

Bayreuth

Kota berikut yang kami kunjungi adalah Bayreuth. Kota kecil nan tenang di bagian Jerman. Di sini kami ditemani Dian, ibu dosen yang sedang menyelesaikan kuliahnya. Dian yang menjadi pemandu selama kami di sini.

Kami menginap di hotel Lohmühle. Hotel bergaya tradisional yang dilengkapi dengan perapian. Lucu juga. Jadi membayangkan seandainya musim dingin dan perapian itu dihidupkan.

Sore itu setelah merapikan diri kami langsung berjalan-jalan menuju rumah Wagner. Yup, satu-satunya alasan mengapa kami ke Bayreuth adalah karena partner pecinta sejati Wagner, si komponis terkenal dari Jerman. Wah, saya baru tahu tanggal lahir Wagner beda sehari dengan saya.. hehe, narsis dulu ah, bentar :>. Tapi kok bukan saya yang menggilai karya-karya dia ya?

Kami menyusuri jalan menuju rumah Wagner. Rumah dengan kebun belakang yang luas. Tanaman dengan bunga warna-warni. Cantik. Pohon-pohon besar yang rindang. Lebih menarik lagi jika ada banyak tupai yang belarian (maunya.. hehe).

Rumah Wagner ini diberi nama Wahnfried. Di tembok rumah itu tertulis “Di sini kesintinganku beroleh kedamaian, maka tempat ini kunamakan Wahnfried.”

Di belakang rumah terdapat dua makam, makam Wagner dan istrinya, Cosima Wagner. Kami kemudian berjalan memasuki taman entah apa namanya.

Melihat dan menikmati kota ini mengingatkan saya pada kampung halaman di Jawa Timur sana, Madiun. Kota mungil yang dihuni oleh kebanyakan para orang tua sementara anak mudanya memilih merantau. Mungkin seperti itulah Bayreuth. Perbedaannya, Bayreuth juga menjadi pilihan bagi mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan mereka. Jadi, kata Dian, selain orang tua, banyak juga mahasiswa asing bersekolah di sini.

Kami mampir di apartemen Dian. Menikmati nasi uduk dengan abon dan pangsit goreng serta tomat kecil yang manis. Apa namanya ya? Tomat cherry kah? Menyempatkan menumpang mencuci baju di sini. Dan kembali diantar Dian ke hotel sambil melewati rumah Wagner kembali.

Esok harinya setelah sarapan dan berkenalan dengan mbak Ivo, terima kasih buat telur mata sapinya mbak, kami melanjutkan kunjungan ke beberapa tempat lainnya.

Masih ditemani oleh Dian, kami melihat beberapa istana, mengunjungi toko buku (seperti biasa.. wkwkwk). Dan saya asyik memandangi bunga-bunga yang ada di tepi jalan. Sambil bertanya-tanya, kira-kira kalau saya tanam di Indonesia bakal tumbuh nggak ya bunga-bunga itu? :>


Terakhir mengunjungi gedung opera Wagner. Bayreuth Opernhaus adalah gedung opera yang khusus memainkan semua karya-karya Wagner. Konon, Wagner memilih Bayreuth karena tempat ini dulunya memiliki gedung opera yang besar. Namun kemudian Wagner membangun gedung operanya sendiri, tempat dimana ia menggelar operanya secara megah. Opera Wagner kemudian ditampilkan setiap tahun di gedung opera (Bayreuth Opernhaus) itu sampai sekarang.


Maka, Bayreuth akan menjadi kota yang ramai di bulan Juli, bulan di mana opera Wagner ditampilkan. Untuk mendapatkan tiket opera Wagner kabarnya kita perlu antre selama 7 tahun. Bayangkan.

Hai, tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor tupai merah yang imut. Ekor tebalnya melambai-lambai. Sayang saya terlalu bersemangat melihatnya, menyebabkan tupai yang cuma satu ekor itu langsung berlari memanjat pohon sampai tinggi. Curang. Duh..duh, menyesal bukan buatan kenapa baru hari ini ketemu tupai? Sedangkan kami sudah harus berburu bis lagi untuk menuju kota berikutnya.

Baiklah tupai imut yang bandel, hari ini kami tidak bisa bermain denganmu tapi siapa tahu kelak kita berjumpa lagi. Kami punya banyak stok kenari loh 🙂

Praha

Kereta api melaju membawa kami ke kota pecahan negara Chekoslowakia, Praha. Melewati stasiun Brno, partner mengatakan di kota itulah penulis The Unbearable Lightness of Being, Milan Kundera dilahirkan.

Kemudian tak lama kereta memasuki kota Praha. Dari buku panduan travelling kami sempat diingatkan bahwa taxi di kota Praha memasang tarif tinggi terutama bagi para turis. Benar saja. Pengemudi taxi menawarkan harga 800 kc. Kami tidak mau lebih dari 400 kc, sesuai harga yang disarankan di buku panduan. Deal. Kami pun naik ke dalam taxi menuju hotel Malastrana, tempat kami menginap. Kc atau CZK (Ceko atau Ceska) adalah kepanjangan dari Koruna, mata uang resmi negara Ceko. I Kc kira-kira sama dengan Rp. 500,-.

Praha adalah ibukota dari Republik Ceko. Republik Ceko sendiri adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang dibentuk setelah bubarnya negara Cekoslowakia. Konon dahulunya Ceko dan Slowakia adalah negara yang terpisah. Namun karena sebuah keterpaksaan, (ini ceritanya agak panjang. Walaupun sudah diceritakan oleh partner ingatan saya hanya merekam nggak sampai setengahnya) atau tepatnya untuk menghindari dijajah kembali oleh negara tetangga mereka, yaitu Jerman, Hungaria, dan Austria maka negara Ceko dan Slowakia bersatu. Selain itu mereka memiliki bangsa dan bahasa yang serupa. Dan ketika kemudian mereka berpisah, ceritanya jadi cukup menyedihkan, adalah karena negara Slowakia merasa miskin sementara negara Ceko tumbuh makmur dan menyumbang terus ke Slowakia. Kemudian Slowakia melakukan pemilu untuk memisahkan diri. Negara Ceko pun menerima keputusan pemisahan negara Slowakia.

Ceko memang tumbuh maju dibanding negara-negara yang pernah dijajah komunis. Kota terbesar di Republik Ceko ini adalah Praha yang sekaligus merupakan ibukota Republik Ceko. Praha telah berdiri sejak abad kesebelas sebagai ibukota Bohemia (Kerajaan). Walaupun disebut sebagai kota yang memiliki biaya hidup relatif rendah dibandingkan di kota-kota besar lainnya di Uni Eropa, jangan tertipu karena harga barang-barang di sana mahalnya mulai menyamai euro.

Nah, apa yang menarik di Praha? Praha dikenal sebagai kota paling cantik di Eropa. Ada kastil Praha, bahasa cekonya Pražský hrad merupakan komplek kastil terbesar di dunia. Bagi penyuka astronomi pasti tak ingin melewatkan astronomy clock. Ada juga jembatan Charles Bridge, jembatan yang dibangun sekitar tahun 1200. Jembatan ini bergaya gothik dan berdiri di atas sungai Vlatava.

Hari pertama kami lalui dengan menyusuri jalan-jalan di sepanjang jembatan Charles Bridge. Jembatan ini dibangun pada masa pemerintahan Charles II. Di atas jembatan deretan patung menghiasi tepi jembatan. Pada abad XX jembatan Charles Bridge ditutup untuk kendaraan dan hanya digunakan khusus untuk pejalan kaki.

Langit sore dipenuhi sapuan warna-warni oranye, merah, dan ungu. Semburat jingga memenuhi langit memantulkan bayangan indah pada sungai-sungai di bawahnya dan memancarkan nuansa gemerlap pada kastil-kastil dan bangunan kuno yang tampak di kejauhan. Ditemani para musisi jalanan di sepanjang charles bridge. Beraneka ragam musik yang mereka mainkan, dari country sampai klasik. Tak mau ketinggalan, para pedagang kagetan menggelar dagangan mereka, dari karya lukis sampai pernak-pernik hiasan.

Senja beranjak gelap. lampu-lampu kota benderang. Kastil-kastil Praha bercahaya. Kota Praha tampak indah dengan latar belakang kastil dan bangunan tua yang melingkupinya.

Hari kedua kami sempatkan mengunjungi kastil Praha, Musium Kafka dan Astronomy clock.

Kastil Praha
Kastil Praha terletak di atas bukit. Untuk sampai ke kastil Praha kami memilih naik tram. Tram berhenti tepat di depan sebrang kastil. Kami menyusuri jalan masuk ke dalam kastil. Taman luas dan hijau berbukit-bukit berada di kiri dan kanan jalan. Sampailah kami di pintu masuk menuju kompleks kastil. Di pintu gerbang tampak dua pos yang dijaga oleh pengawal. Menariknya banyak turis yang memilih berlama-lama berdiri di depan pos penjaga. Entah sekadar mengantre untuk berfoto atau memang karena mengagumi kegantengan si mas pengawal…hehe. Ketika kami ke sana kebetulan tak lama ada pergantian pasukan pengawal. Penggantian pasukan pengawal ini termasuk satu momen yang ditunggu-tunggu oleh para turis.

Kastil Praha sangat luas. Di sinilah dulu pernah tinggal raja-raja ceko. Sampai sekarang bahkan kepala pemerintahan Republik Ceko berdiam di dalam komplek kastil. Kastil Praha adalah kastil tertua dan terbesar di dunia. Dibangun pada abad ke 9 atau tepatnya 870 masehi oleh pangeran Borivoj. Bangunan-banguan di dalam kastil mewakili hampir semua gaya arsitektur milenium terakhir. Di dalam kompleks kastil ini selain berdiri bangunan-bangunan tua gereja dan istana raja juga dibangun musium-musium yang menyimpan seni dan sejarah Ceko.


Musium Kafka
Franz Kafka si penulis novel dan cerpen terbaik di abad ke 20. Kami mengunjungi musium ini karena partner saya adalah penyuka karya-karya Kafka. Saya sendiri belum pernah membaca bukunya. Namun yang menarik adalah ketika saya melihat surat-surat yang ia kirimkan ke ayahnya secara rutin. Saya teringat ketika dua tahun lalu kami mengunjungi musium Herriot si penulis If Only They Could Talk. Di sana juga diperlihatkan buku catatan harian Herriot yang ditulis tangan secara teratur. Membuat saya berpikir, apakah penulis-penulis hebat memang dilahirkan dengan kebiasaan menulis? Menulis apapun, surat, buku harian, catatan, dan sebagainya?

Kisah hidup Kafka cukup menyedihkan. Melihat-lihat isi musium Kafka membangkitkan minat saya untuk membaca salah satu karyanya sesampai kami di Indonesia.

Dari musium Kafka kami melanjutkan perjalanan menyusuri kota tua Praha. Berderet toko souvenir memamerkan cindera mata. Kami selalu tertarik dengan magnet dan gantungan kunci unik dari setiap negara. Tapi keinginan untuk berlama-lama di toko souvenir mampu diredam, karena untungnya kami berdua tak begitu doyan belanja. Sampailah kami di alun-alun kota. Sebuah menara tua tempat jam astronomi berada.

Astronomy Clock
Sesuai namanya maka jam astronomi menampilkan semua informasi seputar astronomi, seperti: posisi matahari, bulan, rasi bintang serta planet-planet. Jam astronomi ini dibuat pada tahun 1410 dan merupakan satu-satunya jam astronomi yang masih bekerja.

Pada waktu-waktu tertentu, lonceng jam akan berdentang keras. Boneka-boneka tradisional bergantian muncul dari kotak-kotak yang tertutup di bagian atas jam diiringi musik yang lembut. Para turis bertepuk tangan dan mereka sibuk merekam kegiatan itu dalam kamera atau telepon genggam.

Kami menikmati suasana kota dengan duduk-duduk di bangku dekat air mancur. Burung-burung riuh beterbangan mencari remah-remah roti dan biskuit yang sering dilemparkan oleh para turis.

Melanjutkan perjalanan kembali dengan melihat-lihat pasar tradisional, mampir ke toko buku, dan turun dengan menggunakan tram menuju bukit Petrin.

Bukit Petrin
Bukit Petrin akan menjadi salah satu tujuan para turis yang menyukai karya-karya Milan Kundera. Di bukit inilah Kundera menceritakan salah satu tokohnya yaitu, Tereza, bermimpi merasa Thomas (pacarnya) akan membunuhnya. Di atas bukit yang senyap sekelompok pria menembaki orang-orang yang sukarela melakukan bunuh diri dengan ditembak. Kisah di atas adalah bagian dari novel The Unbearable Lightness of Being.

Saya pernah membaca novel The Unbearable Lightness of Being, namun tak paham makna dari kisah yang tertera di dalam buku yang fenomenal itu. Di sana, di bukit Petrin di tengah hamparan rumput hijau dan di bawah pohon yang rindang kami menikmati keceriaan sore hari sambil sesekali bercakap tentang Thomas, Tereza, dan sisi-sisi kehidupan manusia. Sayang rintik hujan mulai turun. Kami bersegera turun. Saya sekali lagi memandang jauh ke kaki bukit Petrin membayangkan Tereza dan Thomas serta pergulatan yang senantiasa ada pada diri kita sebagai individu. Manis. Indah dan terkadang menggelisahkan.

Rintik hujan menderas dan kami berjalan cepat menuju hotel yang letaknya tak begitu jauh. Bersiap untuk petualangan esok hari menuju sebuah kota yang tak kalah menarik.

note:
Kisah lebih lengkap mengenai Praha dan perjalanan kami ada di blog partner di sini.

Wina, Kota Musik Klasik

Wina, kota kedua dalam kunjungan kami ke Eropa setelah sebelumnya Paris dan mampir dulu di London. Kami berangkat menggunakan pesawat domestik Iberia dari Perancis. Jarak tempuh Perancis ke Wina kurang lebih 2 jam. Hari itu tanggal 28 May, jam 17 waktu Paris. Kami sampai di Wina jam 18.55.

Wina atau dalam bahasa inggrisnya Vienna adalah ibukota dan satu dari 9 propinsi di Austria. Wina dikenal sebagai kota kelahiran banyak musisi ternama, di antaranya Johann Straus I, Schubert, dan lain-lain. Selain itu di kota ini pula Mozart dan Beethoven meniti karir musik mereka. Maka tak heran, jika Anda berjalan-jalan di daerah turis akan banyak officer yang menawarkan berbagai acara konser musik yang dapat Anda nikmati. Berbagai pilihan diberikan, dari konser musik kamar sampai opera besar. Harga tiketnya pun bervariasi. Menariknya lagi para officer ini beberapa mengenakan pakaian klasik abad pertengahan.

Hotel tempat kami menginap terletak tidak jauh dari sungai Danube, sungai terbesar yang salah satu anak sungainya membentuk sebuah pulau. Wow, terbayang betapa luas sungainya, bukan?

Transportasi di Wina adalah kereta bawah tanah, bus, dan tram. Stasiun kereta bawah tanah di kota ini mempunyai nama yang lucu di telinga kami, yaitu U-Bahn (Unter-Bahn) dengan simbol huruf U berwarna putih. Kami mencandainya dengan menyebut ‘cari uban atau cari putih’ untuk mencari lokasi stasiun kereta bawah tanah berada. Ada juga tram. Tram seperti perpaduan bus dan kereta api dengan jarak pendek-pendek. Tram ini mempunyai jalur seperti rel kereta api. Jika kereta api mempunyai roda yang besar maka tram memiliki roda yang kecil. Kami iseng ingin merasakan naik tram. Sempat nyasar sih sampai ke perhentian terakhir, tapi tram ini tidak berhenti lama. Kondektur memeriksa seluruh isi tram kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Kami dan sepasang turis lainnya termasuk yang melanjutkan perjalanan kembali dengan tram ini dengan alasan yang sama: tersasar. Walaupun menyasar tapi ini pengalaman yang seru dan mengasyikkan. Oh ya, konon katanya tram juga pernah ada di Jakarta, Bandung, Malang, dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Sayangnya, angkutan itu kemudian menghilang, entah kenapa. Padahal akan sangat menarik, unik, bahkan bisa menjadi transportasi yang lebih baik dari busway sekarang. Dan juga bisa menarik wisatawan karena keberadaannya yang tampak klasik.

Beberapa bangunan musium di Wina terletak di dalam komplek istana Hofburg, seperti: musium sejarah seni, musium sejarah alam, musium etnologi. Sayangnya musium sejarah alam yang ingin kami kunjungi pada saat itu sedang dipersiapkan untuk sebuah acara. Musium lainnya dibuka pada saat-saat tertentu yang saat itu pun tak dapat kami masuki. Ada satu musium yang saat itu sedang memamerkan lukisan, tapi kami tak memasukinya karena di Paris kami sudah mengunjungi musium Orsay, tempat karya pelukis berkumpul.
 
Bendera Wina terdiri dari dua layer dengan warna: merah, putih dengan posisi horisontal. Mirip dengan negara kita ya? Lambang negara ini adalah elang dengan sayap-sayapnya yang berjuntai rapi.

Mata uang Wina adalah Euro. Satu euro kira-kira sama dengan 12000 idr. Bentuk uang kertas di setiap negara Eropa adalah sama, yang berbeda adalah koin. Di Wina koinnya ada yang bergambar Mozart.

Kami menginap dua malam di Wina. Karena hari pertama di Wina sudah menjelang malam, dengan berjalan kaki kami melihat-lihat sungai Danube yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Udara di kota Wina saat itu berbeda dengan Paris yang sudah memasuki musim panas. Wina terasa lebih dingin dan di waktu siang tidak begitu terik dibanding Paris.

Beberapa tempat yang kami kunjungi di hari kedua adalah:
1. Stephansdom (Katedral St.Stephen), gereja bergaya gothik. Letak gereja ini di pusat kota Wina.
2. Gedung Opera Wina (Wiener Staatsoper), tempat orkestra besar dimainkan.

3. Istana Hofburg. Selain gedung-gedung musium, di dalam komplek istana kekaisaran ini terdapat kantor pemerintah. Ada juga bangunan sekolah menunggang spanyol yang ditandai dengan patung berkuda di depannya dan perpustakaan nasional Austria (Österreichische Nationalbibliothek/ONB) yang dirancang oleh Joseph Fischer von Erlach dan putranya Johann pada awal tahun 1700 (dari sini).




Malam harinya kami melihat konser musik kamar yang dipertunjukkan di gedung Schonbrunn. Sebelumnya kami telah memesan tiket melalui hotel. Musik klasik yang dipertunjukkan beragam dari tenang sampai dinamis dan riang. Selain memainkan karya waltz dari Johan Strauss I, ada juga Mozart dan karya komponis lainnya. Dengan paduan beberapa penyanyi dan iringan tari konser musik ini memang sengaja diperuntukkan untuk para turis. Terkadang diselingi dengan tingkah laku dan gaya lucu yang mengundang senyum para penonton. Dan di akhir penampilan mereka memainkan satu musik yang saya suka. Saya beberapa kali pernah menampilkan video musik ini dari youtube di wall facebook. Musik apa ayo? 😉

Sayang kami tak lama di kota yang cantik dan sarat dengan seni dan musik ini. Kelak jika Allah mengijinkan kami ingin kembali ke kota ini, insya Allah. Amin yra.

Kota berikut yang menjadi agenda perjalanan kami adalah Praha. Apa yang menarik di Praha? Saya susulkan nanti ya 🙂