Di sebuah tempat di bagian utara bumi, tepatnya di Perancis terdapat sebuah tempat bernama Panthéon. Bangunan berbentuk mirip rumah ibadah ini adalah tempat serupa musium. Di dalamnya terdapat patung, lukisan yang menggambarkan tentang perjuangan rakyat Perancis. Pada tembok bangunan tertera kutipan-kutipan dari para tokoh untuk mengenang mereka, salah satunya adalah penulis Exuperi dengan bukunya Pangeran Kecil – Le Petit Prince. Di bagian tengah dalam pintu masuk menggantung sebuah pendulum. Itulah pendulum Foucault yang terkenal, yang juga menjadi inspirasi bagi Umberto Eco di salah satu karya penulisannya.
Untuk apa dan demi tujuan apa pendulum itu ada? Dan mengapa diletakkan di Perancis? Bukan di Indonesia, misalnya?
Pendulum Foucault adalah eksperimen untuk membuktikan bahwa bumi berputar (tidak diam loh) atau Teori rotasi bumi. Eksperimen ini dikemukakan oleh Léon Foucault. Mengutip kalimat partner di sini:
“Pendulum logam keemasan itu menggantung dengan kawat tipis yang tak mudah tampak. Panjang kawat mencapai 67m. Kelembaman membuat bola ini bergerak secara tetap, tak terpengaruh putaran bumi. Namun karena bumi berputar, bola seolah bergerak berlawanan dengan arah putaran bumi. Maka pendulum Foucault menjadi bukti sederhana bahwa bumi memang berputar. Tapi tentu, di tahun 1851, saat Léon Foucault memasang pendulum itu, warga bumi sudah sadar bahwa bumi itu bulat dan berputar :).”
Bagi kita, pengamat di bumi, pendulum seolah berputar, sesungguhnya pendulum tidak ikut berputar. Pendulum mengayun ke arah tertentu secara tetap.
Penglihatan seolah pendulum berputar itu sama seperti halnya eksperimen ketika kita berada di dalam kereta yang berjalan, maka semua benda yang tampak di luar bergerak mundur. Ini adalah salah satu contoh bahwa kita melihat secara terbalik.
Sayangnya, eksperimen pendulum Foucault hanya bisa dibuktikan di bagian utara dan selatan bumi. Kita, yang tinggal di Indonesia, karena terletak di garis khatulistiwa, sulit membayangkan cara kerja pendulum. Tapi, kenapa? Kalau kata partner karena kita yang berada di wilayah khatulistiwa terletak tegak lurus di atas sumbu.
Ini adalah eksperimen yang dilakukan partner ketika menerangkan kepada saya mengenai cara kerja pendulum Foucault. Haha, maklum deh istrinya nggak mudeng soal beginian tapi selalu ingin tahu, maka ia harus siap meladeni dengan praktik-praktik yang sederhana ^_^ .
Jarum jam menunjukkan angka 23.30 ketika partner menggeser kursi berputarnya. Ia mengambil jam tangan. Ibaratkan jam tangan itu adalah pendulum yang bergerak searah dan kursi berputarnya adalah bumi. Ia menunjuk ke bagian tengah dudukan kursi, misalkan itu adalah bagian kutub. Kursi digerakkan berputar serta jarum jam mengayun searah. Maka, tampak bagi si pengamat, kita di bumi, seolah jarum jam ikut berputar. Sesungguhnya, jarum jam tetap bergerak searah dan kursi atau bumi itulah yang bergerak.
Wah, membingungkan? Iya sih, tapi mengasyikkan juga. Coba lihat video eksperimen pendulum Foucault di youtube sambil membayangkan bagaimana bumi berputar. Jangan ikutan berpusing-pusing ya.. 🙂