Haneda adalah bandara yang kami singgahi setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam dari Jakarta dengan Garuda Indonesia. Alhamdulillah kami tiba dengan selamat pada jam 08.00 di bandara Haneda, Tokyo yang cukup lengang dan nyaman. Imigrasi, pengambilan bagasi semua berjalan lancar. Ah, tidak, di sini sempat terjadi kekacauan sedikit yang disebabkan oleh kelalaian kami sendiri. Partner kehilangan telepon genggamnya. Saya sedikit panik sebaliknya partner tampak tenang. “.. ini negeri yang aman,” ujarnya sambil sibuk mengingat dimana terakhir kali ia meletakkan telepon genggam tersebut. Benar saja, tak lama seorang petugas wanita mendatangi kami dengan telepon genggam milik partner di tangannya. Arigatou gozaimashita mbak cantik :). Keren bener negeri matahari terbit ini ya?
Nah, istirahat dulu di bandara, karena kami pun baru bisa check in di hotel jam 3 sore. No need to rush :). Dengan wifi gratis kami mencari informasi menuju hotel. Sampai hotel kami menitipkan koper dahulu baru memutuskan untuk jalan-jalan sambil menunggu waktu check in tiba. Beruntung hotel tempat kami menginap dekat dengan Ginza. Jadi, kami akan cukup jalan-jalan melihat keramaian Ginza. Ginza dikenal sebagai pusat perbelanjaan di Tokyo yang memiliki berbagai toko serba ada, butik, restoran dan kafe. Untungnya, kami berdua bukanlah shopaholic. Kalaupun shopaholic ya biasanya di level bookstore dan di souvenir museum atau science dan technology (jadi, ya sedikit aman lah kalau jalan-jalannya di Ginza mah.. hehe). Selesai jalan-jalan balik ke hotel. Beres-beres dahulu Kemudian lanjut ke Hachiko yang terletak di Shibuya. Di sinilah terletak patung seekor anjing setia yang kisahnya melegenda.
Jalan di Ginza | Setiap kota memiliki logo bunga sendiri |
Gedung Seiko ini sudah berdiri sejak tahun 1881 loh | Museum sekaligus toko jam Seiko di Ginza |
Stasiun Hachiko | Patung Hachiko |
Hari kedua, ya inilah saatnya ikutan belajar dulu. Kami berangkat ke Setagaya untuk menghadiri APWCS 2016 Conference di Tokyo City University. Topik yang sedang digandrungi dalam konferensi ini ternyata berkisar pada 5G dan IoT. Nara sumber dan beberapa jurnal yang dipresentasikan oleh mahasiswa S2 dan S3 itu banyak membahas mengenai kedua tema di atas. Sementara partner juga membawa misi dari IEEE Indonesia dan bertemu dengan para profesor dan doktor dari beberapa delegasi negara lainnya.
Selanjutnya kembali ke hotel. Sebelumnya mampir sebentar di Meiji Shrine. Meiji Shrine adalah taman luas dan rumah ibadah yang besar untuk memperingati Teno (Kaisar) Meiji. Nggak masuk sih cukup di depan pintu masuknya dan menikmati es krim di kedai dekat pintu masuk diiringi suara jahil hewan-hewan reptil dan burung-burung yang ramai bersahutan. Wuih, serasa di hutan :).