“Ada langit, di atas sana, keseluruhannya berbintikkan bintang-bintang, dan kami biasa berbaring tertelentang sambil menatap ke atas kepada mereka, dan memperbincangkan tentang apakah mereka dibuat, atau sekedar ada. (Mark Twain, Huckleberry Finn)
Seperti juga manusia, bintang pun mengalami evolusi -lahir, berkembang dan mati. Nah, bagaimana bintang dilahirkan?
Bintang-bintang baru lahir setiap saat. Pada malam hari, coba arahkan pandangan kita ke langit. Apa yang terlihat? kegelapan yang sangat luas dan menakjubkan, ditaburi bintang-bintang yang bercahaya gemerlapan. Di antara bintang-bintang itu ada sebuah daerah yang sangat gelap, tempat di mana tak satupun bintang bersinar. Di sanalah tempat awan raksasa ruang angkasa berdiam, bukan awan yang ada di langit, seperti yang bisa dilihat kasat mata dari bumi atau ketika kita naik pesawat udara. Awan raksasa itu terbentuk dari partikel-patikel yang sangat kecil (bisa atom, molekul, dan lainnya dan tentu saja energi) yang mengambang di dalamnya. Partikel-partikel kecil itu bergerak-gerak, sebagian di antaranya berkumpul dan menyatu membentuk gumpalan materi yang sangat besar. Materi itu apa?
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Massa adalah sesuatu yang dipengaruhi gravitasi. Gravitasi adalah salah satu dari 4 energi dasar yang mempengaruhi massa. Singkatnya, materi, ruang, waktu, dan energi saling mendefiniskan.
Gumpalan-gumpalan besar itu berputar, menarik lebih banyak lagi partikel. Namun gumpalan yang berputar itu tidak semakin besar, justru sebaliknya mengerut semakin kecil. Penjelasan sederhananya seperti ini. Misalkan kamu menarik temanmu. Apa yang terjadi? Jarak kamu dan dia semakin pendek, atau semakin mengecil, bukan?
Bersamaan dengan semakin mengecil ukurannya, bola itu semakin panas dan semakin terang cahayanya. Kemudian meledak dan melontarkan lapisan luarnya yang terdiri dari gas-gas yang panas membara ke semua arah. Sisanya berubah menjadi sebuah bintang. Dan hei, bisa jadi itu matahari (matahari adalah sebuah bintang juga, bukan?).
Namun tidak ada yang abadi, pun bintang yang kita lihat. Di akhir kehidupannya, bintang itu akan meledak, yaitu ketika tidak ada lagi partikel-partikel kecil untuk digabungkan menjadi partikel-partikel besar. Bintang akan mengembang semakin besar dan besar, sampai mencapai ukuran yang tak seorangpun sanggup membayangkannya. Kemudian meledak serta melontarkan semua atom-atom besar yang telah dibentuk oleh bintang itu di dalam perutnya ke angkasa, menyisakan sebentuk awan baru yang sangat indah, penuh dengan warna-warni dan materi-materi baru. Awan-awan tersebut akan bercampur dengan awan-awan lain, dari bintang-bintang lain yang juga telah meledak. Setelah mendingin, semua gas dari awan-awan itu akan membentuk awan raksasa, yang kelak menjadi tempat lahirnya sebuah bintang baru.
Btw, tahukah kamu bahwa elemen-elemen yang membentuk tubuh kita adalah berasal dari bintang? Hmm, ingin tahu? Minggu depan ya.
Untuk blog Pipi mustinya ini, tapi dia lagi sombong. Saat ini lagi ingin nulis tentang tempat kelahiran dan habitatnya aja. Hmm, it seems she missed her hometown.
Sumber: Dari buku George’s Secret Key to the universe-Lucky & Stephen Hawking.
dokumentasi: gamespot.com
Ya benar. Bintang2 dalam hidupnya menjalani semacam reinkarnasi. Terlahir dari nebula, menjalani fase stabil dg membakar kandungan hidrogennya menjadi helium, sampai akhirnya heliumnya habis, meledak, entah sebagai red giant atau supernova (tergantung massa bintang tsb), melontarkan sebagian materinya di ruang angkasa, dan akhirnya materi itu menggumpal dan membentuk bintang baru lagi.
Eh, sorry. maksudnya “sampai hidrogennya habis” (bukannya helium yg habis)
Kematian bintang bisa juga jd lubang hitam kan?
@Nae: kata buku sih begitu.
Pingback: Belajar Tiada Henti » Blog Archive » Lubang Hitam