Belajar Tiada Henti

Praha

Kereta api melaju membawa kami ke kota pecahan negara Chekoslowakia, Praha. Melewati stasiun Brno, partner mengatakan di kota itulah penulis The Unbearable Lightness of Being, Milan Kundera dilahirkan.

Kemudian tak lama kereta memasuki kota Praha. Dari buku panduan travelling kami sempat diingatkan bahwa taxi di kota Praha memasang tarif tinggi terutama bagi para turis. Benar saja. Pengemudi taxi menawarkan harga 800 kc. Kami tidak mau lebih dari 400 kc, sesuai harga yang disarankan di buku panduan. Deal. Kami pun naik ke dalam taxi menuju hotel Malastrana, tempat kami menginap. Kc atau CZK (Ceko atau Ceska) adalah kepanjangan dari Koruna, mata uang resmi negara Ceko. I Kc kira-kira sama dengan Rp. 500,-.

Praha adalah ibukota dari Republik Ceko. Republik Ceko sendiri adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang dibentuk setelah bubarnya negara Cekoslowakia. Konon dahulunya Ceko dan Slowakia adalah negara yang terpisah. Namun karena sebuah keterpaksaan, (ini ceritanya agak panjang. Walaupun sudah diceritakan oleh partner ingatan saya hanya merekam nggak sampai setengahnya) atau tepatnya untuk menghindari dijajah kembali oleh negara tetangga mereka, yaitu Jerman, Hungaria, dan Austria maka negara Ceko dan Slowakia bersatu. Selain itu mereka memiliki bangsa dan bahasa yang serupa. Dan ketika kemudian mereka berpisah, ceritanya jadi cukup menyedihkan, adalah karena negara Slowakia merasa miskin sementara negara Ceko tumbuh makmur dan menyumbang terus ke Slowakia. Kemudian Slowakia melakukan pemilu untuk memisahkan diri. Negara Ceko pun menerima keputusan pemisahan negara Slowakia.

Ceko memang tumbuh maju dibanding negara-negara yang pernah dijajah komunis. Kota terbesar di Republik Ceko ini adalah Praha yang sekaligus merupakan ibukota Republik Ceko. Praha telah berdiri sejak abad kesebelas sebagai ibukota Bohemia (Kerajaan). Walaupun disebut sebagai kota yang memiliki biaya hidup relatif rendah dibandingkan di kota-kota besar lainnya di Uni Eropa, jangan tertipu karena harga barang-barang di sana mahalnya mulai menyamai euro.

Nah, apa yang menarik di Praha? Praha dikenal sebagai kota paling cantik di Eropa. Ada kastil Praha, bahasa cekonya Pražský hrad merupakan komplek kastil terbesar di dunia. Bagi penyuka astronomi pasti tak ingin melewatkan astronomy clock. Ada juga jembatan Charles Bridge, jembatan yang dibangun sekitar tahun 1200. Jembatan ini bergaya gothik dan berdiri di atas sungai Vlatava.

Hari pertama kami lalui dengan menyusuri jalan-jalan di sepanjang jembatan Charles Bridge. Jembatan ini dibangun pada masa pemerintahan Charles II. Di atas jembatan deretan patung menghiasi tepi jembatan. Pada abad XX jembatan Charles Bridge ditutup untuk kendaraan dan hanya digunakan khusus untuk pejalan kaki.

Langit sore dipenuhi sapuan warna-warni oranye, merah, dan ungu. Semburat jingga memenuhi langit memantulkan bayangan indah pada sungai-sungai di bawahnya dan memancarkan nuansa gemerlap pada kastil-kastil dan bangunan kuno yang tampak di kejauhan. Ditemani para musisi jalanan di sepanjang charles bridge. Beraneka ragam musik yang mereka mainkan, dari country sampai klasik. Tak mau ketinggalan, para pedagang kagetan menggelar dagangan mereka, dari karya lukis sampai pernak-pernik hiasan.

Senja beranjak gelap. lampu-lampu kota benderang. Kastil-kastil Praha bercahaya. Kota Praha tampak indah dengan latar belakang kastil dan bangunan tua yang melingkupinya.

Hari kedua kami sempatkan mengunjungi kastil Praha, Musium Kafka dan Astronomy clock.

Kastil Praha
Kastil Praha terletak di atas bukit. Untuk sampai ke kastil Praha kami memilih naik tram. Tram berhenti tepat di depan sebrang kastil. Kami menyusuri jalan masuk ke dalam kastil. Taman luas dan hijau berbukit-bukit berada di kiri dan kanan jalan. Sampailah kami di pintu masuk menuju kompleks kastil. Di pintu gerbang tampak dua pos yang dijaga oleh pengawal. Menariknya banyak turis yang memilih berlama-lama berdiri di depan pos penjaga. Entah sekadar mengantre untuk berfoto atau memang karena mengagumi kegantengan si mas pengawal…hehe. Ketika kami ke sana kebetulan tak lama ada pergantian pasukan pengawal. Penggantian pasukan pengawal ini termasuk satu momen yang ditunggu-tunggu oleh para turis.

Kastil Praha sangat luas. Di sinilah dulu pernah tinggal raja-raja ceko. Sampai sekarang bahkan kepala pemerintahan Republik Ceko berdiam di dalam komplek kastil. Kastil Praha adalah kastil tertua dan terbesar di dunia. Dibangun pada abad ke 9 atau tepatnya 870 masehi oleh pangeran Borivoj. Bangunan-banguan di dalam kastil mewakili hampir semua gaya arsitektur milenium terakhir. Di dalam kompleks kastil ini selain berdiri bangunan-bangunan tua gereja dan istana raja juga dibangun musium-musium yang menyimpan seni dan sejarah Ceko.


Musium Kafka
Franz Kafka si penulis novel dan cerpen terbaik di abad ke 20. Kami mengunjungi musium ini karena partner saya adalah penyuka karya-karya Kafka. Saya sendiri belum pernah membaca bukunya. Namun yang menarik adalah ketika saya melihat surat-surat yang ia kirimkan ke ayahnya secara rutin. Saya teringat ketika dua tahun lalu kami mengunjungi musium Herriot si penulis If Only They Could Talk. Di sana juga diperlihatkan buku catatan harian Herriot yang ditulis tangan secara teratur. Membuat saya berpikir, apakah penulis-penulis hebat memang dilahirkan dengan kebiasaan menulis? Menulis apapun, surat, buku harian, catatan, dan sebagainya?

Kisah hidup Kafka cukup menyedihkan. Melihat-lihat isi musium Kafka membangkitkan minat saya untuk membaca salah satu karyanya sesampai kami di Indonesia.

Dari musium Kafka kami melanjutkan perjalanan menyusuri kota tua Praha. Berderet toko souvenir memamerkan cindera mata. Kami selalu tertarik dengan magnet dan gantungan kunci unik dari setiap negara. Tapi keinginan untuk berlama-lama di toko souvenir mampu diredam, karena untungnya kami berdua tak begitu doyan belanja. Sampailah kami di alun-alun kota. Sebuah menara tua tempat jam astronomi berada.

Astronomy Clock
Sesuai namanya maka jam astronomi menampilkan semua informasi seputar astronomi, seperti: posisi matahari, bulan, rasi bintang serta planet-planet. Jam astronomi ini dibuat pada tahun 1410 dan merupakan satu-satunya jam astronomi yang masih bekerja.

Pada waktu-waktu tertentu, lonceng jam akan berdentang keras. Boneka-boneka tradisional bergantian muncul dari kotak-kotak yang tertutup di bagian atas jam diiringi musik yang lembut. Para turis bertepuk tangan dan mereka sibuk merekam kegiatan itu dalam kamera atau telepon genggam.

Kami menikmati suasana kota dengan duduk-duduk di bangku dekat air mancur. Burung-burung riuh beterbangan mencari remah-remah roti dan biskuit yang sering dilemparkan oleh para turis.

Melanjutkan perjalanan kembali dengan melihat-lihat pasar tradisional, mampir ke toko buku, dan turun dengan menggunakan tram menuju bukit Petrin.

Bukit Petrin
Bukit Petrin akan menjadi salah satu tujuan para turis yang menyukai karya-karya Milan Kundera. Di bukit inilah Kundera menceritakan salah satu tokohnya yaitu, Tereza, bermimpi merasa Thomas (pacarnya) akan membunuhnya. Di atas bukit yang senyap sekelompok pria menembaki orang-orang yang sukarela melakukan bunuh diri dengan ditembak. Kisah di atas adalah bagian dari novel The Unbearable Lightness of Being.

Saya pernah membaca novel The Unbearable Lightness of Being, namun tak paham makna dari kisah yang tertera di dalam buku yang fenomenal itu. Di sana, di bukit Petrin di tengah hamparan rumput hijau dan di bawah pohon yang rindang kami menikmati keceriaan sore hari sambil sesekali bercakap tentang Thomas, Tereza, dan sisi-sisi kehidupan manusia. Sayang rintik hujan mulai turun. Kami bersegera turun. Saya sekali lagi memandang jauh ke kaki bukit Petrin membayangkan Tereza dan Thomas serta pergulatan yang senantiasa ada pada diri kita sebagai individu. Manis. Indah dan terkadang menggelisahkan.

Rintik hujan menderas dan kami berjalan cepat menuju hotel yang letaknya tak begitu jauh. Bersiap untuk petualangan esok hari menuju sebuah kota yang tak kalah menarik.

note:
Kisah lebih lengkap mengenai Praha dan perjalanan kami ada di blog partner di sini.

3 Comments

  1. Selly

    two thumbs up for your writing and two more for your trip.. 🙂

    Reply
  2. Enggar (Post author)

    @Selly: Thanks 🙂

    Reply
  3. Lily

    Halo, sy berencana ke ceko, kira2 kalo boleh tau, berapa kisaran biaya yang dibutuhkan ya?
    Trima ksh 🙂

    Reply

Leave a Reply to EnggarCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.