Belajar Tiada Henti

Journey to London Part 1

Jadi, awal perjalanan kami bermula dari pemberian tiket gratis yang diberikan oleh maskapai penerbangan AirAsia. Tiket ini ditawarkan oleh Imam Brotoseno, seorang blogger kepada partner saya, Koen, yang juga suami saya. Partner mengiyakan tawaran tersebut. Dia boleh mengajak teman lainnya dengan syarat teman perjalanannya haruslah seorang blogger juga, yang telah lama nge-blog. Partner  kemudian mengajak saya. Syarat lainnya kami berdua harus menuliskan laporan perjalanan kami di blog. Maka mulailah kami merancang perjalanan ke UK. Untuk detailnya bisa dibaca di sini.

Untuk partner ini adalah kunjungan ketiga sekaligus pertama setelah lulus dari Coventry University 9 tahun yang lalu. Untuk saya sendiri ini adalah kunjungan kedua setelah kira-kira 14 tahun silam. Menakjubkan pada akhirnya kami dapat bersama-sama mengunjungi kembali negara ini.

Oya, sebelumnya perjalanan kami sempat tertunda dikarenakan meletusnya gunung Eyjafjallajokull. Semua penerbangan Eropa ditutup dan saat itu kami terdampar di Malaysia. Setelah beberapa hari kami memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan merancang ulang perjalanan.

So, here we are.

Setelah 13.5 jam di udara, melalui bandara LCCT, Malaysia, kami tiba di bandara Stanted, London dengan selamat. Sampai di sana kira-kira jam 11 malam. Udara dingin membekukan dan angin malam menyambut kedatangan kami. Berikutnya kami naik bis menuju terminal Victoria. Sungguh mengejutkan, kami diturunkan di tengah jalan. Memang tak jauh sih tapi dengan kondisi cuaca yang tak ramah seperti itu sungguh sangat tak nyaman. Kami meneruskan dengan berjalan kaki cepat-cepat, untuk menghilangkan rasa dingin yang semakin menusuk tulang. Sesampai di terminal, kami harus menunggu pagi tiba untuk naik bis yang akan membawa kami ke Cardiff.  Sisi terminal yang dibuka hanya satu, itu pun dengan pintu yang selalu terbuka. Rasa dingin semakin terasa. Kami menghilangkan dengan berbicara, berjalan atau kadang partner bernyanyi :). Mencoba duduk di bangku yang disediakan tapi permukaan kursi menyerap dingin dan mengalirkan ke tubuh kami. Beberapa orang lainnya tidur berselimutkan tas dan bawaan mereka, ada juga yang asyik bertelepon. Saya yang duduk kemudian memutuskan berdiri dan berjalan sebentar, sampai kemudian ada seseorang yang berteriak dalam bahasa yang berbeda, seperti Perancis atau Italia mungkin? Saya menengok tapi tak menyadari apa yang sedang terjadi sampai kemudian orang asing yang berteriak tadi mengarahkan dan menunjuk seorang laki-laki yang membawa tas. Saya terkejut dan menyadari bahwa itu adalah tas partner. Sebelum saya mampu berkata apa-apa partner menarik tas tersebut dan laki-laki itu berlalu pergi. Kami mengucapkan terima kasih pada pasangan yang memberitahu kami tadi dan dia kemudian mengingatkan agar kami berhati-hati dan tidak meninggalkan tas.  Lelah, kedinginan, dan rasa ngantuk membuat kesadaran kami menurun dan itu memang situasi yang menguntungkan buat para pencopet beraksi. Pelajaran nomor satu, waspada dan berhati-hati itu memang berlaku dimanapun kamu berada.

Pagi beranjak datang, ditandai oleh geliat orang-orang bekerja dan keramaian disekitarnya. Sinar matahari masih malu-malu menampakkan wajahnya dengan udara dingin yang masih tetap sama. Bis kami telah datang. Kami bersegera naik ke dalam dan bersyukur mendapatkan kehangatan di dalam.  perjalanan ditempuh dalam waktu 4 jam. Pemandangan disepanjang perjalanan sungguh indah, penuh dengan padang rumput hijau yang luas. Tampak dikejauhan padang rumput berwarna kuning keemasan. Kata partner itu tanaman canola, mengingatkan saya akan minyak canola. Seperti itukah tanamannya? Sungguh cantik. Sesekali terlihat ternak domba, sapi dan kuda asyik mengunyah sarapan pagi mereka. Rumah-rumah bata tersusun rapih dengan kebun kecil yang berisi beraneka pepohonan dan tumbuhan. Bunga berwarna-warni menambah keindahan semesta. Entah mengapa pemandangan yang disuguhkan di hadapan saya seperti sebuah lukisan, tampak khayali tapi nyata. Indah sangat. Sayang saya tak sepenuhnya menikmati keindahan itu, rasa ngantuk sungguh mendera. Saya tertidur walau kadang terbangun, memotret dan tertidur lagi. Tak seperti partner, saya paling tak bisa tidur di pesawat, selalu terbangun dan terjaga.

Akhirnya kami sampai di kota Cardiff, ibukota dari Cymru. Cardiff adalah sebuah kota pinggir laut di New South Wales, Inggris. Tentang kota ini bisa dibaca di sini. Lanjut nanti ya :).

http://kuncoro.com/2010/03/thirsk-or-bust/

1 Comment

  1. Dian

    akhirnya bisa juga. pakai firefox bermasalah, ini pakai internet explorer. indah ya, ditunggu lanjutan ceritanya, mbak 🙂

    Reply

Leave a Reply to DianCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.