Belajar Tiada Henti

Teori Evolusi

Beberapa hari yang lalu saya chatting dengan seorang teman. Entah kenapa, obrolan kami sampai kepada teori evolusi. Yang akan saya ceritakan di sini adalah hasil bincang-bincang saya dengan Beliau. Dan jika ada komentar baik berupa pertanyaan atau perdebatan saya tidak akan menjawab. Mohon maklum karena saya tidak memahami sains. Alasan saya menuliskannya di sini adalah sebagai pengingat. Mungkin saja, suatu hari murid saya bertanya, kan? Sebelumnya, terima kasih atas kesediaan mas Dhani mengijinkan saya mempublish obrolan kita.

Graifhan: aku kira pemahaman ttg evolusi itu yg mesti diluruskan.

  • evolusi tidak identik dg Darwin
  • evolusi tidak mengajarkan kalau manusia berasal dari kera
  • evolusi itu bukan hasil utak-atik-gathuk para ilmuwan, tapi lahir lewat metodologi ilmiah
  • teori evolusi yg sekarang sudah beda dg teori evolusi di ‘the origin of species’
  • dan topik tersulitnya: evolusi tidak bertentangan dg agama

me: Aku tanya kakakku yang kebetulan guru biologi. Aku tanya bagaimana ketika dia mengajarkan biologi? Dia bilang sekarang guru memberikan ada berbagai pendapat yang berkaitan dengan teori evo ini. Masing-masing diliat dari sudut pandang yang berbeda.

Graifhan: ya, seharusnya memang demikian. sains itu mengajarkan orang berpikir dg logika ilmiah. kalau memang teori evolusi itu salah, ya biarkan para siswa mengetahui argumen ilmiahnya bukan hanya mengatakan ‘teori evolusi tidak sesuai dg Qur’an, dan pasti salah’.

me: sebenarnya missing link itu sudah ditemukan atau memang tidak ada sih? Aku ingat cerita jerapah dr teori darwin. Dan ada beberapa artikel atau jurnal yang menjelaskan bahwa dasar teori darwin itu memang terbukti. Ya, semisal makhluk hidup yang beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Jika saalh satu anggota badan tidak berkembang dengan baik atau tidak digunakan maka akan mengalami perubahan bentuk dan ya seperti itulah. benar tidak sih?

Graifhan
: pada dasarnya benar. di Cosmos -nya Carl Sagan (udah baca belum?) ada cerita jenis kepiting di jepang yg cangkangnya kalo dilihat mirip seperti wajah manusia. Lantas ada mitos setempat yg melarang para nelayan utk menangkap kepiting jenis ini krn dipercaya merupakan penjelmaan orang suci mereka akibatnya kepiting uyg bentuk cangkangnya lebih mirip wajah manusia, punya kecenderungan untuk survive ketimbang kepiting yg cangkangnya biasa2 saja lama kelamaan, kepiting yg tersisa cangkangnya makin mirip wajah manusia. ini kan juga evolusi. seleksi alam. makin mirip cangkang kepiting itu dg wajah manusia peluangnya utk survive makin besar. ya, memang tidak ada missing link. yg ada adalah perubahan gradual yg sangat halus jadi memang tidak kelihatan

me: Lantas bagian yang tersulit nih. Apakah keberadaan manusia juga hasil dari evolusi itu?

Graifhan: teoretis iya. tapi bukan seperti yg dikira banyak orang, dari kera lantas perlahan2 berubah jadi manusia

me: Jadi dari apa? dan bagaimana?

Graifhan: anggaplah satu pohon evolusi. manusia dan kera itu adalah ranting dari cabang yang sama. dulu pak Rovicky jg pernah nerangin. bisa mulai dari sini: http://rovicky.wordpress.com/2008/01/31/evolusi-dari-teori-evolusi/

me: Ok. Satu ranting itu arrtinya sejajar. Induknya?

Graifhan: bisa jadi salahsatu spesies yg pernah hidup di masa lampau. ini seperti main puzzle saja. Kita punya gambaran spesies yg pernah hidup dulu dan sekarang. kita juga tahu struktur genetis dari mahluk hidup sekarang. kita tahu bahwa ada kemiripan struktur genetis antara manusia dan kera besar. nah, dari sana kita bisa menyusun gambaran. tentu saja ini masih gambaran kasar. Mekanisme evolusi bukannya spesiasi, mekanisme evolusi bukanlah munculnya spesies-spesies baru. Setelah melalui beberapa (kombinasi dan variasi) mekanisme, serta melalui waktu yang cukup lama barulah nantinya akan muncul spesiasi. Tapi masalahnya, baimana rumus spesiasi ini masih belum ada yg tahu. Pada intinya, kemunculan spesies baru itu adalah proiduk_akhir dari berbagai mekanisme evolusi.

me: induknya adalah spesies yang pernah hidup di masa lampau. Jadi si induk ini merupakan cikal bakal tumbuhnya berbagai macam ranting, begitu? Di gambarnya p rovicky kan berupa ranting2 tuh. Jadi anggaplah semua ranting tumbuh bersama tanpa ada akar utamanya (di gambar seperti itu kan?). Artinya, sampai saat ini kita belum tahu di spesies induk itu? Atau bagiamna ya?

Graifhan: sangat mungkin spesies induk itu adalah mikroba. mikroba itu muncul dari ‘sup organik’ pasca terciptanya Bumi. hmm, kayaknya Kosmos Carl Sagan sempat cerita banyak deh. coba baca aja bukunya. dan kalo sempat, coba pinjam buku2 Dawkins. Pada intinya: banyak orang yg mengira evolusi itu cuma mutasi + seleksi alam padahal ada banyak mekanisme lain termasuk kombinasi dan variasinya

me: OĆ½a aku ingat soal cerita si sup itu. Ada di buku sains ku waktu SD.

Sayangnya, obrolan berhenti sampai di situ. Karena sudah larut malam dan saya belum shalat :). Tapi, obrolan tadi mengingatkan kenangan di waktu kecil. Ketika begitu banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Dan ketika saya duduk di SMA pertanyaan itu bertambah banyak ketika guru biologi menerangkan teori darwin. Ketika itu saya memberanikan diri untuk mempertanyakan ada di posisi mana agama dan sains? Kenapa begitu berbeda? Saya ingat, ketika itu guru saya menjawab, pisahkan dahulu sains dengan agama. Dan sampai saat ini ilmuwan kita masih mencari tahu. Karena ada suatu rantai yang terputus di sini. Ya, sampai di situ saja pergumulan saya dengan sains. Saya tidak berani memikirkankannya lebih jauh. Karena tiba-tiba ada rasa takut dan kegelisahan yang cukup mengganggu.

Walaupun terlihat telat, tak apalah. Tak ada yang terlambat untuk kata belajar, bukan?

Mas Dhani, terima kasih banyak ya. O’ya, saya sedang membaca cosmos lho. Karena diiming-imingi kemiripan dengan bahasa Andrea Hirata itu, hehehe.

14 Comments

  1. Zulfikar Hakim

    saya malah ga ngerti bertentangan dengan agamanya di mana…….
    mba enggar, cosmos teh novel?

    Reply
  2. Enggar (Post author)

    Tulisan dibawah itu kan cerita tentang pertanyaan batin seorang anak kecil di tahun 80 an :). Jadi memang bukan pernyataan pun kesimpulan dari cerita di atas. Cosmos bukan novel, fikar. Penulis nya carl sagan.

    Reply
  3. Edi Psw

    Nggak yakin kalau manusia dengan kera itu spesiesnya sama.

    Reply
  4. Joko Sutrisno

    Kalau membahas berbagai teori yang kontoversial, pikiran kita harus benar-benar terbuka, dan yakin bahwa manusia dan tuhan bisa jadi memiliki “bahasa” yang berbeda, sehingga apa yang dikatakan sebagai “A” oleh Tuhan belum tentu “A” yang dipahami manusia. Supaya kita tidak terjebak pada kesimpulan yg salah. Gitu kali ya Bu?

    Reply
  5. Dian Risky

    Saya setuju sama yang di bilang Mas Joko Sutrisno…
    mungkin halusnya: bahasa manusia ga bisa disamain sama bahasa Tuhan šŸ™‚

    Reply
  6. Enggar (Post author)

    Pak Joko:
    Setuju, Pak. That’s a wise words, sir šŸ™‚

    Reply
  7. junction

    “Saya tidak berani memikirkankannya lebih jauh. Karena tiba-tiba ada rasa takut dan kegelisahan yang cukup mengganggu.”

    Maksud perkataan mbak Enggar diatas itu apa ya ?

    Reply
  8. Enggar (Post author)

    Apa ya? Sekali lagi itu perasaan takut kanak-kanak. Jadi, nggak perlu dibahas lagi deh :).

    Reply
  9. Teguh

    Apakah saat ini teori evolusi Darwin masih ada pada kurikulum resmi Diknas?
    Kalau masih diajarkan resmi-Apakah pak mentrinya tau?
    Teori evolusi itu keliru, ini berakar dari paham ateis. Tidak mempercayai keberadaan Sang Pencipta, yang dimanfaatkan oleh kaum evolusionis untuk menyesatkan manusia…

    Reply
  10. dhani

    @Teguh: Ah, itu kan katanya Harun Yahya. Come on, baca sumber2 lain tentang evolusi. Jangan hanya membaca Harun Yahya saja.

    Oh ya. Teori evolusi sekarang sudah tidak identik lagi dengan teori Darwin. Darwin itu sudah masa lalu.

    Reply
  11. Alera

    ada begitu banyak jawaban terhadap karya-karya harun yahya yang paling menggelisahkan para ilmuwan berbasis evolusi. sebagai contoh para ilmuwan yang juga tergabung pada organisasi mason di eropa (maaf, nama tidak bisa saya berikan). beberapa diantara nya menjwab tantangan pada perjalanan bagaimana mata berevolusi, tentang bagaimana merak mendapatkan warna ekor yang sedemikian menawan. sebuah pembelaan yang menjadi pencerahan oleh para penganut evolusi.

    Namun jika kita mau mempelajari,dan melihat tanpa prasangka. berdasar bukti fosil yang ada, dari zaman kambria hingga zaman modern kini. menunjukkan bahwa spesies zaman dahulu tak ada bedanya dengan spesies jaman baru saat ini. seolah menandakan bahwa tak satupun spesies berasal dari spesies lain yang ada sebelumnya yang telah (konon) mengalami evolusi selama jutaan tahun .

    yang lebih mengejutkan, sering komentar komentar di media menunjukkan betapa briliannya darwin sehingga menuliskan buku origin of species yang menjadi dasar begitu banyak disiplin ilmu di dunia ini. namun kenyataannya bahwasanya dasar teori evolusi serupa dengan dasar keyakinan mesir kuno. bahwasanya makhluk hidup bermula dari lautan/kolam lumpur organik dari sel sederhana.

    teori ini dipakai oleh fir’aun dan para pendeta-nya. yang melahirkan kesombongan bahwa fir’aunlah puncak tertinggi dari evolusi, dengan kata lain yang paling kuat, yang paling mulia.
    teori ini berkembang pula di jepang kuno, sehingga melahirkan keyakinan bahwa raja mereka berada di puncak evolusi, yang alih-alih dinobatkan sebagai (perwujudan) dewa yang wajib di sembah.
    bagaimana dengan india (dengan corak ajaran yang disesuaikan dengan kultur budaya setempat)? bagaimana dengan mesopotamia?

    pelajari fakta di luar, ini hanyalah pancingan bagi anda untuk mlihat di luar.
    jika menurut anda saya salah, tolong TUNJUKKAN BUKTI ! bahwa saya salah, bukan sekedar testimonial dari seseorang.

    Reply
  12. edmund

    evolusi mungkin saja ada didunia ini, tapi saya yakin itu hanya terjadi pada ‘HEWAN’…bukan pada manusia.

    Reply
  13. taufiq

    Cerita tentang Cosmos dan lainnya memang tiada habisnya.
    Apalagi jika dikaitkan dengan agama atau sains.
    tapi, teori evolusi ini harus ditanggapi dari beberapa sisi dan kesemuanya itu menandakan betapa kuasanya Allah SWT.

    Reply
  14. braaaaains

    @edmund: manusia itu juga hewan

    Reply

Leave a Reply to Joko SutrisnoCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.